30 | Menegaskan

100K 4.9K 135
                                    

Bisa kita bicara sebentar, tentang bagaimana aku yang takut kehilanganmu dan kamu yang lebih memilih untuk pergi?

***

"Ya ampun! Hobi banget lo bikin gue khawatir!" David berlari dari teras rumahnya menuju Rasi yang saat ini sedang menutup pintu gerbang. Raut wajahnya jelas menggambarkan kekhawatiran setelah ia melihat Rasi diantar seorang lelaki bermotor besar.

Ya ampun! Kenapa hari ini banyak sekali lelaki misterius yang datang ke rumahnya, sih!

"Lo darimana aja, sih! Sakit jiwa gue nungguin daritadi," cecar David kini menggenggam lengan atas Rasi kemudian menuntunnya masuk.

Terlihat kalau tubuh kakaknya itu bergetar dengan mata memerah seperti habis menangis. Hal itu sontak membuat David kebingungan dan tidak dapat menahan mulutnya untuk bersuara.

"Lo habis nangis?" tanya David yang hanya disambut gelengan tanpa suara oleh Rasi. Namun bintang di langit sekarang pun tahu kalau sesuatu pasti telah terjadi pada kakaknya itu.

David membawa Rasi masuk, mendudukkan kakaknya di sofa ruang tengah sebelum kemudian berlalu mengambil segelas air dan memberikannya kepada Rasi.

"Lo tau gak sih. Lo itu perempuan terpolos yang pernah gue tahu." David menyandarkan punggunya pada sandaran sofa. Ia menatap punggung wanita di hadapannya yang sangat sangat ia sayangi. Walaupun terkadang Rasi membuatnya kesal karena tingkat kepolosan yang melebihi rata-rata.

"Tapi sekalinya lo keluar dari dunia kecil lo itu. Eh, malah langsung nyeret-nyeret dua cowok sangar," ucap David sambil melirik Rasi. Kakaknya itu terus diam dengan pandangan mata kosong. David sempat takut kalau kakaknya itu kesurupan.

"Gila bener hidup lo! Yang satunya psycopath, yang satunya anak genk. Gue yakin hidup lo gak jauh-jauh dari kata-kata mengenaskan, Ras," ujar David lagi kali ini diakhiri kekehan diakhirnya. David tahu kalau Rasi mendengarnya, bahkan ia beberapa kali menangkap kalau Rasi sedang menghembuskan napas berat.

"Btw, gue kepo deh. Tadi gue sempet liat tuh pas lo ngobrol sama cowok yang ngeluarin pistol-pistolan itu. Kalian emang ngobrolin apa?" tanya David seraya menegakkan kembali punggungnya.

Mendengar pertanyaan David, sontak tubuh Rasi menegang. Samuel. David melihatnya. Pria itu memang mengeluarkan senjata yang membuat Rasi terkejut setengah mati. Bahkan Rasi hampir menahan napas kalau pistol itu bukan ditujukan untuknya. Tapi untuk seseorang disana. Yang sangat Rasi sayang.

"Kamu ... kamu ngeliat, Vid?" Rasi menoleh ke arah David dengan raut tak terbaca. Sementara itu David menggaruk tengkuknya salah tingkah. "Ya ... gue kan kepo. Jadi ngintip sedikit gak papa kali," ujarnya sambil menyengir.

Rasi menggeleng, ini hanya menjadi urusannya. Tidak boleh ada yang terlibat dengan permainan licik Samuel. Ia tahu kalau lelaki itu tidak akan main-main. Dan Rasi terlalu lemah untuk melawan.

"Jangan kasih tahu siapapun. Kamu harus janji," ujar Rasi serius. Matanya menatap David dalam sontak membuat David semakin salah tingkah--takut kalau Rasi marah.

"Tapi, lo gak diapa-apain, kan, sama itu cowok? Gue takut dia beneran psyco, Ras."

"Kayaknya dia dulu pernah dateng ke rumah kita juga, deh. Iya, kan?"

TITAN: What's The Beginning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang