Waktu adalah proses pendewasaan cinta dimana kekuatan dan cara bertahanmu akan diuji.
***
"Ini gimana Ras, nanti x nya dimasukkin ke f?" tanya Goldan bingung.
"Bukan, jadi x nya itu dimasukkin ke persamaan g dulu. Baru kalau udah ketemu masukin ke yang f," Rasi dengan sabar menunjuk angka-angka yang tertera di buku Goldan.
"Oh gitu, coba kasih gue soal," pinta Goldan.
Rasi segera menuliskan beberapa soal yang menurutnya masih cukup mudah untuk materi yang baru saja ia ajarkan pada Goldan.
Goldan melihat bukunya yang sudah berisi sekitar sepuluh soal dari Rasi. "Sip! Gampang ini mah!" ujar Goldan.
Rasi hanya tersenyum singkat lalu kemudian mulai membuka buku pelajarannya sendiri. Ia tidak akan pernah mau membuan wakunya untuk hal yang sia-sia seperti bermain game atau sosial media di ponselnya.
Jika ada waktu kosong ia lebih memilih untuk membuka buku dan membacanya. Baginya membaca buku adalah cara paling mudah untuk keliling dunia tanpa menghabiskan banyak uang.
"Orang tua kamu kemana?" tanya Rasi sembari tetap fokus pada buku biologi di hadapannya. Mulutnya bisa berbicara, tetapi pandangannya tetap tidak bisa beralih dari buku.
"Bisa yah lo, ngomong sambil baca buku," ujar Goldan takjub.
Rasi terkekeh sebentar." Ini memang kebiasaan aku."
Goldan hanya mengguk tanda mengerti. "Bokap gue lagi kerja, kalau nyokap...,"
Goldan menggantungkan ucapannya. Terdengar helaan napas sebelum ia melanjutkan kalimatnya.
"Nyokap udah meninggal." Rasi seketika memalingkan wajahnya ke arah Goldan. "Maaf, aku nggak tau kalau...,"
Goldan tersenyum tulus. "It's Okay."
"Kamu nggak punya saudara?" tanya Rasi lagi.
"Gue punya kakak," jawab Goldan.
Rasi mengangguk sambil membentuk huruf O di mulutnya.
"Nih! Gue udah selesai! Cepet kan! Pasti bener semua!" ujar Goldan percaya diri.
"Jangan sombong dulu."
"Orang pintar itu berpikir dirinya selalu bodoh sedangkan orang bodoh berpikir dirinya adalah yang paling pintar," ujar Rasi kemudian mengambil buku Goldan dan memeriksa jawabannya.
Goldan memperhatikan wajah Rasi yang fokus memeriksa hasil karyanya. Cantik, pintar, bijak, pengertian, baik, banyak kesempurnaan di diri Rasi. Mungkin sangat beruntung lelaki yang akan menjadi kekasihnya nanti.
"Salah satu!" ujar Rasi.
"Aku bilang juga apa. Jangan sombong karena sebagai manusia nggak ada yang pantes buat kita sombongin," lanjutnya yang membuat Goldan seketika tertegun.
***
Titan dan teman-temannya sedang nongkrong di depan kelas. Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Surya dan Slamet sibuk menggoda siswi yang lewat, Rigel sibuk dengan buku komik di tangannya, Neus masih dengan cimolnya dan sudah pasti Titan dengan sang pujaan hati, Handphone.
"Eh, Nasya. Cantik banget hari ini, mau kemana?" tanya Surya saat melihat seorang siswi keluar dari kelasnya.
Ia tau itu Nasya, si juara satu di kelasnya. Sikapnya sebelas dua belas dengan Titan. Dingin, sombong, dan yang paling penting JUTEK.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITAN: What's The Beginning ✔
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Galaksi Titan Supernova. Si galak dan dingin dari Rajawali. Bertemu dengan Rasi Almathea, anggota eskul dance SMA Persada. Pertemuan yang tak disangka-sangka yang membawa mereka dalam sebuah kisah. Pertanyaannya adalah bagaimana kisah...