Rasi Almathea

212K 10.2K 571
                                    

Menjalani komitmen itu harus sepenuhnya. Jangan setengah-setengah. Karena komitmen bukanlah sebuah permainan.

***

"Oke... Hari ini cukup latihannya. Kalian boleh pulang."

"Jangan lupa koreo yang tadi dihafalin yah ... temen-temen semua!"

Perintah bernada lembut itu berasal dari seorang perempuan yang saat ini sedang memakai celana training hitam dengan kaos putih polos juga rambut yang dikuncir kuda, tetapi telah sedikit berantakan karena banyak bergerak saat melakukan gerakan dance tadi.

"Kak, ini kita ngafalin semua gerakannya?" Pertanyaan itu datang dari anak kelas sepuluh yang juga mengikuti eskul dance.

"Semuanya yah cantik."

"Kalian semua nggak keberatan kan?"

Seluruh kepala di ruangan itu menggeleng cepat.

"NGGAK KAK!" jawab mereka serempak.

"Yaudah, kalau gitu ada pertanyaan lain?"

Seorang laki-laki yang duduk paling belakang mengacungkan tangannya tinggi.

"Kak Rasi! Udah pernah pacaran belum?"

Pertanyaan itu sontak membuat kumpulan manusia yang ada di ruangan itu tertawa keras, sepertinya mereka menertawakan pertanyaan aneh anak laki-laki itu.

Rasi tersenyum kecil sebelum menjawab. Sebenarnya dia sedikit bingung mau menjawab apa.

"Eehhhmm, belum. Saya belum pernah pacaran."

Jawaban Rasi membuat seisi ruangan yang tadinya gaduh menjadi hening seketika. Tak ada yang berani bersuara, bahkan cicak di dinding pun berhenti mengeluarkan suaranya.

Sampai beberapa detik kemudian suara adik kelas laki-laki tadi kembali menyahut.

"Kalau gitu sama saya aja kak!"

Semua anggota eskul dance yang hadir disana sontak meyoraki anak laki-laki itu.

"Kok Kakak belum pernah pacaran? Kakak kan cantik." Kali ini suara seorang anggota eskul perempuan lagi-lagi membuat Rasi sedikit berpikir keras untuk menjawabnya.

Ia menghembuskan napas, bersiap memberikan jawaban yang tepat.

"Pacaran itu bukan ukuran kecantikan atau ketampanan. Saya nggak pacaran kenapa? Karena saya menghargai sebuah komitmen. Saya nggak mau nanti pacaran cuma sebentar, terus habis itu putus. Saya nggak suka kalau ada orang begitu. Saya itu maunya satu untuk selamanya. Jadi nanti nggak akan ada yang namanya putus di tengah jalan atau apapun itu."

Suara tepukan tangan spontan mengisi hampanya ruangan itu. Jawaban Rasi membuat semua orang berdecak kagum. Kebijaksanaan dan kecantikannya berpadu dalam satu tubuh dan jiwa yang sempurna. Ia berkarisma.

"Udah yah acara kuis dadakannya. Saya sampe pusing mikirin jawaban yang pas." Rasi tertawa kecil kemudian mengajak seluruh anggota eskul dance untuk membaca sebelum doa pulang.

Setelah selesai, para anggota eskul pun bubar dan berjalam keluar ruang eskul dance.

"Ras, lo serius belum pernah pacaran? Kok lo nggak pernah bilang ke gue sih?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba menghampiri Rasi.

TITAN: What's The Beginning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang