Dissimulate - 18

1.3K 91 4
                                    

Lion mengusap wajahnya sebelum berniat mengatupkan matanya. Namun Haikal berhasil menggagalkan niatnya yang makmur itu.


"Ingat Lion waktu semakin berjalan, janji lo gue tagih."

Lion mengembuskan napas gusar. Haikal ini ribet sekali. "Apaan sih nganggu aja lo!"

"Taruhan lo masih berlaku." Haikal tersenyum picik, cowok itu berdiri meninggalkan Lion yang masih malas-malasan di kursinya padahal ini jam istirahat. "Gue mau ketemu ayang Reysa dulu."

"Punya gue!" Lion menyahut dengan ketus, "nggak usah ngaku-ngaku deh lo."

Alis Haikal terangkat sebelah, "Abang Lion jangan rakus dong, udah ada Rachel jangan embat punya Haikal juga."

"Ck!"

Lion bangkit, berjalan ke luar kelas. Tepat di sebelah Haikal, Lion menyenggol bahunya sampai Haikal hampir terjungkal ke belakang tetapi cowok itu mampu menahan keseimbangannya.

"Semangat mas broowhh!!!!" Haikal melambaikan tangan ke Lion, padahal Lion sudah tak terlihat lagi.

***

Seusai membasuh muka, Lion berjalan menuju perpustakaan. Tapi di sana ia tidak menemukan Rachel. Ia pun beralih ke kantin, tapi tak jua menemukan gadis itu.

Karena Lion sedang malas, maka ia kembali ke kelas saja.

"Cari Rachel ya?" Reysa bertanya, cewek itu berdiri di sebelah Lion tetapi matanya menyorot ke depan. Tak menatap Lion sama sekali.

"Iya," jawab Lion tanpa ragu. Memang benar ia mencari Rachel, tetapi ia menjawab semata-mata ingin melihat reaksi gadis itu. Tapi ternyata Reysa biasa saja. Padahal Lion berharap Reysa memintanya untuk berhenti mengejar Rachel. Dan mengakui perasaannya.

Jadi benar, cinta Reysa memang tak akan pernah untuknya. Hati Reysa tak pernah terbuka untuknya meski sekadar singgah sebentar saja.

"Dia di koperasi sama Marsha."

Lion yakin, Reysa memang tidak mencintainya. Perjuangannya satu tahun ternyata tak ada hasil. Lion merasa gagal menjadi laki-laki ganteng. Lalu bagaimana dengan Rachel yang akan dibuatnya jatuh cinta dengan waktu kurang dari satu bulan? Apa akan gagal lagi?

Lion tidak akan membuat kegagalan menerpanya lagi.

Lion menganggukkan kepalanya mantap, lalu berlari menuju di mana Rachel berada.

Ternyata benar, Rachel berada di koperasi. Cewek itu memakan ice cream dengan lahap bersama Marsha.

"Rachel."

Rachel terkejut dengan kehadiran Lion, "Lion?"

Entah mengapa hati Lion merasa ada yang ganjal melihat kedua gadis tersebut. Biasanya mereka akan selalu bertiga, keeratan persahabatan mereka yang selalu di inginkan semua orang. Tapi kali ini, ada masalah yang mungkin membuat mereka terbelah. Lion merasa tidak enak sudah membuat persahabatan mereka hancur.

"Lion kenapa diem?"

Lion tersadar dari lamunannya lalu menggeleng. "Gue mau ngomong sama lo," ucapnya melirik Marsha.

Marsha merasa terusir akhirnya mengembungkan pipinya kesal. "Iya-iya gue pergi."

"Nggak usah, biar gue yang pergi sama Rachel."

Marsha mengangguk, masih menikmati sendokan ice creamnya.

Rachel berpamitan dan berjalan ke arah taman belakang kelas sepuluh. Mereka berjalan sejajar, membuat beberapa pasang mata menatapnya. Terlebih fans-fans Lion yang berpatah hati.

DissimulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang