Lupa ingatan

2.2K 274 70
                                    

Seorang dokter keluar dengan raut wajah lesu. Mereka semua menjadi sangat khawatir.

"Maafkan kami. Kami gagal menyelamatkan nyawa Kim Minju," Ucap Dokter tersebut sambil membungkukkan badannya.

"Gak mungkin dok. Adik saya itu kuat," Tzuyu menggelengkan kepalanya. Matanya yang memerah itu kembali mengeluarkan air mata.

Seorang pemuda yang berdiri disampingnya segera merengkuh tubuh Tzuyu.

"Hiks.. Adik aku gak mungkin pergi," Ucap Tzuyu sambil menenggelamkan wajahnya di caruk leher pemuda itu. Sementara pemuda itu hanya terdiam, tak tau harus mengucapkan apa.

Sementara Yujin dan yang lain hanya bisa menunduk. Yujin masih belum percaya bahwa Minju pergi meninggalkannya ke tempat yang sangat jauh.

"G.. Gak mungkin," Yujin meremas kepalanya sendiri. Ia menerobos masuk ke dalam ruangan dimana Minju berada.

"Kim Minju!" Teriak Yujin pada raga tak bernyawa itu.

"Kamu denger aku kan?! Kembali sekarang atau aku bakal marah!"

"Kim Minju!"

"Kamu denger aku kan?! Kembali sekarang atau aku bakal marah!"

Mereka bertiga menoleh ke asal suara. Disana ada seorang pemuda yang terus berteriak.

"Y-Yujin?" Lirih Minju.

"Kembali Minju! Aku gak bisa ngegapai kamu kalo kamu pergi!"

"Hiks.. Aku mohon kembali! Aku cinta kamu Minju!"

Minju menoleh pada Seokjin dan Jisoo. Mereka berdua tersenyum seolah mengatakan semua keputusan ada pada Minju.

"Dunia kamu menanti kamu sayang. Kita bertemu lain waktu aja ya," Ucap Jisoo. Wanita itu mengecup ubun - ubun, dahi, kedua pipi, hidung dan bibir putrinya.

"Aku sayang kalian," Ucap Minju pada kedua orang tuanya. Ia mencium pipi keduanya kemudian berlari ke arah Yujin.

"Aku juga cinta kamu Yujin," Ucap Minju kemudian memeluk erat tubuh Yujin.

Seketika monitor jantung yang sudah menampilkan garis lurus kembali bergerak. Suster yang berada disana menatap tak percaya, bucin mereka ternyata sudah lahir batin.

Suster itupun segera memanggil dokter.

Melihat dokter kembali masuk ke ruang rawat membuat Tzuyu dan yang lainnya menjadi berdebar. Didalam hati memiliki harapan bahwa Minju masih hidup.

"Tolong keluar mas," Ucap seorang suster. Namun Yujin memaku kakinya, ia tak ingin jauh dari Minju.

"Anak muda, dia akan baik - baik saja. Percaya pada kami," Ucap seorang Dokter meyakinkan Yujin.

Yujin menghela nafas kemudian memilih keluar.

Begitu keluar, ia diberi tatapan penuh tanya oleh semua teman - temannya.

Yujin mengusap kasar air matanya yang keluar kemudian tersenyum.

"Minju masih hidup. Dia bakal baik - baik aja," Ucap Yujin.

Mereka semua ikut bahagia. Mereka semua berpelukan dengan pasangan masing - masing, terkecuali Chae, Yujin dan Sakura.

Beberapa waktu menunggu, akhirnya Minju bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa.

Mereka semua berkumpul di ruang rawat itu.

Yujin duduk di samping bangsal dengan tangan yang setia mengelus punggung tangan Minju.

Yujin terkesiap ketika merasakan jemari Minju bergerak.

"Jari Minju gerak!" Pekik Yujin. Mereka semua sontak mendekat ke arah Minju. Berharap Minju akan segera sadar.

Dan benar saja, sepasang mata indah itu perlahan terbuka. Hanya terbuka, tapi pandangannya kosong.

"K-kalian siapa?"

Ucapan Minju sukses membuat mereka semua terkejut.

"Aku kakak kamu Minju," Ucap Tzuyu. Minju mengerutkan dahinya, berusaha mengingat siapa gadis yang ada di hadapannya itu.

"K-kak Tzuyu?" Tzuyu tersenyum sambil mengangguk - nganggukkan kepalanya. Ia mengecup dahi adiknya itu kemudian meneteskan air matanya.

"Aku Yujin Minju," Kini Yujin yang membuka suaranya.





"Siapa?"







"Yujin, Ahn Yujin,"









"Ahn Yujin?"








"Ahn Yoodingnya Minju,"








"Ahn Yoodingnya Minju?"








"Pacar kamu,"














"Oke sekarang aku inget,"

Owalah si mbak gak bener - bener amnesia gaes. Cuma ngerjain Yujin aja. Sekaligus biar dia gak jadi putus ama Yujin.

Yujin tersenyum mendengar ucapan Minju barusan. Ia sadar bahwa Minju tengah mengerjainya.

Yujin langsung saja mencium bibir Minju di hadapan teman - temannya dan kakak Minju. Gila si Yuding ini.

"Tutup mata kamu yang," Wonyoung menutup mata Hyewon. Tapi matanya menatap dengan fokus aksi Yujin dan Minju.

Ia meneguk ludahnya. "Mungkin ini yang mereka sebut ciuman enak," Batinnya. Selama ini ia hanya pernah menempelkan bibirnya dengan Hyewon. Tidak ada kegiatan menggigit, menghisap maupun melumat.

Wonyoung menurunkan tangannya. Membiarkan Hyewon melihat.

"Ntar aku mau kita ciuman kaya gitu juga,"

"Tap—"












"Atau putus"















Tbc

Janlup follow akun ini~

𝕭𝖆𝖉𝖌𝖎𝖗𝖑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang