31 : Smile, Anya.

815 86 10
                                    

BAB 31

Jantung Anya berdetak kencang kala lolercoster itu sampai di titik teratas, kemudian bergerak perlahan dan seketika terjun bebas, kencang dan cepat, seolah gadis itu merasa seperti terbang melayang menyusuri langit malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jantung Anya berdetak kencang kala lolercoster itu sampai di titik teratas, kemudian bergerak perlahan dan seketika terjun bebas, kencang dan cepat, seolah gadis itu merasa seperti terbang melayang menyusuri langit malam.

Ekspresinya sudah tak karuan sementara pemuda di sampingnya tampak bahagia.

"RIANNNN LO GILAAA YAAA."

"INI KAPAN UDAHAN NYA GUE MAU TURUN RIAAANNN."

Rian tertawa lepas mendengar teriakan gasia itu, bahkan kedua tangan nya di angkat ke atas.

"TERIAK AJA, LEPASIN SEMUA BEBAN LO. TERIAK YANG KENCENG."

Gadis itu tampak berpikir sebentar, menimbang nimvang omongan Rian.

Kemudian tiba tiba ia menjerit dengan suara nya yang fals dan ekspresi yang lucu membuat  Rian kembali tertawa.

Gadis itu benar benar berteriak dengan kencang, mengeluarkan sekuat tenaganya untuk teriak.

Rolerkoster itu menyudahi putaran terakhirnya, bergerak memelan dan berhenti. Tubuh Anya sempoyongan, jantung nya serasa turun melesat hingga kaki dan nyawanya seolah masih tertinggal di puncak tertinggi.

Dia mengatur napasnya agar kembali normal.

Memejamkan matanya dan menghirup sedalam mungkin udara yg asa di sekitarnya.

Rian sengaja mengajak gadis itu untuk naik permainan sekali lagi sebelum pulang.
Untuk menuntaskan rasa sesak di dada gadis itu, menggantinya dengan suasana baru. Berteriak dengan bebas dan lepas dapat membuat fikiran menjadi relax san lebih lega.

Anya merasakan perbedaan dalam dirinya.
Tubuhnya lebih ringan. Benar kata Rian, ya seenggaknya hatinya tidak sesak lagi.

Mereka berhenti di sebuah toko yang paling terang dengan hiasan poster eskrim berbagai macam bentuk.

Mata Anya memindai menu yang ada di atas kasir, dia memilih dengan antusias.

"Greentea ice cream nya satu ya mbak."

"Saya mau Greentea ice cream nya satu."
Ucap gadis cantik berseragam putih abu abu dengan rambut sebahu yang di urai berdiri di depan kasir.

Satu cup eskrim berwarna hijau berada di tangan nya, saat hendak membalikan badan untuk pergi, tubuhnya menabrak seseorang.

"Eh, maaf." Katanya dengan nada panik

Eskrim yang baru saja ada di tangan nya sebagian berpindah tempat pada kemeja putih pemuda itu.

Gadis berambut sebahu meminta maaf Pada Pemuda tampan di depan nya.

Rian memperhatikan dengan lekat seragam gadis itu, yg ternyata  sama dengan nya.

"Lo skolah di SMA Satu Nusa juga?"

Gadis itu mengangguk.

"Kenalin, gue Rian."

"Sania."

"Lo suka matcha?"

"Iya."

Kemudian gadis itu bercerita dengan antusias mengenai segala seluk beluk perisa greentea itu.

Rian memperhatikan nya dengan seksama, bibirnya menarik lengkungan ke atas.

"Adalagi?"

Satu tepukan di bahu Rian membuat lamunan nya buyar, dia tersentak kemudian menoleh ke orang yg menepuknya. Mendapati Anya yang sedang memandangnya dengan tatapan bertanya, Rian membalasnya dengan tatapan bingung.
"Apa?"

"Lo mau pesen apa?"

seketika Rian baru sadar kalau mereka belum selesai memesan.

Dia menoleh ke waiters yang sudah menunggu sedari tadi.

"Samain aja mbak."

"Ngelamunin apa sih?" Tanya Anya ssat waiters itu sudah pergi

Rian diam dan menggeleng. Matanya menatap ke meja.
Dia bingung, kenapa bisa dia mengingat kenangan dengan cinta pertamanya. Ah, memang selalu begitu bukan? Dia selalu saja mengingat masalalu.

Tak lama dua cup besar berisikan eskrim matcha dengan berbagai jenis toping tersaji di hadapan mereka.

Mata Anya berbinar, dia mengangkat cup itu dan menghirup aromanya, lengkungan tercetak di bibirnya.

Sementara Rian yang ada di dekatnya hanya memperhatikan Gadis itu sambil memakan eskrim miliknya sendiri.

Sepertinya Anya terlalu menikmati eskrim itu sampai sampai sisa eskrim itu tertinggal di bibir atasnya.

Rian mengendus kan tawanya, Bahkan Anya tidak menyadari jika makan nya belepotan.

"Nya?"

Anya berhenti sejenak, kemudian menatap Rian.

Masih dengan Raut wajah yang menyisakan tawa, Rian membalas Anya dengan gelengan.

"Belepotan tuh,"

Anya mengelap bibirnya dengan tisu, tapi nodanya belum terhapus.
Rian memegang tangan Anya kemudian mengarahkan nya pada letak noda eskrim itu.

Anya sedikit tersentak menerima perlakuan Rian, tubuhnya mematung.

Rian kembali memakan eskrim nya lagi.

Saat hendak mendekatkan sendok itu ke bibirnya, Anya menyenggol tangan Rian.

Sendok itu salah sasaran dan isinya malah mengenai hidung pemuda itu sehingga hidung  Rian  ternodai eksrim berwarna hijau itu.

Anya tertawa akibat ulahnya itu. Sangat amat senang melihat wajah Rian yang tidak berekspresi itu lengkap dengan noda eksrim di hidungnya.

Anya benar benar tertawa sampai matanya segaris.

Rian terpaku melihat gadis itu tertawa sangat amat bahagia, membuat dirinya ikut tersenyum.

Rian terpaku melihat gadis itu tertawa sangat amat bahagia, membuat dirinya ikut tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

The way I love You [Rian Ardianto] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang