Pada sebuah titik temu. Aku tahu kita akan berakhir semu. Hanya sebagai tamu. Tanpa ada yang mau menjamu.
***
"Ck! Ras! Fokus dong! Lusa kita udah lomba!" Aurora menggerutu melihat Rasi yang sedari tadi lost focus dan banyak terjadi kesalahan gerakan pada tubuh gadis itu. Padahal lomba tinggal lusa dan Rasi seperti sama sekali tidak siap untuk lomba.
Aurora juga sebenarnya sedikit bingung. Rasi berubah beberapa hari ini. Dan itu sangat berdampak pada dance mereka. Oh, ayolah! Mereka sudah berlatih bahkan berbulan-bulan sebelum ini! Apa Rasi harus mengacaukan semuanya?!
"Fokus, Ras. Hilangin dulu masalah-masalah di pikiran lo sebentar. Nanti kalau udah selesai, baru dah lo cari lagi tu masalah," sahut Aurora lagi yang kemudian mendapat jitakan keras dari Elara.
"Jangan bikin dia tambah down, Ra," ujar Elara kemudian kepalanya dialihkan untuk menatap Rasi yang kini tengah menunduk dalam. Ia tahu pasti Rasi sudah berusaha keras untuk fokus. Hanya saja pikiran gadis itu menolak apa keinginannya.
"Ras, kalau lo ada masalah cerita aja. Kita siap dengerin, kok," ucap Elara kemudian menepuk-nepuk punggung Rasi. Membawa gadis itu menuju bangku di ujung ruangan tempat mereka biasa beristirahat.
"Lo aja ya! Masalah hidup gue udah berat, gak mau gue tambah-tambahin lagi sama masalah orang!" ujar Aurora begitu mereka bertiga duduk berhadapan.
Namun sayang, beberapa detik kemudian punggung kakinya sudah menjadi korban keganasan Elara. "Sialan! Kaki lo tuh kaki gajah, El. Sadar dikit napa kalau mau nginjek orang."
"Lagian mulut lo tuh licin banget mirip corong bensin."
Aurora mendengus membuang wajah. Membiarkan Aurora yang kini tak mau menatapnya, Elara kembali terfokus pada Rasi. Mengambilkan gadis itu sebotol air mineral dari tasnya namun ditolak halus oleh Rasi.
"Lo kenapa? Ada hubungannya sama Kak Titan?" Elara pikir pertanyaannya tepat sasaran karena begitu menyebut nama kakak kelasnya itu seketika wajah Rasi semakin tertekuk sempurna. Seperti tidak ada kehidupan disana.
"Pasti lo sama Kak Titan putus. Iya, kan? Ngaku, lo!" sahut Aurora tiba-tiba seketika mendapat sikutan dari Elara.
Rasi menghembuskan napas berat. Kenapa teman-temannya ini begitu tahu akan dirinya?
Keadaan hatinya kacau dan masih sangat sulit untuk dibenahi. Keinginan untuk melanjutkan terhenti sampai disini. Di titik dimana ia merasa tak ada seorangpun yang bisa mengerti. Pilihan yang ia pilih sudah sangat berarti, tetapi memang dasarnya manusia tidak pernah berpuas hati.
Mungkin Rasi akan melepaskan Titan dengan mudah jika lelaki itu tidak lebih dulu mengukir kenangan yang sangat dalam walaupun mereka bersama hanya sebentar.
Ya Ampun! Bahkan mereka berpacaran belum ada satu bulan! Kenapa Rasi sedramatis ini?!
"Iya. Aku mau putus sama dia," jawab Rasi lirih. Tak munafik kalau ia sebenarnya tidak ingin sama sekali melepaskan kakak kelasnya itu. Masih banyak kenangan yang ingin ia ukur bersama dengan Titan.
Rasi merasa kepalanya ingin pecah saat itu juga. Sekalinya merasakan cinta, kenapa pengalamannya seperti ini!
"Ya ampun, Ras! Lo tuh bego banget, sih! Pacaran belum ada sebulan udah mau putus aja. Gue bilang juga apa, emang dasarnya lo tuh nggak bakat berbuat dosa, Ras!" ujar Aurora kemudian melemparkan handuk kecil kepada Rasi tepat sasaran membuat Rasi menatap dirinya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITAN: What's The Beginning ✔
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Galaksi Titan Supernova. Si galak dan dingin dari Rajawali. Bertemu dengan Rasi Almathea, anggota eskul dance SMA Persada. Pertemuan yang tak disangka-sangka yang membawa mereka dalam sebuah kisah. Pertanyaannya adalah bagaimana kisah...