16 : Penasaran

923 78 2
                                    

BAB 16



Rian menjadi tertarik saat Niken berkata jika gadis itu mengenal Anya, mungkin rasa penasaran Rian dengan gadis itu dapat terjawab terutama atas apa yang menyebabkan sikap dingin gadis itu.

"Nik, boleh ngomong bentar?"

"Boleh, apa sih yg enggak buat mas Jom."
Balas niken sambil senyum senyum.

"Pinjem niken nya bentar ya ting."

Anthony mengangguk.

"Wagelaseh adek gue otaknya geser kayaknya gara gara kecopetan tadi." Kata Anthony seraya melihat sepasang insan itu melangkah menjauh.

Angin sore pada Rooftop gedung berlantai 23 itu membuat Rambut dan bajunya berterbabgan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin sore pada Rooftop gedung berlantai 23 itu membuat Rambut dan bajunya berterbabgan.

Menghirup napas dalam dalam kemudian mengembuskan nya.

Dari atas sini, semua benda yang menapak pada bumi terlihat seperti mainan. Mata nya disibukan Mengamati kendaraan, orang berlalu lalang dengan kesibukan masing masing, setiap individu yang mempunyai cerita yang berbeda beda. Salah satu, bahkan mungkin sekian banyak di antara mereka sedang di hadapkan dengan masalah besar dan sedang berusaha mencari jalan keluar nya. Beberapa bulan lalu, Anya berusaha mengakhiri masalahnya dengan mencoba bunuh diri.
Dan ternyata di bumi yang sudah sangat tua dan semakin aneh ini, masih ada orang yang peduli tanpa memikirkan resiko apapun,
Pemuda itu menolongnya, menyelamatkan hidupnya. Sebuah pertanyaan terlintas dipikiran nya, Kapan ia bisa bertemu pemuda langka seperti Rian.

Dia mengingat sesuatu, tangan nya merogoh saku jaketnya. Seharusnya benda itu masih ada.

Sebuah kartu nama yang di berikan Rian.

"Muhamad Rian Ardianto." Ucap gadis itu seraya membaca secarik kertas kecil di tangan nya.

Terlintas kembali di benak nya omongan pemuda itu.

"Siapa tau lo mau main ke pelatnas, lo tinggal tunjukin kartu nama gue."

Tapi masa iya gak ada angin gak ada apa tiba tiba dia kesana.

Tapi masa iya gak ada angin gak ada apa tiba tiba dia kesana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jadi lo kenal sama Anya?"

Niken mengangguk. "Ya tapi cuma sebatas tau nama doang sih."

"Dia gimana orangnya?"

"Tuh cewek sering bikin sensasi di kampus, entah bolos lah, ribut sama orang lah, kabur pas lagi di hukum. Bisa di pastiin seminggu sekali dia masuk Ruang BK."

Rian menatap langit langit kamarnya. Dia memkirikan perkataan Niken tadi.

"Kalo orang tua nya?"

"Sepengetahuan gue sih, Ayahnya udah meninggal dan ibunya seorang workaholic, tinggal di luar negri bareng kakak perempuan nya si Anya."

Setelah mendengar cerita Niken, Rian mendapat kesimpulan bahwa gadis itu kekurangan kasih sayang orang tua, memendam semua masalahnya sampai tak terbendung lagi dan akhirnya mencoba bunuh diri.

Otak Rian menayangkan kembali pertemuan pertemuan nya dengan gadis itu. Pertama, Rian tak sengaja menabrak perempuan itu saat dia di kejar fans, yang kedua saat Anya tidur di cafe, mengingat tingkah Gadis itu membuat Rian melengkungkan senyumnya. Yang ketiga ketika Anya mencoba mengakhiri hidupnya dan Rian mencegahnya, ke empat, saat konfrensi pers dan berujung mengantarkan gadis itu pulang ke rumah yang terakhir saat Rian tidak sengaja bertemu Anya dan berakhir mampir ke rumah gadis itu.

Oh iya Rian ingat saat itu dia memberikan kartu nama nya pada Anya dan menawarkan gadis itu untuk main ke pelatnas.
Tapi apa kartu nama nya masih di simpan oleh Anya?

"Jom, menurut lo gue mesti bales chat nya Alen ga?" Tanya Kevin meminta pendapat mengenai gadis yang mendekatinya akhir akhir ini.

Kevin yang merasa kesal di abaikan membuat dia berdecak dan melempar bantal ke arah Rian sehingga membuat pemuda itu tersentak.

"Apasih." Rian menatap sebal Kevin.

"Bengong aja lo, kesambet baru tau rasa."

"Ih amit amit."

.....

Anya menautkan alisnya saat melihat benda asing di meja ruang tamu. Kemudian mengambilnya dan mengamati benda itu.

Sebuah jam tangan rolex berwarna coklat.
Seingat Anya dia tidak pernah membeli jam tangan seperti itu.

"Nenek? Mana mungkin." Gumam nya.

"Ann, tolong nenek, ambilin gunting di laci."
Teriak nenek dari arah belakang rumah nya.

Mendengar itu Anya membuka laci bawah meja dan mengambil benda itu kemudian menghampiri neneknya, tak lupa membawa jam tangan itu untuk menanyakan siapa pemiliknya.

Sampai di pekarangan belakang, matanya di suguhkan dengan berbagai macam bunga dengan berbagai warna.

Nenek mengambil gunting yang ada di tangan Anya. Dan mengguntik salah satu tangkai bunga tulip itu

"Wah Bunga yang ini udah mekar ya nek, padahal pas kemarin masih kuncup, jadi bagus."

"Iya, kan di rawat An."

Anya hampir saja melupakan sesuatu.

"Ini punya nenek bukan?" Anya memperlihatkan jam tangan itu pada neneknya.

Nenek menggeleng. "Bukan, mana pernah nenek pake jam tangan model gitu, lagian itu jam tangan yang di meja kan? Nenek pikir punya kamu."

Anya semakin bingung
"Trus punya siapa dong?"

Nenek menggedikan bahunya. "Kalo nenek mau beli jam tangan juga yg motifnya bunga bunga, biar kaya sharini, banyak bunga bungaa."Ucap nenek sambil menirukan nada bicara artis nyentrik itu.

Anya mengenduskan tawanya,
"Nenek mah ada ada aja."

Benar juga, model jam tangan ini bukan untuk perempuan, tapi laki laki. Setelah mengamati lamat lamat, Anya merasa tidak asing dengan Jam tangan itu.

Dia pernah melihat, tapi dia lupa di mana.

Ah ia ingat, Saat mengobati siku Rian beberapa bulan yg lalu Anya melihat jam itu melekat pada pergelangan tangan Rian, dan karena tangan Rian luka maka benda itu di lepas.

Gak salah lagi, jam tangan itu milik Rian.

Anya mesti ke pelatnas untuk balikin jam tangan itu.

Oh iya sebagai permintaan terimakasih karena rian menolong nya waktu itu mungkin Anya harus membawa sesuatu, makanan misalnya.

Oh iya sebagai permintaan terimakasih karena rian menolong nya waktu itu mungkin Anya harus membawa sesuatu, makanan misalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

The way I love You [Rian Ardianto] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang