Berbeda adalah bukti kalau kamu istimewa. Tetapi menjadi istimewa kadang membuat manusia lupa keistimewaan itu berasal dari siapa.
***
"Gimana olimpiade kamu, Dan?" tanya Rasi sambil menyeruput jus alpukat yang ada di depannya.
Goldan menoleh ke arah Rasi. Sebelum menjawab, ia menyempatkan untuk menelan cheeseburger yang ada di mulutnya.
"Ya... gue menang lah!"
Rasi menaikkan sebelah alisnya saat mendengar nada bicara Goldan yang sedikit berbeda.
"Terus?"
"Nggak ada terus-terus, intinya gue menang berkat usaha gue selama ini," ujar Goldan sambil menepuk-nepuk dadanya bangga namun tak bertahan lama karena mendapatkan tatapan aneh dari Ras.
"Dan, berkat lo juga tentunya. Makasih, ya, udah bantuin gue," ucap Goldan kali ini dengan senyum tulusnya yang ikut menular kepada Rasi.
Namun ada yang aneh, mengapa Goldan seolah merasakan getaran saat ia melihat senyum tulus dari cewek di depannya itu. Buru-buru Goldan mengenyahkan perasaan aneh itu dan kembali fokus pada dunia nyata.
"Ini sebagai hadiah buat lo karena lo udah bantuin gue menangin olimpiade kemarin." Goldan menyodorkan sebuah kotak berwarna merah dengan dihiasi pita kuning di atasnya. Bagi Rasi itu kotak itu cukup besar, mugkin seukuran kotak sepatu.
"Ini apa?" tanya Rasi bingung. Ia mengamati kotak tersebut dengan saksama.
"Nggak tau gue juga. Ini dari papa, katanya hadiah buat guru les privat gue. Coba lo buka aja."
Alis Rasi semakin berkerut, ia kemudian menggeleng menjauhkan kotak merah tersebut dari hadapannya.
"Nggak perlu, aku ikhlas bantuin kamu. Itu artinya ilmu yang selama ini aku pelajarim bermanfaat dan bisa dibagikan ke orang-orang," jawab Rasi membuat Goldan mau tak mau merasa kagum dengannya.
Jarang-jarang ada orang yang dengan ikhlas membagikan ilmunya pada orang lain. Guru saja minta dibayar, sedangkan gadis di depannya ini tanpa pamrih mau membagikan ilmunya. Membuat rasa tertariknya pada Rasi semakin bertambah.
What? Ia tertarik pada Rasi. Sepertinya Goldan sudah mulai gila!
Dengan cepat Goldan menghapus pikiran tidak masuk akalnya itu lalu kembali fokus pada Rasi.
"Nggak papa terima aja. Papa gue juga ikhlas ngasih ini buat lo."
"Mending kamu kasih buat orang yang lebih membutuhkan," ujar Rasi kali ini ia menggulung pastanya dalam garpu kemudian melahapnya dalam satu mulut sekaligus.
"Terima aja, Ras. Ini bukan dari gue tapi dari papa."
Rasi berpikir sejenak sambil mengetuk-ngetuk dagu membuat Goldan gemas setengah mati.
"Kalau gitu yaudah aku terima. Tapi lai kali bilangi papa kamu jangan ngasih hadiah kayak gini lagi. Pokoknya ini yang terakhir kali, ya," ujar Rasi dengan nada peringatannya yang direspon anggukan keras dari Goldan.
Cowok yang saat ini berada di hadapan Rasi itu tersenyum puas. Walaupun harus ada kebohongan kecil, setidaknya Rasi mau menerima hadiah pemberiannya.
Sejak kapan gue jadi pengagum senyum dia?
***
Marli sedang ramai-ramainya pada saat jam pulang sekolah seperti sekarang, banyak anak-anak Rajawali yang berkumpul terutana setelah mendengar kabar bahwa lagi dan lagi Nicander menantang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITAN: What's The Beginning ✔
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Galaksi Titan Supernova. Si galak dan dingin dari Rajawali. Bertemu dengan Rasi Almathea, anggota eskul dance SMA Persada. Pertemuan yang tak disangka-sangka yang membawa mereka dalam sebuah kisah. Pertanyaannya adalah bagaimana kisah...