14 | PDKT

145K 6.6K 141
                                    

Aku tersiksa, bahkan oleh keinginan hatiku sendiri.

***

"Met, lo tau nggak. Gue lebih baik temenan sama batu sekalian daripada punya temen yang sikapnya kayak batu." Surya melirik sinis Titan sambil memakan kripik singkongnya kasar.

Slamet mengangguk dan ikut mencomot kripik singkong itu. "Besok gue cariin batu kali terus kita ajak kenalan."

Titan hanya melirik singkat Slamet dan Surya kemudian melanjutkan aktivitas merokoknya yang sudah berjalan sekiar satu jam di balkon kamarnya.

Slamet dan surya saling berpandangan kemudian keduanya sama-sama mengangguk berjalan mendekati Titan.

"Lo kenapa sih, Tan?" Slamet menyentuh pundak Titan membuat lelaki itu menoleh namun tetap bungkam.

Surya mendengus kesal melihat Titan yang bersikap layaknya batu. "Kencan lo gagal?" tanya Surya to the point.

Slamet langsung melotot mendengar penuturan Surya. Temannya yang satu itu sungguh tidak mengerti situasi.

"Seperti kata pepatah, mati satu tumbuh seribu. Gagal kencan kesatu masih ada kencan keseribu," ujar Surya langsung mendapat jitakan dari Slamet.

Titan mendesah panjang, percuma saja ia merokok daritadi. Perasaannya tidak membaik sama sekali, malahan semaki memburuk.

Slamet kembali fokus ke Titan. "Kalau lo ada masalah cerita. Kita bukan dukun yang bisa nebak perasaan lo."

Titan diam sejenak, bingung antara menceritakan pada kedua temannya atau tidak. Pikirannya mulai kacau. Ini semua gara-gara si brengsek Samuel.

"Cerita aja Tatan. Napa cih? Napa?" Slamet melirik Surya yang sepertinya penyakit alaynya mulai kambuh.

Lagi, Titan menghembuskan napasnya. Ia sebenarnya malas mengungkit kejadian tadi. Apalagi mengingat Samuel bersama Rasi. Membayangkannya saja cowok itu tidak bisa. Sumpah demi apapun Titan ingin menghancurkan wajah Samuel saat itu.

"Tadi gue ketemu Samuel," ujar Titan pada akhirnya.

"WHAATT!"

Surya dan Slamet berteriak tepat di telinga Titan membuat cowok itu sontak melirik mereka tajam.

Slamet nyengir sesaat tetapi tak lama raut wajahnya kembali fokus. "Ngapain Samuel? Cari masalah lagi?"

"Dia... sama Rasi," jawab Titan setengah hati.

Surya dan Slamet sedikit terkejut mendengar penuturan Titan. Bagaimana Samuel bisa bertemu Rasi dan apa saja yang mereka bicarakan menjadi pertanyaan di benak mereka masing-masing.

"Terus, gimana tuh? Dia nggak ngajak Rasi dangdutan kan?" ujar Surya yang kemudian mendapat sikutan dari Slamet.

"Maksud gue, dia nggak ngajak ribut kan?"

Titan menggeleng lemah, ia memang tidak bertengkar dengan Samuel tetapi sekarang malah hatinya jadi panas melihat Samuel mendekati Rasi. Titan mengusap wajahnya frustasi. Ada apa dengan dirinya.

"Tapi gue agak bingung, lo kan bukan siapa-siapa Rasi. Lo marah kalau Rasi bareng Samuel tapi waktu itu lo bilang ke kita-kita 'gue gak suka sama dia'. Nah, sekarang ngapain lo sewot sama Samuel coba," ujar Surya.

TITAN: What's The Beginning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang