"Penyamaran sesungguhnya adalah ketika kamu berpura-pura baik hanya agar dikenal baik."
-Dissimulate-
Waktu yang dinanti telah tiba. Hari Senin kali ini adalah hari yang berbeda bagi Rachel, sebab hari ini adalah hari pengumuman lomba yang diperjuangkannya seminggu yang lalu.
Kini siswa SMA Praja sedang berdiri di tengah lapangan, sedang melaksanakan rutinitas hari Senin seperti biasanya yakni upacara bendera.
Rachel mencari keberadaan Fadlan dari barisan kelasnya. Namun tak menemukan. Ya sudahlah, pikir Rachel.
"Lo kenapa? Kayak gelisah gitu?"
"Oh, enggak Sha."
Mereka kembali diam. Karena pembacaan doa telah dilafalkan oleh anggota OSIS. Detik berikutnya adalah pengumuman kejuaraan lomba-lomba yang diikuti SMA Praja selama seminggu kemarin.
"Anak-anakku yang saya sayangi, saya akan memanggil nama murid-murid berprestasi yang telah berhasil meraih peringkat 5 besar mengikuti berbagai lomba. Bagi yang namanya disebut, silakan maju ke depan untuk menerima penghargaan dari sekolah. Yang pertama, turnamen futsal putra, juara 2 sekabupaten. Untuk perwakilannya, silakan maju ke depan."
Suara riuh tepuk tangan menggema di sana. Rachel dapat melihat Lion maju ke depan. Kening Rachel bertaut, sejak kapan cowok itu mengikuti futsal?
"Yang kedua juara satu lomba ...."
"Gue yakin ini pasti lo." Marsha berbisik ke Rachel, mendukung sahabatnya itu.
Rachel berkomat-kamit melafalkan doa agar apa yang diusahakannya selama ini bermanfaat.
"JUARA SATU TINGKAT NASIONAL OLIMPIADE SAINS DIRAIH OLEH ... RACHEL ANANSTA!!"
kali ini tepuk tangan lebih meriah. Mata Rachel berkaca-kaca. Meskipun ia ketinggalan pelajaran selama beberapa bulan namun itu tak membuat ilmunya memudar.
Rachel berterima kasih pada Semesta Alam yang selalu baik padanya. Rachel maju di depan pembina upacara, lebih tepatnya di samping Lion.
Rachel menolehnya, begitu pula Lion. Tatapan keduanya bertemu sekejap sebelum akhirnya Rachel memutuskan mengalihkan pandangannya.
Dalam hati, ingin sekali Rachel mengucapkan selamat pada cowok itu. Namun, ia rasa lebih baik diam daripada hatinya harus jatuh lagi untuk cowok itu. Tetapi Rachel juga ingat, bahwa Lion turut serta menyemangati dan mendoakan dirinya. Saat Lion mengantarnya pulang.
"Yang terakhir, ...." Kepala sekolah melanjutkan membacakan kejuaraan lainnya kemudian upacara dibubarkan.
***
Usai upacara, saatnya siswa-siswi SMA Praja meneduh di dalam kelas bahkan ada yang sudah semangat ke kantin. Teman sekelas Rachel memberinya ucapan selamat terkecuali Devin yang belum kembali, Reysa, dan Haikal.
"Habis maju tadi lo ke mana sih? Gue cariin tahu eh taunya udah di kelas."
Rachel nyengir, "Gue langsung ke UKS tadi."
Marsha sepertinya tidak sadar Rachel mengucapkan kata UKS, hal tersebut membuat Rachel bernapas lega.
"Dasar penipu lo!!" Meysia datang menggebrak meja Rachel membuat gadis itu tersentak kaget. Rachel mencoba menetralkan jantungnya yang berdegup kencang.
"Maksud lo apaan?" Marsha berdiri, menatap Meysia aneh.
