Rian.
Remaja irit ngomong yang gemar bermain tepok bulu angsa, dan misterius.
Anya.
Gadis dingin, minim ekspresi dan mempunyai banyak rahasia.
Rian dan Anya
Sepasang insan manusia yang dipertemukan oleh takdir. Mempunyai kesamaan rasa, yaitu sama sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keadaan dalam bus sangat rusuh. Ada yang gitaran sambil nyanyi di belakang siapa lagi kalo bukan kumpulan cewek cewek narsis macam greysia polli, apriani rahayu dan gregoria mariska. ada juga yang jalan mondar mandri ke bangku tetangga sebelah buat sekedar ngejailin atau ngegosip-bukan cuma nepok bulu angsa doang, atlit juga manusia yang bisa ngegibah.
Mau pun suara kevin yang memenuhi satu bus karena sedang meluncurkan serangan pembullyannya. wartawan PBSI yg biasa di sapa mbak wid itu menjadi sasaran empuknya, menbuat semua orang terprofokasi dan ikut membully, tingkah mereka sudah mirip tom and jerry membuat yg lain terhibur.
Sementara si duo kalem-Ginting sama Rian- duduk berdua. Ginting sibuk makan kentang mcd dan ngobrol sama fajar sementara rian main hp. Rian duduk di jendela, ginting di sebelahnya sementara fajar berdiri mengahadap mereka.
"Woi Jom." Merasa namanya di panggil oleh fajar membuat pemuda bersweater abu abu itu mendongakan kepala nya dan memberikan tatapan bertanya kepada Fajar "Fans lo noh, di cukein aja, senyumin dikit kek, dadah dadah sono."
Rian menoleh ke arah pandangan Fajar yang tertuju pada kaca besar di sebelahnya.
Pemuda itu manut, apasalahnya menyapa. Walaupun acara senyum tipis dan lambayan tangan yang super kilat itu hanya berlangsung setengah menit, mampu membuat fans nya menjerit.
Melihat reaksi fans nya membuat Rian hanya menautkan alisnya dan membenarkan posisi duduk nya ke arah depan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis berkuncir satu dengan kaos hitam yg di lapisi kemeja kotak kotak warna merah itu berdiri menghadap meja. Menampilkan ekspresi datar andalan nya. Ini Kesekian kalinya Anya masuk ruangan BK.
Membuat Bu Dina menghela napasnya berat "Anya, saya gak tau lagi mesti ngapain sama kamu sekarang." Bu Dina menampilkan wajah frustasinya.
"Saya akan menelpon orang tua kamu untuk datang ke sini."
"Saya gak punya orang tua." Sahutnya dengan nada dingin dan penuh penekanan membuat siapa saja yang mendengarnya merinding. Matanya menyiratkan luka, tetapi tak berlangsung lama, wajahnya kembaki datar seperti semula. Bu Dina mengerjapkan matanya dan membuang pandangan nya. Astaga dia melupakan satu hal. Membuat nya merasa tidak enak pada gadis itu.