First Kiss

3.2K 295 21
                                    

Tidak ada tangis.

Tidak ada ungkapan kekecewaan.

Tidak ada umpatan kemarahan.

Tidak ada perasaan sakit.

Ya, ketika Minju tiba di dalam kamarnya, ia langsung berbaring di kasurnya yang nyaman. Ucapan Tuam Kim tadi bagai angin lalu bagi dirinya seolah hal itu sudah biasa ia dengarkan.

Tok tok tok

Suara ketukan pada pintu kamarnya membuat Minju mengerutkan dahi dengan mata yang masih terpejam.

"Minju, kakak boleh masuk?" Mendengar si pemilik suara membuat Minju menarik selimut dan membenamkan dirinya. Sungguh malas mendengar ceramahan kakaknya itu.

"Minju, please," Lagi menghela nafas kasar.

"Pergi loe! Gue mau tidur!" Teriak Minju. Tzuyu menghela nafas kemudian memilih pergi. Tak ada gunanya berlama - lama membujuk adiknya yang super keras kepala ini.


***


Sesuai dengan apa yang ia ucapkan pada Sakura semalam. Ia kesiangan hari ini.

"Astaga gue telat!"

Kalau kalian berfikir Minju berucap demikian, maka kalian salah besar. Minju dengan raut wajah biasa saja melangkah dengan malas ke kamar mandi.

Setelah rapi dengan seragam sekolahnya, Minju keluar dari kamar. Diliriknya ayah, ibu serta kakaknya sudah hampir selesai sarapan. Mengapa tak ada satupun yang berniat membangunkannya agar bisa sarapan bersama? Lebih baik simpan pertanyaan itu.

Minju tak duduk disana. Ia memilih tetap melangkah keluar rumah.

Hari ini ia diantar supir karena mobilnya ada pada Sakura. Ia mungkin akan mengambilnya hari ini saat di sekolah nanti.

***

"Minju!"

Seseorang meneriaki namanya. Namun Minju memilih mengabaikan orang itu dan tetap melanjutkan langkahnya.

"Kim Minju!" Minju menghela nafas kemudian menghela nafas malas. Ia menoleh malas kearah seseorang yang meneriaki namanya tadi.

"Kenapa sih loe gak bosen - bosen telat? Capek gue negur loe!" Jika sudah seperti ini, kalian pasti sudah bisa menebak dia siapa. Ya, dia adalah Kwon Eunbi, si ketos galak kalo kata Minju.

"Kenapa sih loe gak bosen - bosen negur gue? Capek gue ngulang ucapan loe terus," Minju balik memarahi Eunbi. Holkay mah bebas gayn.

"Lagian ngapain si ngurusin orang telat. Babu skul dasar," Minju melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Saat tiba di kelas, ternyata sedang ada guru di dalamnya. Minju jadi ragu untuk masuk ke kelas.

"Kim Minju," Ucap Guru itu.

"Ah iya bu, maaf saya terlambat," Ucap Minju sok sopan.

"Iya gak papa. Tapi tutup pintunya," Ucap guru tersebut sambil tersenyum. Minju melangkah mundur untuk menutup pintu, namun—

"Tutup pintunya dari luar," Minju menghela nafas kasar. Bukan karena ucapan menyebalkan dari guru itu, Minju masih sangat memiliki sopan santun kepada sosok Guru, ia hanya jengkel pada suara cekikikan manusia miskin yang ada di kelas.

Minju memilih untuk tetap sabar. Tak ada gunanya ia gegabah. Jika ia menyerang orang yang menertawainya, maka ia akan diserang juga di rumah.

Minju menutup pintu dari luar kemudian pergi ke belakang sekolah. Seperti biasa, rokok mahal bukan harga puluh ribuan menjadi teman setianya.

Baru saja ia hendak menyesap rokok itu, tiba - tiba seseorang merebutnya kemudian meletakkannya ke tanah, lengkap dengan sebuah injakan yang membuat rokok itu tak layak pakai.

"Apa - apa—"

"Apa - apaan apa? Loe belajar gak sih? Rokok tuh bisa ngebunuh loe," Ucap orang yang merasa tak berdosa karena telah menghancurkan rokok harga jutaan itu.

"Ngebunuh gimana sih? Punya tangan juga kaga. Dan asal loe tau ya! Ini tuh mahal! Maen injek - injek aja," Minju mendorong kesal orang itu.

"Gue gan—"

"Gaperlu, duit gue banyak," Potong Minju. Gadis itu kembali mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya.

Lagi - lagi orang itu merampas rokok itu dan lagi - lagi menginjaknya hingga berbentuk abstrak.

"Ahn Yujin!" Minju sangat kesal. Jangan tanya bagaimana ekspresi Yujin, dia masih dengan tampang tanpa dosanya.

Minju tetap saja keras kepala, ia terus mengulang hingga sampai pada yang kelima kalinya.

"Gue muak,"

Minju tiba - tiba saja berdiri. Dan degan satu gerakan cepat ia mencuri ciuman pertama Yujin.

Yujin yang awalnya tampak senang menggagalkan aksi Minju, kini diam mematung.

Dirasa cukup, Minju melepas ciumannya.

"Kan udah gue bilang. Jangan main - main sama gue atau gue bakal lakuin hal diluar dugaan loe," Minju beranjak meninggalkan Yujin yang masih diam mematung. Dalam langkahnya, Minju tersenyum beberapa detik kemudian kembali pada ekspresi datarnya. Dasar cowok lemah, begitu pikirnya.

Sepeninggalnya Minju, Yujin jadi lemas. Itu ciuman pertamanya.

"Ya! Kim Minjoo!" Yujin mengerang frustasi.

***

Karena sudah memasuki jam pelajaran kedua, Minju sudah diperbolehkan masuk ke kelas. Mimik wajahnya terlihat biasa saja, seolah tak melakukan kesalahan apapun.

Sementara di ruangan berbeda, sampai saat ini jantung Yujin masih berdegup tak karuan. Sementara si pelaku tampak santai saja seolah tidak melakukan sebuah kesalahan.

Instan karma pt.2

"Wony, loe—"

"Gak usah sok eskaesde ke gue, paham?" Yujin manyun - manyun lucu , tapi itu justru membuat Wonyoung jijik.

"Ada apa emang?"

"Lah gimana?" Yujin jadi tak habis pikir. dasar cewek tsundere, batin Yujin.

"Jadi mau ngomong ke gue gak loe?" Tanya Wonyoung rada nggas.

"Hei kalian. Jangan berisik," Tegur guru yang tengah mengajar.

"Gara - gara loe nih!" Ucap Wonyoung kemudian fokus pada guru.

"Lah kok gue si," Batin Yujin sedikit meringis. Sungguh dunia ini sangat tidak adil.

Tbc

𝕭𝖆𝖉𝖌𝖎𝖗𝖑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang