57 : Diacuhkan

739 71 0
                                    

BAB 57


Hari ke enam mereka di Villa.

Berbagai acara di susun sedemikian rupa sehingga waktu yang ada tidak terbuang sia sia.
Dan kali ini acaranya adalah karaoke,
Glirian cewek cewek narsis yang unjuk gigi, karena mic nya hanya ada dua, akhirnya mereka menggunakan botol air mineral sebagai pengganti.

Rian hanya menatap nanar itu semua sambil duduk di sofa, dan hanya menjadi penonton.

Dia masih galau, sangat amat galau.

Sementara Anya sama sekali tidak terlihat sejak tadi pagi.

Suasana antara Rian dan Anya kembali canggung.

Dia tersadar saat merasakan Ponsel yang ada di genggaman nya bergetar.

"Halo, asalamualaikum, kenapa mbak?."

"Walaikumsalam le, ini ibu.
Kamu bisa pulang sekarang ndak? Bapak kritis, masuk rumah sakit."

Rian tersentak saat kata kata itu terdengar di telinganya. Napasnya memburuh, pikiran nya kalangkabut

"Kok bisa bu? Iya, Rian pulang sekarang."
Rian menutup telponya sepihak, kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju kamar. Langkah nya yang tergesa membuat kevin menyadarinya.

"Kenapa Jom?"

"Bokap gue sakit, kritis, masuk rumah sakit, tolong pamitin ke yang lain ya, gue harus pulang sekarang."

Katanya sambil memasukan segala hal yang dia bawa ke villa ini.

"Tolong ya vin, makasih ya."

"I-iya."
Kevin tidak pernah melihat Rian secemas ini.

"Lo naik apa kesananya?"

"Pesawat."

"Masih galau gara gara nolak Mas Jom kemarin? hahahahah."

Anya melirik teman teman nya, dia membuang napasnya dalam.

Pandangan nya tersita dengan Kevin dan Rian yang berdiri di depan Lobby, tidak jauh dari pandangan nya.

Dan satu koper di samping Rian.

Rian mau pergi?
Kemana?

"Eh itu pada mau kemana?"

Jorji bangkit dari kursi nya,

"Eh mau kemana Ji?"

"Ayo gece, lo mau tau kan knapa Mas Jom pergi?"

Nah, Untung teman teman nya itu peka, kalau Anya yang nanya kan malu, dia gengsi.

"Mau pada kemana?"

"Mas Jom mau kebandara, mau pulang, Bokapnya masuk rumah sakit."

Kata Kevin, yang mendadak jadi juru bicara Rian.

"Hah? Pulang nya sendirian?" Tanya Jorji dengan wajah polos semi oon nya itu

"Yaiyalah Jiii, masa sama gue, gimana sih?" Balas Kevin gemas.

Sementara Anya dari tadi hanya berdiam diri, sambil memperhatikan Rian, tentu saja tanpa terang terangan.

Wajah Rian sangat amat cemas, matanya bulak balik mengecek jam di tangan nya.

"Vin, mana taksinya?"

"Ya sabar Jom, bentar lagi dateng, macet kali."

Kemudian Jorji mendekatkan dirinya pda Anya "Nya, temenin sana, lagi kalut itu dia, nanti kalo ada apa apa di jalan gimana?"

"Dih amit amit deh Jii,"

Bener juga kata Jorji, Tapi ya masa Anya tiba tiba minta ikut?

Lagian kan suasana nya lagi begini.

Anya abis nolak Rian, otomatis Rian patah hati, tapi kan Anya gak sengaja Nolaknya, tapi tetep aja dia gak enak hati.

Mobil online berwarna biru silver itu tiba di depan mereka,

"Vin, tolong bilangin yg lain ya gue pamit, sory gak bisa bareng sampe selesai."

"Siap, jangan mikirin yg aneh aneh jom, Stay positif bokap lo bakalan baik baik aja."

"Yo, makasih."

"Duluan ji."

"Iya, hati hati Jom."

Sementara Anya terpaku. Bahkan Rian tidak pamit pada Anya, padahal Gadis itu ada di depan nya.

Kendaraan roda empat itu melaju, meninggalkan mereka bertiga.

Mata Anya memperhatikan Mobil yang Rian tumpangi berjalan menjauh.

Entah kenapa dia ingin menangis sekarang.

"Eh gue ke dalem duluan ya."
Kata Anya.

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamar.
Kemudian duduk di pinggir tempat tidur.

Pikiran nya di penuhi dengan Rian, Rian dan Rian.

"Maaf Rian."

Seharusnya dia mengucapkan nya langsung, tapi egonya terlalu tinggi.

Pasti Rian marah padanya karena Anya telah menolak Rian malam itu.

Lagi lagi Anya merutuki kebodohan nya, membenci bibirnya yang ketika itu berkata berlawanan.

Dan saat gadis itu di acuhkan oleh Rian, rasanya sangat sakit.

Rian gak pamit ke dia, padahal Gadis itu ada di depan nya, bahkan Rian tidak menoleh dan menatap Anya sama sekali.

Ah, atau mungkin Rian terburu buru jadi tidak menyadari keberadaan Anya.

Di tambah pikiran Rian sedang kacau, Ayahnya sedang masuk rumah sakit dan kondisinya Kritis.

Anya pernah mengalami berada di posisi Rian. Waktu Ayah Anya sakit, gadis itu hanya sendirian menemani Ayahnya di rumah sakit.

Apalagi Rian jauh dari orang tua nya.

Anya menghela napasnya sesak.

........

The way I love You [Rian Ardianto] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang