Dissimulate - 16

1.3K 102 0
                                    

Kalau masih cinta, perjuangkan. Jangan sok mengikhlaskan tapi dalam hati mendoakan agar balikan.


-Dissimulate-

Keadaan semakin memanas, ketika Lion menopang dagunya dan menatap Rachel yang fokus melahap nasi gorengnya.

Reysa merasa harus segera meninggalkan tempat ramai ini. Tidak mungkin hatinya kuat melihat Lion yang terang-terangan menatap Rachel begitu kagum. Mengingatkannya pada kelas sepuluh, saat itu Lion masih mengejarnya.

Kini, adalah puncak penyesalan Reysa. Di mana ia menyesal telah menyia-nyiakan Lion dan terlalu gengsi untuk mengakui kalau ia mencintai cowok itu.

Setiap kali Lion mendekatinya, Reysa selalu bersikap seolah Reysa tidak mencintai cowok itu. Berbalik dengan hatinya yang bersorak ria meski Lion sekadar duduk di sampingnya.

Tapi lihatlah sekarang, Lion mungkin sudah lelah mengejarnya yang sengaja berlari menjauh. Reysa sadar, ia bersalah. Wajar saja bila Lion menyerah mengejarnya.

Ia terlalu gengsi untuk mengakui.

"Chel, lo tadi dicariin temen."

"Siapa?"

Rachel meminum air putihnya, makanannya telah habis.

"Orangnya ganteng, putih, tinggi, manis, tegas, berani, gagah, pokoknya idaman banget."

Rachel mengerutkan keningnya, "Siapa sih?"

Lion berdecak kesal, Rachel tidak peka juga. "Cowok yang paling ganteng dan manis di sekolah ini tuh cuma gue."

Rachel membelalak, "Jadi maksudnya lo nyariin gue?"

"Ya." Lion dalam hati mengumpat karena tidak bisa memecahkan keadaan yang canggung. Niatnya kan ngereceh.

Rachel mengangguk saja. Semampunya ia menahan tawa melihat ekspresi Lion yang kesal. Lion pasti berpikir kalau Rachel tidak bisa bercanda.

"Kasihan muji diri sendiri." Tiba-tiba Reysa berucap tanpa menatap Lion. Cewek itu memasang wajah jutek seperti dulu saat Lion mengejarnya.

"Ya nggak papa lah Sa, daripada muji orang lain tapi nggak dihargai?" jawab Rachel.

Reysa bukannya balik menjawab tetapi gadis itu langsung meninggalkan kantin begitu saja tanpa pamitan.

Rachel dan Marsha saling pandang. Kenapa cewek itu? Apa Rachel salah bicara?

"Gue kejar Reysa dulu ya." Rachel menyusul meninggalkan kantin, berlari mengejar Reysa tetapi Reysa malah semakin mempercepat langkahnya.

Ke mana gadis itu? Arah Reysa menuju taman belakang sekolah. Tepatnya di tepi lapangan upacara sekaligus sepak bola. Di perbatasan antara lapangan dan kelas terdapat taman rindang yang biasanya dibuat nongkrong siswa-siswi. Bahkan ada yang pacaran sekalipun, kalau tidak ada guru yang sengaja melintasi taman tersebut.

"Reysa!"

Meski dipanggil berkali-kali tapi Reysa tetap tidak mau berhenti.

"Gini ya reaksi lo kalau dikejar?"

Pertanyaan dari Rachel cukup membuatnya tertohok. Membuat rasa menyesal semakin membesar dan menggerogoti rasa kesalnya pada Lion yang suka mengganggu waktu belajarnya tiap malam. Meski sekadar menelepon dan spam chat, tapi itu sungguh mengganggu untuk seorang Reysa yang sangat rajin. Tapi percayalah, motif bejibun itu sangat ia rindukan.

Sekarang rasa kesal itu menjadi penyesalan yang entah kapan berakhir. Karena Lion sekarang sedang mendekati Rachel.

"Reysa dengerin gue!"

Reysa berbalik, "Apa yang mau lo omongin? Gue udah tahu kalau Lion suka sama lo sekarang!"

