Dissimulate - 24

1.1K 93 8
                                    

"Disaat gue hampir melupakan lo, lo malah datang lagi dan buat harapan baru."

-Dissimulate-

Tubuh Reysa menegang kala mata Lion menatap Haikal tajam seolah akan menerkam mangsanya. Bukannya menjawab pertanyaan Reysa, cowok itu malah saling adu tatap.

Reysa menghela napas, "Lion jawab gue! Lo menang apa kalah? Kenapa kalian tega jadiin gue taruhan? Emangnya kalian kira gue cewek apa? Hah?"

Akhirnya, Lion dan Haikal berhenti tatap menatap. Lion mencebikkan bibirnya kesal. "Haikal tuh yang buat dare."

"Lo sih mau-mau aja gue suruh!"

"Lo yang--"

"Lion, Haikal!"

Kedua cowok itu langsung mengatupkan mulutnya. Namun Haikal memeletkan lidahnya, mengejek Lion sebab cowok itu belum menuntaskan protesnya sudah dicela Reysa.

"Sekarang jawab pertanyaan gue, Lion. Gue mau lo yang jawab."

Lion menatap Haikal sinis, tak lupa senyum miring yang jelas mengartikan remehan. "Gue menang dong. Demi lo gue rela nyakitin cewek lain."

"Bohong, Re. Gue yang menang."

Lion melotot ke Haikal yang mengangkat sebelah alisnya. Seolah cowok itu menantang Lion untuk menghabisi cowok itu sekarang juga.

"Gue ada bukti, dan lo harus menerima kekalahan lo, cikal!"

"Haikal, woy!!"

Lion mengeluarkan ponselnya, memutar rekaman suara. Reysa menyimak setiap kata yang terucap dari mulut Rachel juga Lion. Sedangkan Haikal memutar bola matanya jengah.

"Gue menang, kan? Cikal, tolong move on dengan Rerey gue."

"Emangnya lo yakin nggak jatuh cinta dengan Si Rachel itu?"

"Yakin banget lah. Gue cium dia itu karena gue lihat lo. Dan gue deketin dia juga demi dapetin Rerey."

Reysa tersenyum. Pikiran negatifnya sirna seketika. Tak peduli cara Lion yang menyakiti hati sahabatnya. Toh, mereka sama-sama sakit. Disaat Reysa hampir bergerak mundur dari Lion, cowok itu malah kembali dan mengajak berjalan bersama lagi.

"Lusa gue jemput lo, dan lihat siapa yang bakal gue spesialin nanti di acara gue."

Haikal terbahak, cowok itu melipat tangannya di dada. "Oke-oke, percaya."

Karena gue nggak bakal biarin itu terjadi, Lion.

***

Malam sudah berganti pagi. Pagi sudah menjelang siang. Rachel menutup buku pelajarannya ketika guru Biologi tersebut sudah tak nampak di ujung pintu.

"Nanti jadi beli kadonya?" tanya Marsha yang sudah selesai membereskan peralatan tulisnya.

Rachel mengangguk, "Jadi dong. Tapi, gue beli apa, ya?" Rachel berucap pelan. Di saat ia bertanya seperti itu, Reysa beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kelas. Mungkin gadis itu masih marah pada Rachel. Dan Rachel hanya menatap kepergiannya dengan tatapan bersalah.

"Lion itu suka ...." Marsha menunjuk-nunjuk dagunya dengan jari telunjuk, matanya menerawang menatap langit-langit kelasnya. "Head band, mungkin? Atau jam tangan gitu?"

Rachel tersenyum, mengangguk. Ia setuju dengan usul Marsha yang menurutnya sangat tepat. "Dua-duanya aja deh."

"Rachel!!"

DissimulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang