26 | Saat

115K 5.8K 156
                                    

Dunia bisa menentang perasaanku tetapi tidak keinginanku untuk memilikimu.

***

Rasi membuka pintu berwarna putih perlahan takut kalau seseorang yang ada di dalamnya merasa terganggu. Ia melangkah masuk diikuti dengan Titan di belakangnya yang setia mengekori Rasi kemanapun gadis itu pergi.

Rasi melangkah menuju brangkar tempat Goldan berbaring. Melihat wajah dan sebelah tangan cowok itu kini dipenuhi perban. Rasi jadi ngilu sendiri.

"Goldan ... ," panggil Rasi lemah, "kamu belum sadar juga?"

Rasi memegang sebelah tangan Goldan yang terbebas dari infus dan tentu saja aktifitasnya itu tidak luput dari tatapan tajam Titan.

Titan hanya diam di belakang Rasi. Menyaksikan kekasihnya ini sangat peduli kepada semua orang terkadang membuat darahnya mendidih tiba-tiba. Rasi benar-benar tidak mengerti definisi tidak mau berbagi.

"Aku mewakili Kak Titan mau minta maaf ke kamu. Kamu mau maafin kan?"

Kali ini ucapan Rasi sontak membuat mata Titan membulat. Ia menarik sedikit rambut Rasi membuat gadis itu menoleh dengan alis terangkat.

"Gue nggak mau minta maaf," ujar Titan dingin. Semakin dingin lagi saat melihat bahkan jari-jari Rasi belum melepaskan genggamannya pada tangan Goldan.

Titan bergerak cepat menarik tangan rasi kemudian menautkannya sendiri dengan tangannya. Meski memaksa.

"Kan Kak Titan yang buat dia sampai begini. Masa nggak mau minta maaf," ujar Rasi lembut yang sayangnya membuat Titan menjadi lemah. Namun belum kalah, sedikit lagi iya yakin egonya bisa bertahan.

"Dia sendiri yang buat dia jadi kayak gitu."

"Jangan salahin gue."

Rasi geleng-geleng sendiri mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Titan. Ia melepaskan tautan tangannya dengan lelaki itu dan kembali menoleh ke arah Goldan.

"Kak Titan nggak mau minta maaf, Dan. Aneh ya, padahal dia kan kakak kamu."

Selanjutnya yang dilakukan Titan hanyalah menghembuskan napasnya lelah. Kata-kata yang terlontar dari mulit gadis itu sedikit menyentil hatinya. Rasi benar-benar tidak tahu apa-apa tentang keluarganya. Wajar saja jika ia berkata demikian.

"Ayo pulang!" ujar Titan sambil menarik tangan Rasi. Bahkan cowok itu kini menyeretnya karena Rasi menolak untuk pulang dan berkata masih ingin menjenguk Goldan.

"Udah 5 menit. Pulang!" Titan masih menarik Rasi tetapi cewek itu masih tetap pada pendiriannya.

Jadi, jangan salahkan kalau Titan melakukan hal gila yang sukses membuat gadis itu berteriak histeris namun tetap tidak membangunkan Goldan.

"Kak Titan turunin aku!"

Rasi merasakan badannya melayang saat itu juga. Kakak kelasnya ini benar-benar menggendongnya seperti karung beras. Ia tidak ingin pulang, ia masih ingin menjenguk temannya. Ya ampun, menyebalkan!

 Ya ampun, menyebalkan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TITAN: What's The Beginning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang