Manja

2.2K 256 123
                                    

Kita keluar dari zona konflik dulu~



Minju menarik tangan Yujin dan Chaewon kemudian meletakkannya diatas perutnya. Ia menggenggam tangan itu hingga akhirnya matanya terpejam.





Yang bilang mba Murti mati mana? Sini baku hantam kita.

Minju hanya sekadar menutup matanya untuk mengendalikan perasaannya saat ini. Ia benar - benar harus ikhlas:)

"Aku tidur sebentar ya," Ucap Minju seraya memejamkan matanya.

Chaewon dan Yujin saling pandang. Tangan mereka masih berada diatas perut Minju.

"Chaewon..."

"Aku ngerti Jin. Gak papa. Mulai sekarang kita temenan," Ucap Chaewon seraya keluar dari ruang rawat Minju.

"Seharusnya gue gak secepat ini ngambil keputusan," Lirih Yujin.

Sementara Minju yang hanya memejamkan mata itu sudah bergumam - gumam.


"Yes putus yes,"





***



Setiap pulang sekolah, Yujin selalu datang ke mansion Minju untuk melihat keadaannya.

Minju memang sudah diperbolehkan pulang , tapi ia belum boleh melakukan kegiatan seperti biasa karena kondisinya yang masih lemah.

Saat ini Yujin dan Minju tengah di kamar Minju dengan Minju dalam posisi bersandar pada bantal. Sementara Yujin duduk bersila dengan tangan memegang semangkuk bubur.

"Nih mam," Ucap Yujin sambil menyodorkan sendok itu ke mulut Minju. Dengan senang hati Minju menerimanya.

"Aaa pap," Ucap Minju sambil mengagakan mulutnya.

"Pap?"

"Tadi kamu manggil aku mam, jadi aku panggil kamu pap dong," Ucap Minju.

"Maksudnya mam itu makan loh. Bucin banget sih," Yujin yang gemas pun mencubit pelan hidung Minju.

"Pap itu maksudnya minum, kamu aja yang pede," Elak Minju sambil mengerucutkan bibir bawahnya.

"Ngeles aja kamu mbak," Ledek Yujin seraya menyendokkan lagi bubur itu ke mulut Minju.

"Enak?" Tanya Yujin.

"Enak sih.. Tapi kok aneh ya?" Ucap Minju sambil memegang dagunya.

"Nasi aku blender pake aer panas," Jawab Yujin jujur. Dia mana bisa bikin bubur.

"Kreatif," Puji Minju. Ia tetap memakan bubur itu. Lagipula rasanya tak terlalu buruk.

"Kamu ama Chaewon gimana?" Tanya Minju.

"Eumm.. Aku ama dia udah putus Ju. Tapi putusnya baik - baik kok," Ucap Yujin.

"Kalo baik - baik, kenapa harus putus?" Tanya Minju.

"Aku cuma cinta kamu," Jawab Yujin. Minju blushing seketika. Ia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan senyumannya.

"Katanya dia bakal balik ke Amerika.." Ucap Minju.

"Loh kok gitu?"

"Dia bisa aja di geret Felix dalam kasus itu. Jadi papa dia nyaranin dia balik sampe kasus itu ditutup," Ucap Minju. Yujin menganggukkan kepalanya.

"Pas kasusnya ditutup dia balik ke sini?"

"Enggak. Dia dijodohin ama orang jepang," Jawab Minju.

"Ohh gitu,"

Mereka berdua menikmati kebersamaan mereka dilengkapi dengan kartun Happy Tree Friend. Kartun psikopat:'v

"Anjing ngilu," Ucap Yujin.

"Yaampun itu congor," Minju menampar pelan bibir Yujin.

"Ganti ih," Yujin mengganti videonya jadi cute girl.

"Yaampun humor kamu sebatas ini?"

"Ini lucu tau. Karya anak bangsa," Ucap Yujin.

"Dih paan coba,"








A few moment later









"Jangan menyerah,"

"Syalalalala hiya hiya kontet,"

"Ayo sekolah"

"Ihh udah kenapa sih Ju. Daritadi nyanyiin lagu cute girl mulu," Gerutu Yujin sambil memasukkan kukis bulat - bulat ke dalam mulut Minju.

"Abisnya lucu," Ucap Minju.

"Dih tadi aja," Ucap Yujin sebal. Tapi tak lama ia tersenyum. Ia mengelus kepala Minju kemudian membawa Minju ke dalam pelukannya.

"Maafin aku,"

"Aku selalu gagal ngejaga kamu,"

"Aku selalu dikuasi emosi aku,"

"Gak papa sayang,"

"Itu dialog aku ya Jin," Minju mencubit perut Yujin. Yujin mengaduh kesakitan sambil tertawa.

Hingga akhirnya mereka perang pukul - pukulan pake bantal. Hanya saja Yujin memukul Minju sangat pelan, sementara Minju mukul Yujinnya gak ngotak.










Sementara itu ditempat lain, dua insan yang tak mengerti akan perasaan masing - masing tengah terduduk di tepi kolam dalam rumah kebesaran keluarga Lee.

"Tamat sma, aku gak disini lagi," Ucap pemuda bertubuh tinggi itu sambil menatap ke langit yang sedikit mendung.

"Kemana?"

"Jepang. Aku lanjut kuliah disana,"

"Serius?"

"He'um"


Hening.

Mereka hanya berdiam - diaman dengan tatapan berbeda.

"Ada yang bisa bikin kamu menetap disini?"

"Ada"

"Apa?"

"Kamu"

Pemuda itu menoleh pada gadis yang duduk disampingnya itu. Tangannya dengan ragu menyentuh tangan kekasihnya.

"Semua orang punya titik jenuh dimana mereka memilih buat berhenti. Dan mungkin aku ada di titik itu,"

"3 tahun aku berjuang. Tapi hasilnya tabu kayak gini,"

"Kalo memang cuma Hyewon yang bisa memiliki hati kamu, aku milih mundur..."

"Aku sakit ngeliat cara kamu natap dia,"

"Aku sakit ngeliat kamu selalu mantengin sosmed dia,"

"Aku sakit ngeliat kamu gak bisa ngalihin itu semua ke aku,"

"Dan aku capek untuk berjuang ke hal yang sia - sia,"

"Jangan pergi ketika hati aku udah mulai terbuka buat kamu, Sian," Ucap gadis itu menatap pemuda yang ternyata adalah Sian.

"Kamu selalu bilang kayak gini," Ucap Sian.

"Mulai terbuka.. Hmm.. Kapan hati kamu benar - benar terbuka?" Tanya Sian.

"Aku gak tau," Jawab gadis itu.

"Eunbi, dengar aku. Jangan paksa hati kamu untuk mencintai, karena itu semua cuma bakal berujung sakit," Ucap Sian sambil mengelus sayang pipi Eunbi.

"Tapi aku ngerasa saat ini gak ada keterpaksaan," Ucap Eunbi.

"K-kamu becanda?"

"Enggak," Senyum Eunbi mengembang, pun dengan Sian.

Sian menarik Eunbi ke dalam pelukannya kemudian tersenyum bahagia. Ternyata perjuangannya selama 3 tahun ini berujung bahagia.


"EKHM!"

"Eh Papa, ehe."











Tbc

Suka iz*one karena temen. Dan baru - baru ini nonton pd48. Gue langsung bucin ke Eunbi Sian dong:((

𝕭𝖆𝖉𝖌𝖎𝖗𝖑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang