40 : cemburu?

854 76 6
                                    

BAB 40

"Kaka gue temen nya dia waktu SMA,Rian pernah cerita, trus katanya sampe sekarang dia masih suka sama kaka gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kaka gue temen nya dia waktu SMA,
Rian pernah cerita, trus katanya sampe sekarang dia masih suka sama kaka gue."

"WHATT?!"

"Stt, brisik."

"Terus mereka gimana? Pacaran?"
"Trus lo gimana?"

"Gak tau."

"Lo mesti move on nya!"

Tapi kenapa Niken yakin kalau Rian menyukai Anya?
Rian selalu menunjukan bahwa pemuda itu punya perasaan lebih kepada Anya.
Tapi saat Niken tahu bahwa Rian mencintai orang lain dan membuat sahabatnya patah hati, duh rasanya pengen marah. Dasar Rian brengsek.
Baperin anak orang aja bisa nya.

Kalau udh sayang, move on ngga semudah kembalikan telapak tangan.

"Udah ah pusing, gue mau pulang dulu deh."

"Yaudah, hati hati, jangan bunuh diri gara gara patah hati." ledekan Niken membuat anya berdecak.

"Ya enggak lah."

Saat berjalan keparkiran kampus, Niken melihat mobil Rian berjalan kearahnya

"Niken."

Niken merenyitkan dahinya.
"Mas jom."
Rasanya pengen niken cincang pemuda di hadapan nya ini.

"Ngapain disini?" Ekspresi Niken menunjukan ketidaksukaan pada Rian.

"Gue nyariin Anya, lo tau gak dia di mana?" Tanya pemuda berpakaian cassual itu.

Mata Niken menyipit, Untuk apa dia memberitahu Rian tentang keberadaan Anya, cukup sudah Rian membuat sahabatnya itu sakit hati. Dia gak bakalan membiarkan Rian bertemu dengan Anya untuk saat ini.

Niken menggeleng.

"Keluar kota sama neneknya." Kata Niken asal.

"Keluar kota? Kemana?"

Niken menaik turunkan bahunya.
"Enggak tau gue." Katanya Acuh,
"Udah ya gue ada kelas nih."
Kemudian Niken berjalan kedalam kampus dan meninggalkann Rian sendirian.

Rian menatap bingung gadis itu, kemana Niken jadi jutek begitu.

Jalanan selebar 20 meter dengan dua jalur arus kendaraan, di penuhi pepohonan rindang yang sangat asri.
Kevin memelankan kendaraan roda empatnya saat melihat punggung seorang gadis berada dua lima meter di depan nya.

Tin tinn.

Anya menoleh kan kepalanya.

Kevin membuka kacamobilnya.

"Anya, mau kemana?"

"Eh kevin, gue mau pulang."

"Bareng gue yuk, gue anterin."

"Gue bawa motor."

"Ih sombong banget sih, udah motor lo tinggal aja, ntar gue nyuruh orang buat nganter ke rumah lo."

Anya menghela napasnya, menatap kevin maklum.

"Iya iya ayo."

Kevin nyengir.
"Nah gitu dongg."

"Makan siang dulu yuk, laper nih gue."

"Boleh boleh."

Sevanya mengedarkan pandangan nya ke penjuru cafe.

"Kenapa, bagus ya cafe nya?"

"Iya bagus banget."

"Jadi lo sekarang sibuk kuliah?"

"Iya, fokus kuliah aja sih."

Rian mengamati lamat lamat layar ponselnya yang menunjukan instastory kevin, di sana dia mengunggah foto gadis yang sedang duduk di hadapan nya tapi tidak menunjukan wajahnya.
Gadis itu di kuncir satu dan ada gelang warna hitam di tangan nya,
Rian menautkan alisnya. Dia familiar dengan gaya gadis itu.

Sania di buat bingung dengan ekspresi Rian.

"Kenapa?"

"Enggak, gak papa."

"Jangan main hp terus. Makan, nanti keburu dingin."

Rian mengangguk.
Pikiran nya masih sibuk memikirkan siapa gadis  yang di foto Kevin.

"Eh, aku mesti balik nih, ada meeting."

"Oh, yaudah aku anter."

"Gak usah aku naik taxi aja, ntar kamu bulak balik."

Rian mengangguk.
Dia mengantar Sania ke depan lobby pelatnas PBSI.

"Dahh."

Rian langsung masuk ke kamarnya.

Tak lama pintu kamarnya terbuka, mendapati kevin muncul dari balik pintu.

"Dari mana lo?"

"Abis pergi."

Mata Rian mengikuti aktivitas Kevin yang sedang menaruh sepatu di rak putih sebelah lemari.

"Sama?"

Kevin seperti berpikir sejenak.
"Ada deeh."

"Anya?" Tanya Rian to the point.

"Iya, kok tau?"

Rian menghela napasnya.
"Dari instastory."

"Oh."

"Niken bilang Anya keluar kota sama neneknya."

"Masa, tadi ada tuh."

"Kok Anya bisa jalan sama lo?"

"Ya bisa lah, emang kenapa?"

Rian menggelengkan kepala nya.

"Cemburu?" Nada bicara kevin menyindir Rian, bukan seperti pertanyaan tapi lebih mengarah ke pernyataan.

"Apaansih."

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

The way I love You [Rian Ardianto] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang