27 | Prince

107K 5.9K 210
                                    

Definisi tidak mau berbagi adalah kamu.

***

Beberapa hari setelahnya, mungkin Rasi menganggap harinya berjalan dengan baik. Ia sama sekali tidak menjenguk ataupun bertemu dengan Goldan. Bahkan sekarang pun ia tidak mengetahui bagaimana kondisi temannya itu.

"Ras? Kok lo malah bengong sih!" Aurora menggerutu melihat Rasi yang sama sekali tidak fokus pada latihan dance mereka. Padahal lombanya akan dilaksanakan minggu depan.

Dan. Oh astaga! Rasi malah sedari tadi melamun, bukannya mengikuti suara musik yang diputar. Sempat terbesit keinginan untuk menggeplak kepala Rasi. Namun, niat itu Aurora urungkan karena pasti ia duluan yang akan digeplak oleh Titan.

"Maaf, Ra. Ayo kita ulang lagi." Rasi buru-buru berjalan ke arah ponselnya yang ia gunakan untuk menyetel musik namun urung, karena ucapan Aurora sukses menghentikan gerakannya.

"Lo ada masalah sama Kak Titan?"

Tubuh Rasi terdiam untuk beberapa detik sebelum ia menoleh untuk menggelengkan kepalanya kecil.

"Jangan bohong! Atau jangan-jangan lo putus sama dia? Iya kan?" tuding Aurora. Ia memicing menambah kesan penasarannya yang jelas ditujukan pada Rasi.

Rasi mengelus dadanya sabar menghadapi Aurora. Ia memutar langkahnya kini berjalan ke arah temannya itu.

"Kamu do'ain aku putus, Ra?" tanya Rasi dengan alis terangkat. Namun respon Aurora hanya mengedikkan bahu seakan memberikan jawaban yang ambigu.

"Harusnya sih ya, lo bersyukur kalau gue do'ain putus. Kan kalau lo putus penghuni neraka bisa berkurang. Inget, Ras. Pacaran itu...," Aurora menjeda ucapannya. Namun tentu Rasi sudah tau kata apa yang temannya itu gantung. Rasi paham.

"DOSA!" ujar Aurora kencang bahkan gadis itu berteriak. Untung saja ruang ekskul dance hanya diisi mereka berdua karena Elara sedang membeli air minum tadi.

"Iya aku tau."

"Terus kenapa masih dilakuin?"

Rasi menunduk menggelengkan kepalanya. Ia tidak tau harus menjawab apa. Karena memang dasarnya semua hal yang dosa itu enak untuk dilakukan.

Aurora hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Rasi. Ia lalu berjalan menuju arah ponselnya yang terletak di ujung ruangan sebelum suara Elara yang tiba-tiba muncul kembali menghentikan langkahnya.

"Ra! Sumpah lo bego banget! Mana ada gorengan kemasan botol somplak! Lo kira Aqua!" Elara mencebikkan bibirnya kesal kemudian menjulurkan tangannya ke arah Aurora untuk memberikan pesanannya.

"Itu gue udah beli Aqua botol. Masukin aja gorengannya sendiri ke dalem botol. Nanti juga jadi gorengan kemasan botol!"

"Ya lagian lo juga tolol, El. Udah tau gue cuma bercanda, kenapa lo cari beneran." Aurora berdecak kemudian mengambil tempe goreng yang ada di plastik genggamannya kemudian memakannya rakus.

"Makanya kalo punya otak sering-sering dimandiin biar nggak berdebu."

Elara mendengkus, lebih memilih berjalan menghampiri Rasi yang sedari tadi hanya diam saja menyaksikan perdebatan antara dirinya dengan Aurora.

"Lo ditungguin Prince di luar," ujar Elara sambil menunjuk ke arah pintu.

"Prince? Ngapain?"

Aurora merotasikan matanya malas. "Tinggal keluar pake banyak tanya lo ya."

Rasi memicing menatap Aurora yang asal berucap. "Iya, iya, aku keluar."

Rasi melangkahkan kainya keluar ruang dance. Memilih untuk mempercepat langkahnya, Rasi sudah disambut senyuman hangat Prince begitu membuka pintu ruang ekskul dance.

TITAN: What's The Beginning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang