Dissimulate - 37

1.2K 90 18
                                    

WARNING HAMPIR 18 PLES. HAMPIR YA HAMPIR :D

-Dissimulate-

"Lo yakin nggak mau sekolah?" Rachel bertanya ke adiknya yang tengah fokus mengetik sesuatu di laptopnya. Bahkan ketika ia mengajak bicara pun, gadis itu tak menatapnya sama sekali.

"Nggak, Kak Rachel aja. Males ketemu Reysa dan Lion."

"Kemarin Lion ke sini."

"HAH?!!!"

"Allahuakbar." Rachel memegang telinganya, terkejut. Napasnya langsung naik turun.

"Kaget atau lagi salat sih?"
Nichel terbahak sendiri. Ia geleng-geleng kepala. Menutup laptopnya dan beranjak. "Sana berangkat, telat nanti. Salam buat Marsha tanpa bear ya."

Rachel menatap Nichel sampai gadis itu menghilang di balik pintu kamar. Terkadang ia bingung dengan dirinya sendiri. Terlebih perasaannya dengan cowok bernama Lion itu. Tapi, apakah ia tak berdosa mencintai cowok yang sama dengan kembarannya sendiri? Iya, fisik mereka memang hampir sama. Tetapi apakah harus cinta mereka juga sama?

Tidak. Rachel tahu jawabannya tidak. Maka pagi itu sebelum bangkit dari duduknya, ia menghembuskan napas bertekad detik itu juga untuk melupakan makhluk bernama Lion itu.

Rachel sudah sampai ke luar, mencari angkot. Tetapi tak lama kemudian Nichel menyusulnya dengan pakaian rapi serta tas selempang warna ungu membubuhi penampilannya.

"Mau ke mana?" tanya Rachel.

"Jenguk Fadlan, katanya udah pulang."

"Nanti aja, biar aku sekolah dulu. Nanti ketahuan gimana?"

Nichel menghela napas dan terpaksa balik kanan maju jalan menuju kamarnya lagi.

***

Reysa menatap sendu Lion dari tempat duduknya meski cowok itu tak menghiraukannya sama sekali. Reysa akhirnya sadar, ia terlalu obsesi dengan cowok itu. Tapi bagaimana? Ia sudah telanjur berjuang terlalu dalam.

Sosok gadis berkacamata bulat mengalihkan perhatian Reysa. Dilihatnya Rachel tengah berjalan menunduk dengan kondisi yang sehat walafi'at.
Jelas, ia terkejut.

Gadis itu berdiri dengan tatapan bingung ke arah Rachel. Namun Rachel tetap menunduk dan acuh dengan tetapan mengerikan dari Reysa.

"Loh, bukannya lo habis kecelakaan sama gue?"

Dasar mulut ember! Gerutu Reysa dalam hati. Perkataannya tersebut membuat siswa-siswi di dalam kelas menoleh padanya dengan berbagai tatapan yang berbeda. Ada yang menatapnya tak percaya kalau mereka habis kecelakaan, ada yang menatapnya kasihan. Mungkin, mereka tidak tahu jika Reysa sengaja melakukan itu.

Mungkin habis sudah riwayat Reysa jika teman-temannya mengetahui apa yang telah diperbuatnya akan Nichel yang berperan sebagai Rachel.

Rachel tak ada menampakkan raut wajah terkejut. Ia hanya acuh dan duduk di bangkunya seakan tak ada yang mengajaknya bicara. Namun, dalam hati gadis itu beristighfar. Entah kenapa ia dulu harus bersahabat dengan calon psikopat?

Marsha yang mendengar itu, menatap Rachel dengan tatapan yang menurut Rachel adalah tatapan iba.

"Nggak papa, Sha." Rachel tersenyum tipis. "Dapat salam dari Nichel," bisiknya di telinga Marsha. Gadis itu melotot tak percaya, "RACHEL?"

Rachel melotot seakan menuntut Marsha untuk menjaga mulutnya. Marsha terkekeh dan memeluk Rachel rindu.

***

DissimulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang