Dissimulate - 03

1.9K 131 0
                                    

"Gue harus apa biar lo nggak bilang-bilang?"

Dengan yakin Lion menjawab, "Jadi pacar gue."

Mata Rachel berbinar begitu mendengar rejeki nomplok akan menimpanya. Tetapi sayang, dia harus tetap menjadi Rachel, gadis polos yang tidak mengerti pacaran. Lalu, jika semua orang tahu Rachel pacaran dengan Lion, bisa ketahuan dong! Bisa hancur nama baik Rachel.

"Ehm, yang lain ya?" suara Rachel dihaluskan, dibuat-buat lirih agar Lion merasa iba dan mau merubah keinginannya.

"Rachel-Rachel, sudah kuduga lo pasti nggak tahu pacaran, kan?" Lion terbahak.

Rachel mengerutkan keningnya. Kalau Lion mendengar perkataan Rachel dengan Papanya tadi ... Lion seharusnya tahu kalau namanya dia bukan Rachel melainkan Nichel. Apa jangan-jangan ... Lion bohong?

"Woi! Malah ngelamun!"

Rachel tersadar dari lamunannya. Ia memandang Lion lama. Mata Lion menyipit, ia sedikit risih ditatap seperti itu. "Lo ngapain lihat-lihat gue?"

Rachel menggeleng lalu berjalan meninggalkan Lion sendiri di sana. Ketika jauh, barulah gadis itu tersenyum. Kalau ia tidak sedang menyamar, sudah pasti ia mau jadi pacar laki-laki singa itu.

Rejeki tidak boleh di tolak.

"WOI RACHEL LO BELUM JAWAB GUE!!!"

Rachel tidak menghiraukan, ia terus berjalan sambil senyum-senyum sendiri.

Drttt.

Ponselnya bergetar memberhentikan langkahnya yang penuh kegirangan. Ada SMS masuk dari seseorang.

"Apa kamu sudah menemukan orangnya, Nichel? Ingat, ya, tugas kamu harus selesai dalam waktu lima bulan. - Tante Crysel."

Huft. Rachel menarik napas malas. Tugas hidupnya terlalu banyak dan menurutnya ribet sekali.

Ia membutuhkan kebebasan, tetapi hidupnya akan terasa bahagia terus jika tak terikat aturan. Tak apalah, sekali-kali dia begini.

Rachel menegakkan tubuhnya, juga merapikan letak kacamatanya dan rambut panjang berwarna pirang namun sekarang sudah hitam itu diikat satu ke belakang.

"Rachel, lo belum pulang?"

Rachel menatap badge name di sisi pojok kanan seragam lelaki di depannya ini yang tingginya jauh berbeda darinya.

Fadlan. Cowok berkacamata itu tersenyum kikuk ketika Rachel menatapnya tajam.

"Belum."

Fadlan tersenyum sambil menggerak-gerakkan buku paketnya yang di peluk itu, "Yuk, naik angkot bareng."

"Angkot? Gue nggak dijemput?" rutuk Rachel dalam hati.

Rachel menimang, antara memilih iya atau tidak. Lagipula kalau ia minta dijemput, pasti Papanya menolak. Karena Rachel kembarannya terbiasa berangkat dan pulang naik angkot.

"Boleh, sih, tapi gue mau ke Gramedia dulu beli novel."

"Gue ikuttt. Pengin beli novel keluaran terbaru dari penerbit favorit gue."

Rachel mengangguk. "Yuk."

Mereka berjalan beriringan menuju halte menunggu angkutan umum. Setelah beberapa saat menanti, akhirnya angkot berhenti tepat di depan halte yang mereka duduki.

Beberapa siswa-siswi masuk dengan susah, Rachel mendapat duduk di sebelah Fadlan dan di sebelahnya lagi ...

Devin.

Entah mengapa detak jantung Rachel berjalan lebih cepat, tak biasanya Rachel merasa seperti ini. Seperti ada aura mencekam dari cowok itu.

"Ehm, Devin." Rachel memberanikan diri.

Devin menoleh dengan mulut yang terbuka. Kacamatanya bahkan berada pada pipinya. Jadi lebih pantas disebut kacapipi.

Laki-laki itu masih sama, masih membawa topeng Ultraman berwarna putih namun di bagian mata berwarna kuning.

"Rumah lo di mana?"

Fadlan tampak menyimak perbincangan antara Rachel dan Devin. Ralat, perbincangan antara Rachel dan angin. Sebab Devin memilih diam saja tidak menyahut, malah lelaki itu mengalihkan pandangannya.

Daripada Rachel dikacangin, akhirnya Fadlan yang menjawab. "Rumah dia jauh, Chel. Lo nggak akan ngerti, lo kan anak rumahan."

Rachel tersenyum tipis lalu mengangguk. Entah mengapa ia memiliki sebuah firasat mengenai Devin. Tapi ... Rachel tidak tahu apa dan kenapa. Instingnya mengatakan kalau ia harus mendekati laki-laki itu. Apa Devin jodohnya? Astaga, Rachel sudah memikirkan yang tidak-tidak.

"Chel." Fadlan memanggil, Rachel menolehkan kepalanya sembilan puluh derajat dengan alis nyaris tersambung. "Ya?"

"Lo pacarnya Lion?"















DissimulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang