Ragu tidak akan menyelinap masuk jika kamu sempurna dalam merasakan cinta.
***
Mungkin menyandang predikat sebagai kekasih seorang ketua Rajawali merupakan tantangan yang tidak mudah bagi Rasi. Semenjak gosip pacarannya dengan Titan menyebar, dirinya tidak lagi bisa hidup bebas seperti biasanya. Tatapan orang-orang kepadanya seakan berbeda, dan malah menghakimi Rasi.
Meskipun tidak sedikit juga yang menyangkal kabar pacarannya dengan kakak kelasnya, namun tak menampik kalau dirinya akan tetap dimusuhi satu siswi di sekolah karena ternyata si ice prince sudah ada yang punya.
"Lo kenapa, Ras? Ada masalah?" Aurora menyeruput es tehnya lalu melanjutkan kegiatan memakan mie ayamnya.
"Kalau lo ada masalah cerita aja, Ras. Minggu depan kita udah lomba, jangan sampai masalah lo itu ngaruh ke perform kita nanti," ujar Elara khawatir karena sedari tadi raut wajah Rasi tidak seceria biasanya.
"Jangan-jangan gosip itu beneran, yah. Lo beneran pacaran sama Kak Titan?" tuding Aurora dengan mata memicing ke arah Rasi. Jangan lupakan sumpit mie yang juga ia todongkan menambah kesan penasarannya.
"Bener lo pacaran sama Kak Titan, Ras?" tanya Elara tak kalah terkejut. Ia sampai mengguncangkan bahu Rasi pelan.
Sementara Rasi, ia diam. Bingung mau menjawab bagaimana. Apa berpacaran dengan seseorang itu hal yang patut untuk dipamerkan atau tidak? Ia merasa hubungannya dengan kakak kelasnya itu tergolong biasa-biasa saja--tidak ada yang istimewa sama sekali.
"Yee... lo nggak tau gosipnya? Beberapa hari yang lalu malah gue ngeliat sendiri Rasi digendong sama Kak Titan. Nggak tau lo, ya!" Aurora berkoar keras membuat seisi kantin mendengarnya.
"Mulut lo kalau masih kayak toak masjid mending gue karungin deh, Ra!" ujar Elara yang jengah menghadapi sikap Aurora yang tidak bisa tenang jika sedang membicarakan sesuatu.
Ucapan Aurora seketika membuat Rasi teringat kejadiannya dengan Titan beberapa hari yang lalu saat kakinya masih sulit untuk berjalan.
Dimana sang ketua Rajawali sendiri menggendongnya menuju kelasnya. Mungkin moment itu berputar di kepala Rasi begitu pelan sampai-sampai pipinya menunjukkan semu merah yang langsung ia tutupi dengan kedua telapak tangannya.
Bibir Rasi berkedut menahan senyum, namun sayangnya hal itu disaksikan oleh Aurora dan sontak juga alis gadis itu terangkat sebelah melihat tingkah sahabatnya yang sepertinya sudah kehilangan kewarasannya.
"Ngapa lagi ni bocah senyum-senyum sendiri," ujar Aurora sambil menaruh punggung tangannya di kening Rasi.
"Sakit lo, Ras! Jangan sampe gue ketularan penyakit bucin lo, deh," ungkap Aurora langsung. Ia sedikit menjauhkan kursinya dari Rasi dan kini lebih dekat dengan Elara.
Elara menepuk pundak Aurora pelan. "Hush! Lo nih ya, nggak bisa liat Rasi seneng sehari aja."
"Ya seneng sih seneng, El. Tapi nggak dengan jadi gila juga. Kan gue malu kalau punya temen nggak waras, mah."
"Aku nggak gila tau!" pekik Rasi ke arah Aurora. Ia sebenarnya juga malu sendiri karena ketahuan senyum-senyum membayangkan Titan.
Ah, kenapa pikirannya jadi dipenuhi oleh Titan?
"Hilang sudah image polos lo di mata gue, Ras. Ternyata sekarang lo udah gede," ujar Aurora tidak henti-hentinya menggoda Rasi.
"Elara, tolongin aku...," pinta Rasi dengan puppy eyes-nya sambil melirik ke Aurora. Ia tidak tahan dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan Aurora yang terbilang cukup menyentil hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITAN: What's The Beginning ✔
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Galaksi Titan Supernova. Si galak dan dingin dari Rajawali. Bertemu dengan Rasi Almathea, anggota eskul dance SMA Persada. Pertemuan yang tak disangka-sangka yang membawa mereka dalam sebuah kisah. Pertanyaannya adalah bagaimana kisah...