Wajah rupawan, belum tentu kelakuannya menawan.
***Rasi terburu-buru membawa segelas teh hangat untuk Auorora. Sahabatnya yang satu itu pingsan saat upacara tadi, dikarenakan tidak sarapan pagi. Sedangkan di UKS, stok air panas sudah habis, dan jadilah ia harus membelinya di kantin.
"Ras?" Rasi menolehkan wajah mendapati sosok Prince terswnyum kepadanya. Kenapa harus disaat seperti ini cowok itu memanggil? Rasi sangat buru-buru.
"Kamu mau kemana? Buru-buru banget."
"Aku mau ke UKS. Aurora pingsan."
Rasi juga dapat melihat raut wajah Prince yang berubah. Terkejut. Mata lelaki itu membulat penuh bersamaan dengan lontaran kalimat penuh khawatir.
"Kenapa? Terus dia nggak papa sekarang?"
"Dia nggak papa. Nanti lagi ya Prince. Aku buru-buru bawa teh angetnya."
Rasi sempat memasang raut wajah tidak enak. Jelas saja, biasanya ia tidak mungkin meninggalkan seseorang yang sedang berbicara dengannya. Namun Rasi benar-benar buru-buru sekarang. Aurora lebih membutuhkannya dan teh hangat ini.
Rasi berbalik cepat. Hampir terhuyung akibat lantai kantin yang terlalu licin namun ia bisa menyeimbangkan tubuhnya. Kakinya berlari kecil sembari menjaga matanya pada teh hangat agar tidak tumpah.
Rasi sepenuhnya sadar kalau ini kesalahannya, saat tubuhnya tidak sengaja menubruk tubuh seseorang di depannya akibat kedua matanya yang sibuk memperhatikan teh panas di tangannya padahal sekarang teh itu sudah tumpah dan tak berbentuk lagi.
"Aw! Hhsstt! Panas!" Rasi mengibas-ngibaskan tangannya. Ia sepenuhnya belum menyadari kalau kini beberapa pasang mata menuju ke arahnya sampai suara deheman dari seseorang di sana muncul.
Rasi tidak tahu sekarang ia harus terkejut atau justru ... takut.
"K-kak Titan?" Ini seperti mimpi buruk bagi Rasi mendapati tatapan tajam itu benar-benar mengarah ke arahnya. Ia melirik sesuatu di sana dan pada saat itu ia menyadari kalau betapa sialnya ia hari ini.
"Liat apa lo? Bersihin!"
Rasi sedikit tersentak. Namun ia memilih untuk segera mengeluarkan sapu tangan yang selalu ia bawa di saku seragamnya. Ia sempat sedikit ragu.
Apakah harus dirinya? Membersihkan seragam yan terkena tumapahan teh itu? Masalahnya di sana Rasi dapat melihat perut kotak-kotak yang tercetak jelas akibat cairan teh.
Ia menatap ragu. Tangannya mengambang namun tiba-tiba ditarik kencang oleh tangan lain. Rasi memelotot ketika kini tangannya sudah menyentuh perut itu.
"Cepet bego!" ujar lelaki itu tak sabaran.
Rasi takut setengah mati. Ia lebih memilih berhadapan dengan hantu valak daripada dengan orang-orang seperti Titan.
Bahkan ia berulang kali menahan napas saat tak sengaja melirik tubuh itu.
"A-ku ... m-minta ... maaf, Kak."
"A-aku bener-bener nggak sengaja."
Rasi terggagap. Sudah jelas ini adalah mimpi buruk baginya. Selama di sekolah, ia selalu menghindari berurusan dengan sosok-sosok tukang bolos dan adu jotos seperti ini. Namun sekarang, sepertinya takdir sangat tidak berpihak kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITAN: What's The Beginning ✔
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Galaksi Titan Supernova. Si galak dan dingin dari Rajawali. Bertemu dengan Rasi Almathea, anggota eskul dance SMA Persada. Pertemuan yang tak disangka-sangka yang membawa mereka dalam sebuah kisah. Pertanyaannya adalah bagaimana kisah...