Bodyguard

2.3K 279 18
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Akan tetapi guru yang berada di kelas Yujin menolak mendengar dan memilih tetap menerangkan materi.

Tanggung, 1 lembar lagi katanya.

Minju dan Sakura duduk di depan kelas Yujin untuk menunggu kekasih masing - masing.

"Ternyata selera lo dekel juga ya," Ucap Minhyun sedikit terkekeh.

Sakura yang mendengar itu ikut tertawa. Tak menyangka bahwa ia akan jadian dengan adik kelasnya, Lee Chaeyeon.

"Btw, mereka lama banget," Ucap Minju sambil cemberut.

"Biasa, yang masuk pak Yoongi. Dia tiap masuk ngejelasin 3 BAB. Tapi tenang, dia ngomongnya cepet," Ucap Sakura. Minju mangut - mangut.

Tak lama, Pak Yoongi yang merupakan guru sejarah keluar dari kelas. Setelah itu, para siswa juga mulai keluar kelas.

"Woi biji, jan galak galak ama si Bebek napa,"

Yang pertama terdengar adalah suara Yujin.

Tapi dari nada bicaranya, Yujin terdengar benar - benar marah. Maksudnya tidak bercanda.

Bagaimana tidak marah, Yena sudah berbaik hati hendak mengikatkan tali sepatu Yuri yang terlepas, namun dengan teganya Yuri mendorong Yena. Kan emosi aing.

"Bangkit Yen," Ucap Yujin sambil membantu Yena berdiri.

"Lo gapapa?" Tanya Chae.

Yena menggeleng.

"Gue gapapa," Ucap Yena sambil tersenyum. Hatinya mah ancur gengs. Tapi bukan Yena namanya kalo dia nyerah cuma karena di dorong. Yena adalah tipikal cowok yang jika sudah cinta, akan sulit untuk berpaling.

"Cih," Yuri hanya berdecih kemudian pergi begitu saja, membiarkan tali sepatunya masih bebas begitu saja.

"Yena kenapa sayang?" Tanya Minju.

"Tau tuh, si biji galakin Yena," Ucap Yujin.

Ehem, udah sayang - sayang.

"Udahlah Yen, cewek angkuh kek gitu ngapain di perjuangin," Ucap Chae. Penghasut emang.

"Gak. Gue yakin suatu saat nanti gue bisa bikin dia bales cinta gue,"

Bukannya memberi support, Yujin dan Chae kompak mengucapkan

"BUCHEENNN,"





















***

"Udah?"

"Udah kok. Yaudah jalan,"

Keheningan menyelimuti keduanya. Hanya musik dari radio mobil yang mengisi kesunyian ini.

"Won," Panggil gadis berambut panjang pada pemuda yang tengah fokus menyetir itu.

"Hm?" Pemuda yang ternyata adalah Hyewon itu hanya berdehem saja.

"Gak bisa kita kayak dulu lagi?" Tanya gadis itu sambil meremas ujung seragamnya sendiri.

"Hah? Hahahaha," Hyewon tertawa.

"Enggak Wony," Lanjutnya kemudian kembali pada wajah datarnya.

Wonyoung menggigit bibir bawahnya, "kenapa?" Tanyanya dengan suara bergetar.

Hyewon yang mendengar suara bergetar Wonyoung menoleh.

"Jangan menangis nona Wony, tuan Jang," Ucap Hyewon dengan bahasa bakunya. Bahasa yang biasa Hyewon pakai untuk berbicara dengan Wony ketika tidak berada di lingkungan sekolah.

"Won, please," Wonyoung menggenggam tangan Hyewon. Hyewon tak menepisnya, ia tak boleh melukai nona mudanya.

"Sekarang sudah berbeda nona. Kang Hyewon yang dulu melindungi nona karena cinta kini hanya Kang Hyewon yang melindungi nona karena tuntutan pekerjaan," Ucap Hyewon.

"Ahh saya tak mengerti seberapa keji tuan Jang hingga memiliki banyak musuh," Ucap Hyewon dengan berani. Kenapa? Karena ia tahu Wonyoung tidak akan mengadukannya.

"Hyewon awas!" Teriak Wonyoung ketika sebuah mobil hitam menyalip mobil mereka diikuti 2 mobil lainnya.

Hyewon langsung menghentikan mobil secara mendadak.

Hyewon langsung menghubungi bawahannya untuk datang ke lokasi mereka. Hyewon tidak yakin dapat melindungi Wonyoung seorang diri.

"Ck, kenapa gue harus lahir di keluarga mafia," Batin Wonyoung. Tubuhnya bergetar takut, Hyewon hanya bisa menggenggam tangannya untuk menenangkan.

"Tunggu di dalam, saya akan—"

PRANG

Seseorang memukul kaca mobil hingga membuatnya retak tapi tidak pecah. Mobil ini sudah dirancang khusus untuk melindungi Wonyoung.

"Buka kacanya," Ucap Hyewon. Wonyoung langsung menggeleng.

"Buka," Ucapnya, masih dengan nada lembut.

Wony menurunkan kaca mobil secara perlahan, sepersekian detik kemudian, peluru melesat ke kepala orang yang memukul mobil Wony dan Hyewon.

"Tetap disini. Saya akan keluar,"

"Hyewon,"

Wony menahan tangan Hyewon.

"Apa?"

"Janji sama aku,"



























"Tetap hidup"

























"Saya tidak bisa janji,"
























Tbc

Perlukah saya membuat flashback kisah bagaimana hidup Wony selalu terancam dan kenapa Hyewon bisa jadi bodyguard Wony?
Sepertinya tidak perlu, woakwokwok🚶🏃


Lupa cara bernapas untuk beberapa saat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lupa cara bernapas untuk beberapa saat.

𝕭𝖆𝖉𝖌𝖎𝖗𝖑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang