Dissimulate - 41

1.1K 108 4
                                    

Terima kasih untuk 37 votenya di part sebelumnya.

-Dissimulate-

Marsha menghela napas gusar begitu nomor yang dihubunginya tidak aktif. Beberapa kali dicobanya lagi namun tak ada perubahan sama sekali. Ia khawatir dengan Rachel apalagi gadis itu bersama Lion. Takut Rachel dilukai cowok itu.

"Rachel lo di mana sih? Guru-guru pada nyariin lo tahu nggak? Gue yang pusing nih jadinya," keluh Marsha terduduk di bangku salah satu kantin yang kosong. Bagaimana tidak, baru saja Marsha keluar kelas ia sudah ditanya empat guru. Padahal ia sendiri tak tahu di mana keberadaan gadis tersebut.

"Marsha, lo lihat Rachel nggak?"

Seorang laki-laki berponi, memakai kaca mata serta kaos seragam yang kebesaran, bernapas terengah-engah di depan Marsha sambil memegang meja.

"Fadlan?"

Marsha menoleh ke kanan-kiri kemudian menyuruh cowok itu untuk segera duduk di depannya. "Jadi, dari tadi gue nyariin dia. Tapi nggak ketemu. Kayaknya bolos deh."

"Gue hubungi Nichel tadi dan diangkat," ucap Fadlan pelan.

"Loh, tadi gue nelepon ke nomor siapa ya? Rachel atau Nichel?"

"Nomor Rachel yang lama kali, belakangnya 777, udah nggak aktif."

Lantas Marsha mengecek riwayat panggilannya. Dan benar, yang ia panggil beberapa kali tersebut adalah nomor Rachel yang lama.

"Gue tadi bilang ke Nichel kalau semuanya sudah terbongkar. Dan dia nekat mau ke sini karena gue keceplosan bilang Rachel nggak ada."

Marsha mengetukkan jemarinya ke meja kosong di depannya. Jelas ia gugup, ia takut sahabatnya itu menjadi bahan bully-an satu SMA.

"Lo percaya aja sama Nichel."

"Lo tahu sendiri kan Lan, bagaimana Meysia itu? Gue yakin dia yang nyebarin berita rahasia ini. Dia itu licik banget apalagi Reysa."

Fadlan mengangguk setuju. Bagaimanapun juga, Meysia kakak kelasnya itu memang terkenal buruknya. Meskipun ia sudah berusaha berbuat baik sekalipun.

Marsha menghela napas, tak habis pikir dengan jalan pikir Meysia itu. "Apa sih, motivasi dia sampai sejahat itu?"

"Mungkin karena masa lalunya yang kelam, ditambah pamannya kepala sekolah di sini."

Sontak mata Marsha membelalak, selama hampir dua tahun bersekolah di sana tetapi baru tahu sekarang kalau kepala sekolahnya adalah keluarga dari psikopat. Meysia.

"Gawat, Rachel bisa dikeluarkan dari sekolah!" seru Marsha menggebrak meja, membuat beberapa pasang mata menolehnya seakan memberi tahu jikalau apa yang Marsha lakukan tadi sangat unfaedah dan mengganggu.

"Nichel sudah di sini, dia ada di belakang." Fadlan memasukkan ponselnya ke saku. Kemudian meninggalkan Marsha yang melongo.

"Gue ditinggal?"

***

Benar, Nichel berada di belakang kelas XI dengan memakai seragam putih abu-abu lengkap dengan dasi dan pengikat pinggang. Raut wajahnya menampakkan murka.

"Rachel pergi sama siapa?" tanyanya, bahkan dari segi suaranya-pun menakutkan.

"Lion," jawab Marsha cepat.

"Gue yakin Rachel tidak sepengecut itu. Kalian tahu siapa dalangnya?"

Fadlan dan Marsha langsung menoleh satu sama lain. Mereka mengangkat bahu kompak.

DissimulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang