BAB II
Sevanya Anastasya ArditaraWarna langit mulai berubah oranye, menampilkan senja yang menawan.
Anya melangkah kan kakinya setapak demi setapak menyusuri tepian jalan yang di tumbuhi pepohonan rindang.
pandangan nya nanar menatap lurus kedepan. Pergerakan nya lambat, membiar kan sekitarnya bergerak lebih cepat.Dia suka senja. Dulu.
Sebelum senja membuat orang yang dia sayangi menghilang.Dulu saat Anya masih kecil, Ia dan kakak perempuan nya sering diajak kedua orang tua mereka ke taman ini saat hari minggu, menghabiskan waktu dan menutup sore dengan melihat senja bersama sama.
Sayang, itu dulu, saat semua nya baik baik saja.
Dia selalu berfikir, Andai waktu bisa di ulang kembali.Kejadian masalalu membuat hati gadis itu menjadi sekeras batu.
Anya tersentak dan mengusaikan lamunan nya saat mendengar hp nya berbunyi, dia merogoh tas selempang nya.
"Halo,"
"Anya, pulang sayang, nenek masak makanan kesukaanmu nak."
Mungkin hanya neneknya lah yang dapat membuat hatinya melunak, walaupun sedikit.
"Iya nek."
Dia mempercepat langkah nya menuju halte.Acara meet and great nya berjalan dengan lancar walaupun panitia harus di bikin pusing karena sebagian atlet datang terlambat, bukan karena insiden Rian nyari hp, tapi karena macet nya kota jakarta. Banyak yang menanyakan kepada Rian perihal ke glowingan nya. Rian hanya melontarkan satu kata yang membuat cewek cewek mau pingsan.
"Apa karena air wudu?" Tanya sang wartawan
Rian menjawab "Alhamdulilah." Sambil tersenyum tipis. Seketika cewek cewek di sana ngantri pengen di halalin.Seusai acara ini, para atlet jalan ke bus buat balik ke Pelatnas sementara salah satu panitia, Anthony, Jojo, Fajar sama kevin balik pake mobil Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The way I love You [Rian Ardianto] TAMAT
Teen FictionRian. Remaja irit ngomong yang gemar bermain tepok bulu angsa, dan misterius. Anya. Gadis dingin, minim ekspresi dan mempunyai banyak rahasia. Rian dan Anya Sepasang insan manusia yang dipertemukan oleh takdir. Mempunyai kesamaan rasa, yaitu sama sa...