Rachel terkejut dengan ucapan Reysa. Bukannya ia bermaksud pamer atau menikung Reysa, ia hanya ingin meminta maaf.

Rachel mendekat, meraih tangan Reysa tapi ditepis oleh pemiliknya.

"Nggak usah pegang-pegang!" ketusnya dan membuat Rachel akhirnya menunduk. "Gue minta maaf."

Entah karena apa Rachel meminta maaf. Yang jelas ia tidak enak hati dengan Reysa. Sahabat kembarannya yang ternyata menyukai laki-laki yang sama dengannya. Andai saja sikap Lion biasa saja padanya pasti Rachel tak akan sampai pada tahap sekarang.

Ingin ia menyalahkan hatinya yang dengan cepat membuka hati untuk Lion, tetapi tentang perasaan tidak yang tahu.

Hari ini benci, bisa jadi besok berubah suka.

Kemarin suka bisa jadi hari ini menjadi benci.

Semua karena Tuhan Maha Pembolak-balik Hati.

"Apa yang ingin lo dimaafin sama gue?" Reysa menatap Rachel tajam. "Mendingan lo balik ke kantin, bercanda sama Lion. Hargai dia, jangan kayak gue."

Rachel menggeleng, "Nggak, Sa, gue tahu lo pasti masih berharap Lion ngejar lo lagi."

"Tapi perasaan dia udah beralih ke elo!"

Sakit, bila Reysa rela Lion bersama Rachel. Bohong jika itu terjadi. Tapi, ia tidak punya hak untuk tidak merelakan cowok itu. Ia siapa? Ia hanyalah seseorang yang pernah di hati Lion. Orang yang sudah menyia-nyiakan Lion yang benar-benar tulus waktu itu.

Contohnya waktu Reysa tidak membawa topi saat upacara. Dengan senang hati Lion memberikannya. Dan berakhir cowok itu dihukum oleh kepala sekolah ditambah hukuman Papanya. Guru Fisika kelas sebelas yang terkenal ganas itu pernah menghukum putranya dengan berjalan berjongkok di lapangan disaksikan seluruh murid SMA Praja sambil tertawa bahkan ada yang memvideokannya.

Dan masih banyak pengorbanan lainnya yang tidak cukup membuat hati Reysa luluh.

"Gue tahu sekarang lo lagi ingat masa-masa Lion-"

"Cukup, Chel!!"

Reysa menundukkan kepalanya, menangis. Kenapa Rachel seolah cenayang tentang perasaannya?

Dan kenapa hatinya harus sesakit ini?

"Lo sebenarnya suka kan sama Lion?" tanya Rachel, ia menatap manik mata Reysa tapi gadis itu memalingkan pandangannya.

"Iya, semenjak gue tahu dia mulai suka sama lo, ada hati kecil yang nggak rela untuk tahu itu."

Rachel meneguk ludahnya dengan susah payah. "Gue milih mundur kok, Sa. Pasti perasaan Lion masih ke lo."

Reysa menggeleng, itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin Lion mengejar Rachel tetapi hatinya masih menyukainya?

Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?

Tidak mungkin.

"Lo sahabat gue, kan?" Reysa bertanya dengan mulut bergetar.

Rachel tersenyum tulus, "Iya. Lo minta gue jauhin Lion?"

"Nggak, gue minta jangan bersama Lion kalau di depan gue. Kalau sampai lo ingkar, gue bakal marah sama lo. Karena hati gue ternyata merindukan masa-masa di mana Lion berusaha meraih hati kecil ini. Dan satu lagi, hargai dia."

Bohong. Rachel tahu Reysa bohong. Tidak ada yang merelakan seseorang yang disuka untuk sahabatnya. Itu hanya tipuan belaka untuk menenangkan hati sahabatnya.

Rachel tahu itu. Tapi ia diam. Karena ia pun tidak bisa merelakan Lion mengejar Reysa lagi.

TBC...









Yuk baca ceritaku yang berjudul 'Remorse'. Sudah tamat, jadi nggak usah nunggu. Aku tahu menunggu itu ...









lama.

See you 💜

DissimulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang