Maaf, dunia sudah lelah karena kamu kebanyakan berulah.
***
"Woi, Met! Mau kemana?" Surya melihat Slamet berjalan keluar kelas sambil senyam-senyum seperti pasien rumah sakit jiwa.
"Gue? Ke ruang eskul dance dong," jawab Slamet dengan tampang sombong.
Surya mengerutkan kening heran, begitu juga Neus dan Titan yang kini juga mulai tertarik dengan apa yang akan dilakukan Slamet.
"Ngapain lo?" sahut Neus sambil menyipitkan matanya.
Slamet tersenyum miring. "Liatin gebetan."
Titan langsung duduk tegak. Matanya menyorot Slamet tajam. Gebetan? Ruang eskul dance? Siaga lima!
"Emang lo punya?" tanya Titan berusaha sedatar mungkin menutupi kekesalannya.
Slamet mencibir. "Ihhh Ada lah! because gue kan handsome, pasti many people yang mau," jawab Slamet dengan tampang sok.
"Najis!" ujar Surya.
"Yang jelek sirik ni ye..."
Surya mencibir, lalu dia kembali menuleh ke arah Slamet. "Emang serius lo punya gebetan? Kenalin ke gue dong!" Surya membujuk Slamet dengan binar matanya.
"Mau? Tuh Bu Darmi. Gebet aja," jawab Slamet, seketika Surya mengerucutkan bibirnya.
"Lagian lo percaya aja! Makanya otak jangan dibego-begoin," ujar Slamet membuat Surya mendengus.
"Sialan lo!"
Slamet berdecak, kalau begini ia bisa tidak jadi ke ruang eskul dance. "Mau ikut gak? Lumayan nyari gebetan. Anak eskul dance bening-bening semua!"
Surya mengetuk-ngetuk dagunya pura-pura berpikir. "Boleh deh! Ada Rasi kan?"
"Ada lah! Malah kebetulan dia ketuanya. Beuuhhh! Pasti dia yang paling banyak gerak tuh!" ujar Slamet dengan senyum licik mencoba mengompori Titan. Terbukti dengan tatapan tajam yang dilayangkan padanya saat ini.
"Yaudah let's go!" Slamet dan Surya melangkah keluar kelas diikuti geraman dari Titan.
Tanpa disadari, seorang yang sedari tadi hanya diam mendengarkan percakapan Slamet dan Surya kimi mulai gelisah. Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Titan ikut bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menyusul Slamet dan Surya.
Sialan! Kenapa juga gue harus peduli.
***
Suara musik menggema dalam ruang bernuansa putih dan hitam itu. Ruangan yang dikelilingi kaca-kaca dan pendingin ruangan yang terjejer di setiap sisi.
Seorang gadis bergerak dengan lincah gerakannya lentur diikut dengan dua gadis lain di belakangnya.
Seakan tidak ada manusia lain lagi selain dirinya ia menggerakkan tubuhnya mengikuti irama yang diputar. Badannya diliuk-liukkan lentur hingga menjadi pusat perhatian orang-orang. Cantik dan berbakat mungkin itu adalah kata-kata yang pas untuk menggambarkan Rasi.
"Ras, sebentar lagi kan lombanya mulai. Udah berapa persen persiapannya?"
"Pokoknya udah hampir selesai paling tinggal hafalin koreo aja biar nanti nggak kagok pas lomba." Aurora mengangguk kemudian berjalan ke arah tasnya diikuti dengan Rasi.
Gadis itu mengambil botol air minum dan menegaknya sampai tersisa setengah. Memang latihan dance sangat menguras tenaga.
"Lo mau?" Aurora menyodorkan botolnya pada Rasi tetapi disambut gelengan kecil dari gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITAN: What's The Beginning ✔
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Galaksi Titan Supernova. Si galak dan dingin dari Rajawali. Bertemu dengan Rasi Almathea, anggota eskul dance SMA Persada. Pertemuan yang tak disangka-sangka yang membawa mereka dalam sebuah kisah. Pertanyaannya adalah bagaimana kisah...