"Lo semua nggak lihat di mading apa? Ada info tuh kalau kelas ini ada yang menipu kalian semua! Lebih tepatnya ini nih, cewek depan gue yang sok cantik." Meysia tersenyum picik.
Teman-teman Rachel kebingungan, apalagi Rachel. Hana yang sempat melewati mading itu cukup diam saja meskipun ia tahu apa yang dimaksud kakak kelasnya itu.
"Kalian nggak sadar ya Rachel ini penyelundup! Kemarin kembarannya menyamar jadi dia karena dia penyakitan!"
Rachel semakin tidak mengerti dengan Meysia.
"Nggak usah sok suci lo!!"
"Ngomong apaan sih lo? Aneh! Lo nggak sadar apa lo punya aib sampai harus bongkar aib orang? Punya kaca nggak lo?!!!" Marsha mendorong tubuh Meysia yang ditangkap Reysa dari belakang.
"Udahlah Marsha, lo nggak usah sok ngebelain dia. Dari awal lo udah tahu kan kalau kembarannya dia tuh menyamar. Sebenarnya dari awal gue udah punya firasat sih, waktu lo salah manggil nama gue. Waktu lo nanyain Devin, waktu lo kaget gue ajak ke perpus."
Teman-teman Rachel saling berbisik kebingungan. Beberapa dari mereka ada yang mengunjungi mading.
"Heh Reysa! Lo juga pernah nggunting baju Rachel waktu ulang tahun Lion! Lo pernah sengaja nabrak Rachel sama Fadlan. Di sini yang gila itu lo!!"
Plakk.
Meysia menampar Marsha. "Mulut lo kelebihan bensin sampai ngegas terus? Nggak usah fitnah deh lo. Jelas-jelas yang salah Rachel. Kenapa lo jadi nyalahin adik gue?"
Marsha hendak menampar balik, namun Rachel menahan tangan gadis itu. "Nggak usah diladenin, Sha."
"Chel dia udah keterlaluan sama lo."
"Lagian gue urusannya sama Rachel, kenapa lo sok pahlawan gini?" Meysia semakin membuat napas Marsha berembus cepat. Bahkan kepala Marsha sudah keluar asap transparan.
Rachel mengajak Marsha keluar kelas namun ditahan oleh Meysia. "Mau lari dari kenyataan? Pecundang sekali Anda."
"Jaga mulut lo." Akhirnya setelah diam saja, Rachel membuka suara. Meysia mengangkat dagunya. "Emang bener, 'kan? Disaat semua sudah tahu kembaran lo itu siapa, dia malah menghilang!"
"Dia bukan menghilang."
"Lo berani melawan?!" Meysia melayangkan tangannya ke pipi Rachel. Rachel menutup matanya kuat-kuat namun beberapa detik kemudian ia tak merasakan apa-apa.
"Lo sakitin dia, berarti lo berurusan sama gue."
Meysia menatap Lion tajam. Gadis itu menarik tangannya paksa namun Lion semakin kuat mencengkeramnya. "Lo dengar nggak?""Iya-iya."
Lion beralih menggenggam Rachel, dibawanya gadis itu pergi. Entah ke mana. Yang jelas ketika Marsha mencoba mencarinya ke beberapa tempat, ia tak dapat menemukan keberadaan Rachel.
TBC ...
24 Oktober 2019.Terima kasih yang sudah support.
Untuk kelanjutan part-nya aku tunggu sampai 37 vote ya:V
(Efek banyak tugas, Alhamdulillah^_^)Jumpa lagi,
larikpilu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dissimulate
Teen Fiction[COMPLETED] Highest rank: #1 in bermukadua (06-06-19) #1 in hidden (09-07-19) #1 in hide (06-12-19) #763 in teen (06-12-19) #585 in teen (26-12-19) Dis.sim.u.late From latin dissimulant-'hidden'. Memiliki arti berpura-pura, menyembunyikan, menyamar...