45 : When i see you, again

732 67 2
                                    

BAB 45

Matanya memindai barang barang yang ada di dalam sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya memindai barang barang yang ada di dalam sana.

"Raket yang biasa udah di turunin kan Mas Den?" Tanya Rian sambil berdiri di depan bagasi mobil yang terparkie di depan lobby pelatnas

Matanya memindai barang barang yang ada di dalam sana.

"Udah beres Jom, udah di lapangan semua, gak ada yang ketinggalan."

"Oke mas Den, makasih ya."

Rian itu teliti, Mas Den tau betul, jadi kalau nggak terjun langsung buat ngecek, biasanya Rian nanya Mas Den.

Rian mengambil tas peralatan latihan nya dari Tangan Deni atau yang biasa di panggil Mas Den, Asisten para atlet yang sudah dia anggap seperti sahabatnya sendiri.

Pemuda berkaos putih itu melangkahkan kakinya perlahan sambil menungu teman teman nya yang ada di belakang.
Tubuhnya sedikit terhuyung saat seseorang menabrak nya dari belakang.

"Acieee, mas Jom, biasa aja kali mukanya mentang mentang mau ketemu doi jadi grogi hahahaha."

Rian berdecak sambil menatap malas Gel.
"Apaansih Gel."

"Apaansih Geeel." Ucapnya dengan nada meledek meniru perkataan Rian.

Ngomong ngomong soal Anya, Rian sudah tau sejak lama kalau Anya masuk klub nya, kevin yang cerita kepadanya kalau Anya minta rekomendasi Klub bulutangkis di jakarta, dan kevin nawarin Anya buat masuk Klub nya Rian.

Sebenarnya ini adalah skenario Kevin, supaya Rian bisa deket lagi sama Anya.
Gak tau kenapa, kevin tuh pengen nya Rian sama Anya jadian, Greget dia tuh.
Tapi ya balik lagi ke pribadi masing masing.
Tapi kevin mah yakin seyakin yakin nya.

Rian di ledekin abis abisan sama si Kevin.
Dikatain CLBK lah, ini lah itulah, tau sendiri kan kalo si tangan petir udah ngelerekin orang kayak apaan tau.
Terlebih pas Jorji nitip Sesuatu buat si Anya lewat Rian.
Kan bisa nitip ke temen nya yang lain ya, apri kek, gel kek. Kenapa mesti dia.

Dan dia baru sadar kalo dia harus ngasih barang jorji yang di titipkan pada nya untuk Anya.

Berarti Rian mesti ketemu Anya dong skarang?

Dia menghela napasnya.
Kenapa jadi deg deg an gini.

"Dih bengong, awas nabrak tembok jom."

Rian tesentak, menoleh ke samping mendapati Apri yang berjalan mendahuluinya.

"Dih siapa yang bengong." Gumam Rian.

Rian menyipitkan matanya, melihat orang yang tidak asing berjalan di lorong sebrang sana, 10 meter dari tempatnya.

Anya melangkahkan kakinya bersama dia orang teman nya.

Ini Rian harus panggil apa gimana?
Apa samperin aja ga usah panggil?

The way I love You [Rian Ardianto] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang