48 : Semangat, Anya!

773 81 5
                                    

BAB 48

Anya tersentak saat mendapati Rian duduk dengan tenang di samping nya, bersandar pada kursi sambil memejamkan mata, sangat amat tenang dengan nafas yabg teratur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anya tersentak saat mendapati Rian duduk dengan tenang di samping nya, bersandar pada kursi sambil memejamkan mata, sangat amat tenang dengan nafas yabg teratur.

Manik mata Anya seperti tertarik, menyelami setiap inci wajah Rian.

Tiba tiba lengkungan di bibir Rian tercipta, tipis kemudian semakin melebar, membuat Anya mengerjapkan matanya.

Jantung Anya kembali berdetak lebih kencang, dia berlulangkali mengatur nafasnya dan mengubah posisi duduknya kembali kesemula.

Dia memejamkan matanya sekilas, membuang hal hal aneh yang ada di pikiran nya, termasuk perasaan jatuh hati yang semakin dalam dengan pemuda itu.

"Kenapa berhenti ngeliatin nya?" Suara husky Rian membuat Anya tersentak dan  menolehkan kepalanya kesamping, mendapati Rian sedang menatapnya, sepersekian detik mata mereka bertemu.

Rian tersenyum dengan sangat manis.
Tidak bisa menatap lama lama pemuda itu, Anya membuang pandangan nya kebawah.

Rian berdehem sebelum memulai pembicaraan "Lo kenapa, gugup ya mau tanding?"

"Gue...Gue cuma takut kalah."

Jemari Rian dengan lembut mengangkat dagu Anya sehingga mau tidak mau Anya menatapnya.

"Gausah takut, lo harus buang pikiran negatif lo, lawan oke?"

Anya mengangguk, entahlah dia merasa...nyaman

"ANYAA! Gue cariin juga dari tadi..." Suara cepreng itu berasal dari ambang pintu kaca ruangan itu.

Suara Niken memelan saat menyadari sesuatu.
"....Uups, sorry, gue ganggu ya?"
Romantis banget sih berduaan."

Anya mengedarkan pandangan nya ke sekitar ruangan, sejak kapan di ruangan ini hanya gadis itu bersama Rian? Sepenglihatan Anya perasaan tadi di ruangan ini ada beberapa orang.

"Yaudah, gue kesana dulu deh ya, bayyy Nya, dadah mas Jom."

"E-eh Nik, duh Nik tungguin."

Anya mengumpat dalam hati, sumpah demi apapun sahabat nya itu nyebelin banget.
Udah ngancurin moment, terus pergi gitu aja lagi, untung sahabat, coba kalo bukan.

"Kak Anya, ke lapangan sekarang ya, abis ini kakak yang tanding."

Entah harus senang atau takut, Anya bingung, dia senang karna ke Akward nya dengan Rian akan segera berakhir, dan takutnya karena dia harus tanding sekarang.

"Ayo, gue juga mau kelapangan."

Rian bangkit dari duduknya sementara sevanya masih diam di tempat.

"Seva?"

"Eh, iya."

"Anyaaa! Nenek sama mama mu gak sabar ini loh liat kamu tanding, smangaattt!" Ucap Nenek

"Woi, dek, gue yakin lo bisa, terusin dek, mantull."

"ANYAAA SEMANGAAATTT!!!"

Lengkungan di bibir Anya tidak pudar saat suara Riuh masuk ke telinga nya, kakak, ibu dan neneknya terlihat di tribun penonton, teman teman nya juga, Astaga, Anya memang harus menang hari ini, agar bisa menyumbangkan point

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lengkungan di bibir Anya tidak pudar saat suara Riuh masuk ke telinga nya, kakak, ibu dan neneknya terlihat di tribun penonton, teman teman nya juga, Astaga, Anya memang harus menang hari ini, agar bisa menyumbangkan point.

Agar teriakan orang orang yabg mendukung nya tidak terbuang sia sia.

Anya harus melakukan yang terbaik.

Satu servis dari Anya mengawali pertandingan.

Serangan mematikan Anya membuat lawan nya kualahan, membuat kotak skor terus menambah angka untuknya, Dia leading 7 point dan memimpin di interval pertama.

"ANYAAAA SEMANGAAAATTTT!"

"AYO ANYA LO PASTI BISAAAAA."

Anya tersenyum tipis mendengar teriakan teriakan dari tribun penonton.

Kesalahan kesalahan sering diciptakan nya sendiri, membuat pertandingan ini menjadi rubber game.

"Apa kita gak salah strategi, menurunkan Anya di partai final seperti ini? menurut saya rawan sekali resiko nya. Apalagi yang di hadapinya adalah Gregoria mariska, bukan sembarang pemain."

"Saya yakin, Sevanya bisa mengatasinya sendiri, saya tau betul kemampuan anak itu."

"Kita lihat saja hasilnya nanti, saya tidak mau dia menganggap pertandingan ini sebagai beban, saya hanya ingin dia merasakan lapangan dulu, jika sudah, dia akan menikmati permainan nya sendiri."

Coach Tunggal Putri PB Jayaraya itu yakin bahwa Sevanya akan membawa warna baru bagi sektor tunggal putri.

Point krusial 19 - 20. Anya unggul. Tapi jika dia membuat kesalahan sedikit saja, itu artinya satu kesempatan terbuang sia sia.

Anya memejamkan matanya, menghela napas nya pelan.

Jorji tersenyum tipis kepadanya, menatap Anya dengan yakin.

20 - 20

Kedudukan sama, Anya semakin deg deg an. Pertandingan belum berakhir, dia memang menjadi lebih menikmati permainan sejak game ketiga ini berlangsung.

Satu smash keras Anya menambah point untuk gadis itu membuat nya unggul 20-21

Anya berusaha tenang dan tidak terburu buru.

20-22

Sorak sorai dari tribun penonton, untuk Anya yang berdiri di tengah lapangan, masih tidak menyangka dengan apa yang terjadi saat ini.

Dia baru saja memenangkan pertandingan di laga pertamanya.

Jorji memeluknya."Aaaaa sahabat gue hebat bangeeettt, cograaaaattts, lo gila banget Anyaaaaa."

Teman teman se club nya berhamburan ke lapangan memeluk nya dan meneriaki Namanya.

"Anya lo hebat banget, keren bangeettttt."

Mata Anya berkaca kaca, kakinya lemas seakan tidak bisa menopang tubuhnya.

Dari kejauhan Anya melihat Ibu, nenek dan kakaknya yang menatapnya bangga.

Euphoria istora saat ini membuatnya terharu, dia sangat bahagia.

Euphoria istora saat ini membuatnya terharu, dia sangat bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

The way I love You [Rian Ardianto] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang