Dissimulate - 14

1.3K 98 1
                                    

Hidupkan data seluler atau sambungan Wi-Fi untuk melihat visual Lion as Leon Dozan.

-Dissimulate-

"Chel cepet kita nanti telat!!"

Marsha menggedor-gedor pintu kamar Rachel, namun gadis itu belum ada tanda-tanda membukakan pintu.

Semalam mereka begadang hanya karena maraton menonton drama Korea. Hingga akhirnya mereka telat bangun. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Untuk perjalanan pun tak akan mencapai dengan waktu sepuluh menit. Tapi, bagaimana lagi? Andaikan mereka punya sayap atau memiliki kekuatan berpindah tempat pasti mereka tidak akan telat.

Beberapa detik kemudian Rachel membuka pintu sembari membenarkan letak kacamatanya yang lebih mengarah ke kacapipi.

"Yuk!"

Kedua gadis tersebut berlari keluar rumah menunggu angkot lewat.

"Chel ini nggak cukup waktunya." Marsha mulai panik. Seumur-umur ia bersekolah tidak pernah telat. Telat adalah sebuah momen mengerikan yang akan dialaminya hari ini.

"Iya ya, duh pelajaran Pak Hadi lagi."

"Mana gue nggak bawa bukunya lagi."

Panik, mereka benar-benar panik. Apalagi angkot tidak segera muncul di depan mereka. Meski kendaraan ramai tetapi anehnya tak ada bus atau angkutan apapun yang mengarah ke sekolahnya.

"Eh, itu Lion sama Haikal!"

Rachel menoleh ke arah kanan di mana letak telunjuk Marsha mengarah. Benar, ada Lion dan Haikal yang yg tampak mengebut. Kedua cowok itu membawa motor sendiri-sendiri.

Rachel berharap, Lion berhenti di depannya. Entah angin apa yang membuat perasaannya senang ketika melihat Lion pagi ini.

"Kalian belum dapat angkot?" Lion berhenti, Haikal mengikuti. "Lo bawa Rachel gih." Haikal mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum miring. Tidak ada sialnya ia hampir terlambat hari ini.

Haikal memang licik. Lion menghela napas, ia pun mengajak Rachel naik ke motornya sedangkan Marsha bersama Haikal.

Haikal semakin gencar menjodohkan Rachel dengan Lion. Tetapi bagaimanapun juga, Lion tetap harus mematuhi taruhannya jika ia mau mendapatkan Reysa.

Dua kendaraan tersebut melaju kencang. Sebelum benar-benar bergabung di jalan raya, Lion berbisik, "Pegangan, ntar jatuh."

***

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi, Pak!!!" Kelas XI IPA 5 tampak bersemangat hari ini. Mereka menjawab salam Pak Hadi dengan kencang dan kompak.

Lion, Rachel, Haikal, Marsha, dan, Devin. Kelima murid tersebut belum menampakkan batang hidungnya di kelas ini meski Pak Hadi sudah mulai berceramah.

"Assalamualaikum." Marsha mengetuk pintu, lalu melangkah menyalami Pak Hadi diikuti Rachel, Lion, dan Haikal.

"Eh nih mudak-mudak berangkat sekolah kencan dulu, hemmm." Pak Hadi tersenyum menggoda Rachel yang kini pipinya bersemu merah. "Aduh anak Papa udah besar ya, semoga berhasil deh." Pak Hadi terkekeh ketika Lion giliran bersalaman dengan beliau.

"Apaan sih, Pa," Lion menyambut dengan malas.

Setelah murid terlambat tersebut duduk, Pak Hadi mulai berbicara. "Hari ini ulangan ya. Tempat duduknya Bapak yang tentukan."

"Yahhhhhhhhhh." Seluruhnya mengeluh kesah dan menyoraki Pak Hadi kecuali Rachel. Pak Hadi memang seringkali membuat murid-muridnya kehilangan semangat ketika esok hari karena sudah di beri ulangan Fisika dadakan.

DissimulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang