38 | RASI!

87.8K 4.4K 221
                                    

Bahkan saat aku memperjuangkan, kamu tetap tidak dapat digapai. Apa ini tanda menjauh adalah hal yang tepat?

***

"Slamet! Jangan!" teriakan Mila terus menggema sedari tadi karena Slamet yang adal menyaut minuman miliknya.

"Bagi dikit doang, Mil! Gue haus." Slamet terus menghindari Mila sampai dirasa cewek itu mulai lelah dan kesempatan emas bagi Slamet untuk meminum minuman milik Mila yang Slamet bahkan tidak tahu jenis minuman apa itu.

Cowok itu bahkan menenggaknya hingga habis setengah botol sendiri.

"Buset! Apaan, nih! Sialan kok rasanya kek keringet sopir angkot!" ujar Slamet serata memuntahkan minuman itu yang alhasil mengenai baju seragam Neus.

"Ahh, Met! Baju gue kotor, nih!" teriak Neus kesal. Matanya dengan cepat melirik meja di sekitarnya untuk mencari tisu guna membersihkan muntahan Slamet.

"Yah, Slamet! Kok lo minum, sih!" Mila menarik paksa botol yang ada di tangan Slamet. Menatap isinya yang tinggal setengah dengan nelangsa.

"Apaan, sih! Lo harusnya bersyukur karena gue lebih dulu nyobain tu keringet sopir angkot daripada lo! Mana terima kasih lo, Mil!" seru Slamet tak terima seraya kembali meminum kembali air mineral yang ia ambil secara paksa dari Surya.

"Lagian lo ngapain, sih, bawa racun ular kayak gitu ke sekolah. Mau mati, lo?!" ujar Slamet menatap Mila penuh selidik.

"Slamet!" teriak Mila geram, napas cewek itu tersenggal menandakan ia kesal setengah mati pada Slamet.

"Ini tuh jamu datang bulan gue! Kurang ajar lo, ya!"

Usai teriakan Mila, sontak gelak tawa memenuhi ruangan kelas tersebut. Mereka semua menertawai kepolosan atau mungkin lebih tepatnya kebodohan Slamet.

Teriak-teriakan saling beradu membuat Slamet malu setengah mati. Cowok itu bahkan sampai mengambil tasnya yang kemudian digunakan untuk menutupi wajahnya sekarang.

Apalagi dilihatnya seorang Galaksi Titan Supernova sampai tertawa terbahak, bahkan kedua bahu Titan makin berguncang hebat. Jarang sekali, dan pasti yang ia tertawakan juga hal yang tak biasa. Seperti yang terjadi pada Slamet saat ini.

"Awas besok jadi belok lo, Met!"

"Haha! Slamet besok pake rok span abu yang disobek sampe pantat!"

"Besok bawa gincu lo ke sekolah, Met!"

"Anjing juga lo pada!" ujar Slamet kesal namun belum mau mengenyahkan tas yang menutupi sebagian wajahnya.

"Najis! Gak usah sok malu gitu lo! Biasa mangkal di taman lawang juga gak punya urat malu lo!" ujar Neus kemudian terbahak kencang. Cowok itu merasa puas bisa membalas Slamet yang mengotori seragamnya tadi. Bahkan sampai sekarang noda itu tidak bisa hilang.

Slamet mendengus tak terima. Mengenyahkan tas yang sempat berada di wajahnya. Menatap kepada Neus kesal karena sedaei tadi cowok itu lah yang suaranya paling kencang. Dasar biang gosip!

"Lo---," Ucapan Slamet terhenti ketika melihat Titan bangkit dari tempat duduknya. "Lo mau kemana, Tan?" tanya Slamet tidak jadi memaki Neus. Cowok itu lebih penasaran tentang hal apa yang akan dilakukan Titan.

"Biasa," jawab Titan singkat kemudian melangkah pergi. Mendapat anggukan dari keempat temannya.

"Pemilik sekolah mah bebas. Udah cakep, keren, jago ngomong bahasa asing---"

TITAN: What's The Beginning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang