12 : Dianter pulang

979 88 2
                                    

BAB 12

Anya melangkahkan kaki nya menuju arah luar Pelatnas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anya melangkahkan kaki nya menuju arah luar Pelatnas. Langkahnya terhenti saat Rian memanggilnya.

"Tunggu."
Rian berjalan menghampirinya.

"Gue anterin lo pulang." Anya hanya diam saja sambil menatap datar Rian.

"Eh jom lo gila apa begimane."

"Pak seno lagi keluar mbak, jadi gak ada yang nyetir."

"Ya tapi gak elo juga Jom." Bisik mbak wid

"Gak papa , saya bisa pulang sendiri." Ucap Anya, ternyata suara mbak wid masih bisa di dengarnya. Mbak wid menatap Anya tidak enak.

Entah kenapa melihat perban di kepala gsdis itu membuat Rian sedih. Seolah Rian tidak mau gadis itu terluka, Rian ingin melindungi Anya.
Sebenernya ada apa dengan Rian?
"Gak papa, gue aja yang anter." Kata kata Final Rian membuat Anya tidak bisa menolak. Kemudian kedua nya berjalan menuju parkiran. Rian terlebih dahulu dan Anya mengikuti dari belakang.

Gel mendekati mbak wid sambil menyenggol tangan nya. "Itu si Jom kesambet apaan, mbak?"

"Ora ngerti aku." Kemudian dia balik ke dalam lapangan, cuaca diluar panas sekali, sudah jam 3 sore tapi serasa matahari ada di kepala.

"Udah ah, mau masuk gue, takut item bok, ntar lee yong dae gak mau lagi ma gue. BHAI."

Mbak wid melenggang masuk, sementara gel mencibir wartawan itu.

Mbak wid melenggang masuk, sementara gel mencibir wartawan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anya ada di mobil Rian, duduk di samping pemuda itu.
Anya mengarahkan pandangan nya ke jendela mobil sementara Rian fokus memandang ke arah depan.

keadaan nya hening karena tidak ada yang berbicara.

Rian berdehem dan membasahkan bibirnya.
"Motor lo udah di urus. Mungkin besok udah bisa di gunain lagi."

Anya tidak menjawab, dia hanya melirik Rian sekilas kemudian memandang ke bawah.

"Rumah lo masih lurus?"

"Iya, lurus terus belok kanan."

"Lo asli orang mana?"

"Jakarta."

"Oh, kalo liburan gak bisa pulang kampung dong, gak ada kampung." Tanya nya sambil fokus menyetir.

Gadis itu mengiyakan.
Rian memegang tengkuk nya, merasa canggung dan aneh, kenapa dia jadi banyak ngomong gini?
Rian memilih diam dan kembali fokus ke jalan.

Tak lama mereka sampai rumah Anya. kendaraan roda empat itu berhenti di depan halaman, mata Rian langsung di suguhkan dengan berbagai macam bunga yang menghiasi pekarangan itu.

Rian ikut turun untuk memindahkan barang dari bagasi ke mobil bagian tengah.

Anya mengamati pergerakan pemuda iyu"Makasih udah nganter gue." Rian mengangguk.

"Sama sama."

Saat hendak melangkah, Anya tersandung sehingga tubuhnya oleng.

"Eh, awas." Tapi Rian memegang pergelangan tangan gadis itu sehingga Anya dapat bertumpu padanya. Anya mendongakan kepalanya, seketika mata mereka bertemu.

"Gue masuk dulu." Kata nya terbata. Anya merasa aneh, kenapa dia jadi kaku begini.

Tanpa melihat Rian, Anya melangkah masuk ke rumah nya.

Beberapa wartawan sudah siap dengan kamera mereka masing masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa wartawan sudah siap dengan kamera mereka masing masing.
perekam suara sudah tertata rapih di meja konferensi.
Ruangan yang serba putih dan berlatar logo PBSI itu belum ada satu atlet pun yang datang. Mereka semua masih bersiap di ruangan masing masing.

Konfrensi pers dalam rangka world tour 2019 akan di mulai sepuluh menit lagi.

Anya menatap kaca besar di ruang ganti, membenarkan sweater navy nya. Rambutnya di kuncir satu, membuat wajah cantik nya semakin terlihat.

Dia sudah berjanji untuk memberikan klarifikasi mengenai berita itu, hari ini.

Tangan Rian dengan cekatan mengarahkan raket untuk membalas pukulan lawan nya.

Smash terakhir dari Rian membuat Ginting kalah telak.

Rian berjalan ke pinggir lapangan di ikuti dengan ginting di belakang nya.
"Woi Jom, bukan nya lo ada konfrensi pers ya hari ini?" Tanya Ginting sambil mengelap keringat nya. Rian mengangguk.

"Ini mau kesana."

Rian membereskan peralatan latihan nya dan melangkah ke pintu keluar.

...
Anya menundukkan kepalanya sambil berjalan keluar toilet, sampai belok di lorong dia memberhentikan langkahnya karena membentur dada bidang seseorang karena orang itu lebih tinggi darinya

Dia mendongakan kepala nya. Mendapati Rian yang sedang menatapnya, membuat mata mereka bertemu. Anya tidak kuat menatap lama lama mata pemuda itu, dia mengarahkan pandangan nya ke bawah.

 Anya tidak kuat menatap lama lama mata pemuda itu, dia mengarahkan pandangan nya ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC


Terimakasih syudah membacaaa zeyenggg
jangan lupa vote komen dan rekomendasiin cerita ini ke temen temen kalian.

babayyyyy zeyeng
have a nice dayyyy.

The way I love You [Rian Ardianto] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang