43 | Mengungkap

92.2K 4.6K 574
                                    

Terakhir. Jangan pergi sebelum Tuhan mengizinkan.

***

"Kak Titan nggak sekolah lagi?" tanya Rasi yang entah telah keberapa kalinya. Dan pertanyaannya selalu sama. Sampai terdengar hembusan napas lelah dari Titan. Sudah dibilang daritadi, dan Rasi sepertinya belum paham juga.

"Nggak, Rasi. Aku mau jagain kamu sampai sembuh," jawab Titan sambil menyampirkan anakrambut gadis itu yang terlihat menutupi wajah cantiknya. "Sekali lagi kamu nanya gitu, aku cium juga, nih!" ancam Titan.

Rasi memalingkan wajah, menutupi pipinya yang tampak memerah. "Udah mau lulus kok masih sempet-sempetnya bolos."

"Biarin. Kan aku yang punya sekolah," jawab Titan enteng seolah tak ada beban membuat Rasi hampir saja memukul lengan kerkar lelaki berkemeja putih itu.

 Kan aku yang punya sekolah," jawab Titan enteng seolah tak ada beban membuat Rasi hampir saja memukul lengan kerkar lelaki berkemeja putih itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok Kak Titan harus masuk, ya!" tekan Rasi sambil mengerahkan telunjuknya tepat di depan dada Titan. "Nggak. Selama kamu belum sembuh, aku nggak bakal kemana-mana."

"Tapi---"

"Nggak ada bantahan! Aku cuma takut Samuel dateng ke kamu lagi dan ngeluarin kata-kata sampahnya itu," ujar Titan galak sambil bersidekap.

"Apalagi kalau dia sampai nekat ngancam dan bawa senjata tajam," sambungnya sedikit gusar.

"Tapi di sini ada CCTV---" cetus Rasi yang belum menyelesaikan kalimatnya, mamun sudah dipotong lagi oleh Titan. Gadis itu jadi sedikit merengut sebal.

"Sam itu licik. Dia punya banyak cara yang nggak bisa kamu bayangkan sebelumnya. Dan aku nggak mau ngambil risiko."

Tangan Rasi menyentuh pundak Titan, memberikan ketenangan di sana.

"Kak Titan---" Untuk yang kesekian kalinya ucapan Rasi kembali terpotong, namun kali ini bukan nada tinggi yang Titan keluarkan seperti yang sudah-sudah sebelumnya. Tetapi...

"I'm just scared ...." Titan menghela napas lalu mendekat. "Do you know how it feels when you almost lost something important to you, and you can't do anything to hold it?" bisik Titan serak, "kamu ngeliat dia semakin menjauh dan kamu cuma bisa diam." Ia mengingat kembali saat-saat Rasi yang bahkan terasa seperti imajinasi, padahal tubuh gadis itu berada di depannya.

Rasi menggigit bibir bawahnya. Bersalah. Kalau mengingat cerita dari David tentang kematiannya selama beberapa menit dan kakak kelasnya ini berubah menjadi satu-satunya orang tidak waras yang percaya kalau dirinya masih hidup membuat Rasi sedikit merasa terharu.

TITAN: What's The Beginning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang