4 : Anya Bolos

1.2K 96 2
                                    

BAB IV

Ruangan yang sangat luas itu di isi oleh Shuttle kok berterbangan ke depan dan belakang, suara teriakan akbutan melakukan smash dan decitan langkah kaki yang tercipta karena bergerak kesana kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan yang sangat luas itu di isi oleh Shuttle kok berterbangan ke depan dan belakang, suara teriakan akbutan melakukan smash dan decitan langkah kaki yang tercipta karena bergerak kesana kemari.

"Woi, Ada yang baru nih." Kata kevin dan seketika semua yang sedang fokus main mengalihkan perhatian nya pada kevin, tidak semua sih, cuma Fajar, Anthony, Grey dan Jorji.

"Apaan apaan?" Tanya Fajar kepo. Kevin menatap Rian yang baru saja duduk di pinggir lapangan sambil mengelap keringat.

Kevin menunjuk Rian menggunakan dagu nya.
"Itu si Jom, ternyata semalem ngilang gara gara di culik cewek cewek."

"Hah? Di culik?"

"Kok bisa?"

"Jadi semalem dia kan ke toilet, nah pas udahan dari toilet ternyata pas kedepan eh banyak cewek cewek. Minta foto, tandatangan segala macem." Kata Kevin dengan serunya dia bercerita sambil sesekali tertawa. Rian serasa punya Jubir.

Dia berdecak pelan sambil memaling kan wajahnya. Mimpi apa Rian sampai punya teman teman yang kalau ngegibah gak liat liat kondisi. Ini Rian di dekat mereka loh. Kedengeran loh, malah di omongin.

"Lah terus?" Jorji menyimak cerita kevin sambil memantulkan shuttle kok di atas raket.

"Trus sampe di luar gedung masih di kejar kejar. Udah mana hp nya ketinggalan jadi gak bisa ngehubungin panitia, pulang ke pelatnas pake taxi pula. Dan mobil barunya masih ketinggalan di kantor Pak imam."

Semua nya ketawa ngakak, bahkan Fajar sudah terpingkal sambil menepuk nepuk lantai lapangan.

"Utututu, mas jom, kacian amat sih hahahaa." Kata grey yang sedari tadi menahan tawanya, tetapi pecah juga saat melihat ekspresi Rian yang nelangsa semi datar datar gimana gitu.

Membayangkan kejadian semalam membuat Rian bergidik ngeri.

Sebenarnya tidak terlalu lucu. Tetapi karena ini 'mas Jom' yang ngalamin, cerita itu menjadi sangat lucu. Pasalnya Rian yang kalem kalem adem dengan wajah yang minim ekspresi membuat mereka membayangkan bagaimana wajah Rian saat panik di kejar kejar fans.

Untung Rian gak cerita ke kevin perihal baju nya yang tekena tumbahan minuman saat tidak sengaja menabrak seseorang.
Kalau sampai Rian cerita, pasti dia bakalan di ledekin abis abisan.

Berbagai warna dan bermacam jenis bunga bunggan tumbuh dengan terawat di belakang pekarangan rumah, Dengan telaten tangan wanita paruh baya itu merawatnya sehingga tumbuh menjadi bunga yang cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbagai warna dan bermacam jenis bunga bunggan tumbuh dengan terawat di belakang pekarangan rumah, Dengan telaten tangan wanita paruh baya itu merawatnya sehingga tumbuh menjadi bunga yang cantik. Walaupun usianya sudah menginjak 65 tahun, Nenek masih melaukan rutinitas nya saat muda dulu, memasak, dan berkebun.

Kring kringgg.

Telepon rumah itu berbunyi memenuhi seluruh ruangan. Wanita paruh baya itu meletakan peralatan berkebun nya dan melangkah masuk ke dalam rumah meuju ruang tamu.
"Iya, sebentar." Sahutnya seolah memberi tahu sang penelepon untuk menunggu langkahnya.

Tangan nya terulur mengangkat telepon tua itu.

"Halo." Sapanya peetama kali.

"Bu, Anak itu udah pulang?"

"Anya? Belum."

"Aku dapet telepon dari kampus nya Anya kalau dia bolos waktu di hukum."

Deg.
Hati nenek itu serasa tertimpah balok kayu. Anya bolos lagi?

"Ibu ini bagaimana? Seharusnya ibu didik anya dong, bilangin ke dia supaya dia nurut, bukan jadi anak liar kayak gitu bu!"

Nada tinggi dari sang penelpon membuat wanita paruh baya itu memejamkan matanya dan sedikit menjauhkan gagang telepon.

"Orang tua Anya itu kamu, Sita, bukan ibu."Jawab nya dengan sabar dan berusaha untuk mengerti.

"Bu, aku ini cari uang buat dia, untuk keperluan dia bu. Tugas ibu tinggal jagain dan didik dia dengan benar, kalo dia susah di bilangin, ibu hukum aja."

"Apa salahnya kamu pulang, untuk sekedar bertemu anak mu, kasihan dia kesepian."

"Aku sibuk bu. Udah dulu ya, aku ada rapat."

Wanita paruh baya itu menaruh gagang telepon ke tempat asalnya.
Pandangan nya Nanar menatap lantai cream itu.
Dia mendongakan kepalanya saat cucunya berjalan melewatinya.

"Anya, sudah pulang kuliah?"

"Iya, udah selesai kelas nek. Anya ke kamar dulu."

Kakinya dengan cepat melangkah menaiki tangga.
Nenek Anya menatap sendu punggung gadis yang perlahan menjauh.

Cucu nya itu berbohong, lagi.

Cucu nya itu berbohong, lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

The way I love You [Rian Ardianto] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang