Pacaran

2.5K 290 33
                                    

Minju yang tengah menangis di dalam pelukan Yujin tiba - tiba saja tertawa di sela isakannya. Yujin mengerutkan dahinya, heran? Yaiyalah. Yujin jadi was - was, takut Minju kesambet setan wc jongkok yang sekarang udah diganti jadi wc duduk.

"Ju, kenapa?"

Minju masih ketawa ketawa ga jelas. Yujin melepaskan pelukannya kemudian menatap Minju dengan intens.

"Bener positif? Gapapa, aku beneran bakal tanggung jawab," Ucap Yujin sambil mengelus pipi Minju.

Si mba Murti makin kenceng ketawanya.

"Aku positif hamil... Tapi..,"










"Tapi apa?"





"Tapi..."

"Serius, tapi apa?"

"Tapi..."

"Ya, Kim Minju!"



















































"Tapi bo'ong"






Jadi awalnya Minju menangis karena kelewat bahagia, kemudian dia ketawa karena ia kelewat bahagia juga. Intinya sih dia terlalu bahagia dan lega.

"Serius?!"

Bukannya marah, Yujin justru ikut ketawa. Ia meluk Minju sambil loncat - loncat.

"Aku bersyukur banget,"

"Bersyukur karena gak hamil anak Hyunjin?"

"Bukan,"

"Trus?"

"Aku bersyukur gajadi nikah ama bocil kek kamu," Ucap Minju membuat Yujin mengeluarkan poker facenya.

"Ulululu sayang," Ucap Minju sambil mencubit pipi Yujin. Yujin nya masih cemberut cemberut lucu.

Sayang? Kok bisa?

Kalo kalian ngeh, di part sebelumnya Ujin udah nembak mbak murti dan inilah hasilnya.

"Aku mau ke kelas Hyunjin bentar," Ucap Yujin. Tapi Minju menahan tangan Yujin.

"Kenapa?"

"Hyunjin udah pindah dari sekolah ini. Kabarnya dia ke Amerika ikut papanya," Ucap Minju. Saat itu juga Yujin tertawa. Cemenos oranos.

"Yaudah, kalo gitu balik ke kelas aja. Inget ya, aku mau buku kamu ada tulisannya," Ucap Yujin sambil menoel hidung mancung Minju. Minju mengangguk saja. Gak diiyain, takutnya ntar dia kegoda setan trus bolos lagi.

"Oh ya, aku boleh cek tas kamu?" Tanya Yujin sebelum Minju melangkah pergi. Minju mengangguk dan memberikan tasnya pada Yujin.

Yujin memeriksa isinya. Bukan soal buku, tapi rokok yang biasa Minju bawa.

Senyum Yujin mengembang tatkala melihat benda itu tak ada.

"Nyari apa?" Tanya Minju.

"Rokok mahal kamu itu," Ucap Yujin.

"Ohh," Respon Minju.

"Aku seneng kamu udah berenti ngerokok," Ucap Yujin.

"A-haha iya," Ucap Minju.

"Ga ngerokok ,pindah haluan ngevape," Batin Minju sambil senyum - senyum gaje.

Soal Minju yang suka mabuk - mabukan, Yujin belum tau hal itu. Maka dari itu ia tak pernah melarang Minju ke bar.

"Yaudah aku ke kelas ya,"

"Dah,"

















"Seneng bat ya pacaran di toilet. Dunia serasa milik bedua, yang laen mah ngontrak," Ucap seseorang yang entah siapa namanya, saya juga gak kenal. Mungkin ke eliminasi pas di produce 48, eh.

***




Yujin kini sudah berada di kelas tercintah.

Ia bergabung dengan Yena yang lagi ngumpul ama Hyewon dan seorang siswa yang ia tak kenal siapa, tapi berada di kelas ini juga.

Karena keasikan ngebucin mbak Minju, kenalnya ama Wony ama Yena doang.

Sekarang saatnya bagi Yujin untuk berteman dengan orang - orang dikelas.

"Wei Yen," Sapa Yujin sembari duduk di dekat Yena.

"Jadi dia bangsat yang lo bilang dateng pas butuh doang?"

"Ohh jadi ini toh temen kek anjing itu,"

"Anjing lu bedua," Ucap Yena. Hyewon ama Chaeyeon ini emang rada kompor , apa - apa dibilangin. Bahkan Yena naksir ke Yuri aja mereka yang komporin.

Yujin sendiri heran pada Hyewon. Hyewon memiliki pancaran dingin dari ekspresi wajahnya ketika bersama Wonyoung, tapi kenapa disini dia bisa begitu gesrek?

"Oh ya, kenalin gue Chae. Pacarnya mbak bunga," Ucap Chaeyeon sambil mengelurkan tangannya. Ketika Yujin hendak menjabat tangannya, Chae justru menarik tangannya kemudian menggaruk kepalanya seolah tak terjadi apa - apa. Bgst emang.

"Mbak bunga siapa?" Tanya Yujin.

"Sakura minyakwangi," Ucap Yena dengan bibir maju ke depan.

"Anjir lu!" Ucap Hyewon kemudian menjitak Yena.

"Lah kok elu yang marah?"

"Mewakili bos," Ucap Hyewon sambil terkekeh.

Karena obrolan absurd itu, mereka bisa akrab dengan begitu mudah.

Sementara itu, dua orang gadis dengan postur tubuh yang sangat berbeda berdiri di depan pintu. Mereka berdua menatap ke arah yang sama, tapi tatapan mereka menyiratkan dua hal yang berbeda.

Yang satu bingung dan yang satunya lagi kesal.

"Hyewon bisa ketawa?"

"Itu limbah masyarakat ngapain nongki dibangku gue si,"

Salah satu dari gadis itu menghampiri mereka.

"Maaf, bisa minggir?" Tanya gadis itu pada Yujin yang duduk di bangkunya.

Yujin dengan polosnya minggirin badan dia beserta kursi.

"Ye goblok, lu duduk dibangku dia," Ucap Yena. Yujin jadi kikuk sendiri. Ia bangkit kemudian mempersilahkan gadis itu duduk.

"Silahkan duduk BiJi," Ucap Yujin.

"Hah?" Gadis itu tak mengerti maksud ucapan Yujin yang memanggilnya "biji"

"BiJi, ejaan dari BG. BG sama dengan boncel galak," Ucap Yujin.

"Cih," Yuri hanya berdecih. Ada ada saja.

Hyewon bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Wonyoung yang masih saja berdiri di depan pintu kelas.

"Gak usah heran gitu." Ucap Hyewon.

"Gue cuma profesional," Lanjut Hyewon.

Kalian bingung?

Sama saya juga:(


Tbc





𝕭𝖆𝖉𝖌𝖎𝖗𝖑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang