Rian.
Remaja irit ngomong yang gemar bermain tepok bulu angsa, dan misterius.
Anya.
Gadis dingin, minim ekspresi dan mempunyai banyak rahasia.
Rian dan Anya
Sepasang insan manusia yang dipertemukan oleh takdir. Mempunyai kesamaan rasa, yaitu sama sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rian mengambil ponselnya yg berada diatas meja ketika melihat layar ponsel itu menyala.
Rian melihat nama sang penelepon kemudian mengangkatnya.
"Halo."
Suara kevin dengan aksen medoknya langsung terdengar di telinga Rian "Lo di mana woi, udah malem gila, kalo lo gak mau pulang bilang, gue kunciin bodo." Ucap teman sekamar Rian.
"Di.." Rian memberi Jeda sebelum melanjutkan perkataan nya. Masa iya Rian bilang ke kevin kalo dia ada di rumah Anya, cari mati itu namanya. Bisa di ceng in satu pelatnas.
"Rumah temen gue." Ya seenggaknya Rian gak bohong bohong amat.
... Anya kembali dari dapur, bersamaan dengan itu Rian bangkit dari duduknya. "Gue pamit pulang ya." Anya mengangguk dan mengantar Rian ke depan rumahnya.
"Eh bentar," Rian mengambil sesuatu dari dompetnya, dan memberikan nya ke Anya.
Sebuah kartu nama.
Anya menautkan alisnya. "Siapa tau lo mau main ke Pelatnas, lo tinggal tunjukin kartu nama gue."
Rian masuk ke mobil dan membuka kaca jendela mobilnya.
"Makasih plesternya." Kata Rian sambil memperlihatkan sikunya yg tertempel plester gambar teddy bear
"Sama sama." Jawab Anya singkat jelas dan padat. Rian tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya sekilas tanda pamitan. kemudian setelah itu menyalakan mesin mobilnya, menutup kaca mobilnya dan meninggalkan rumah Anya.
Tanpa Anya sadari, satu lengkungan tipis tercetak di bibirnya.
Dia melangkahkan kakinya masuk ke rumah. Hembusan angin malam serasa menembus tulang nya, membuat tangan nya memeluk tubuhnya sendiri untuk menahan angin.
Nenek Anya yang baru saja pulang menautkan alisnya saat cucunya berada di luar rumah.
"Anya." Anya menghentikan langkahnya dan menoleh. Sedikit tersentak saat mendapati neneknya.
"Kok kamu di luar An?"
"Itu..Lagi cari angin nek."
"Kamu itu, angin kok di cari." Nenek menggeleng gelengkan kepalanya.
"Ayo ke dalam, angin malam itu gak bagus, nanti bisa masuk angin."
Anya tersenyum kikuk dan mengangguk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.