Sudah tau sakit, masih saja berkorban.
Kalau sakit, ngeluhnya kebangetan, sampai malaikat saja bosan mendengarkan.
***
Bolak balik masuk ruang BK. Siapa sih yang mau?
Harusnya kalau sudah sekali masuk, anak-anak menjadi jera dan tidak melakukan kesalahannya lagi. Tetapi berbeda dengan Titan, mungkin dalam satu bulan saat ia masuk sekolah--Jum'at dan Senin--pasti ada saja panggilan dari guru BK.
Seperti saat ini, dengan malas ia berjalan menuju ruang BK karena tidak tanggung-tanggung, tangannya sudah ditarik paksa oleh Pak Darto.
Titan duduk di hadapan Pak Darto dengan wajah datar. Sementara guru di depannya itu sudah menunjukkan raut wajah seperti singa yang ingin memangsa rusa. Mungkin kalau terlihat, kepala Pak Darto seperti rumah yang kebakaran dan mengeluarkan asap hingga memenuhi ruang BK.
"Kamu lagi, kamu lagi! Kamu emang sengaja mau buat saya stroke? Iya?!" Suara Pak Darto yang tinggi membuat telinga Titan berdengung.
"Kerjaan kamu cuma berantem, bolos, dan buat onar! Kamu nggak sayang sama orang tua kamu?!"
Sejenak tubuh Titan membeku begitu Pak Darto menyebutkan kata 'orang tua'. Kata-kata yang menurutnya sudah menghilang dari Kamus Bahasa Indonesia.
"Orang tua saya udah mati!"
Pak Darto tertegun mendengar jawaban Titan kemudian menghembuskan napas pelan.
"Saya tau masalah kamu berat, tetapi tolong jangan melampiaskannya ke hal-hal yang negatif. Saya capek--,"
"Kalau bapak capek nggak usah jadi guru disini," sela Titan terdengar datar namun menusuk hingga Pak Darto membulatkan matanya.
"Di luar sana masih banyak guru yang lebih berkompeten dari bapak." Meski sudah melihat tangan terkepal Pak Darto, namun kalimat Titan terus meluncur begitu saja bagai air mengalir. "Kamu!"
Titan ikut melirik pintu saat suara ketukan pintu terdengar dan mengalihkan amarah Pak Darto untuk sementara.
Selamatlah nyawanya.
Namun mungkin hanya sesaat, perasaannya kini mulai berganti. Degupan jantungnya mulai terdengar saat ia melihat orang yang mengetuk tadi adalah Rasi.
Titan dapat melihat Rasi yang sepertinya juga terkejut akan keberadaan dirinya di ruang BK yang padahal sudah menjadi lazim bagi murid-murid sekolah ini.
"Bapak manggil saya?" pertanyaan Rasi mendapat deheman dari Pak Darto. Mungkin untuk sementara ini amarahnya sudah turun karena melihat wajah menyejukkan Rasi.
"Bagus kamu datang cepat. Saya dengar kamu menjadi guru les seseorang di luar sekolah. Apa itu benar?" Pak Darto menaikkan kacamatanya yang turun kemudian menatap Rasi lekat.
Sementara Rasi, belum hilang keterkejutannya atas keberadaan Titan di ruang BK, kini datang masalah baru yang membuat jantungnya lebih berirama.
Darimana Pak Darto bisa tau kalau ia menjadi guru les Goldan?
"I-iya, Pak."
Pak Darto tersenyum puas. Ia sedikit menghembuskan napas lega. "Kalau begitu saya mau minta tolong ajarin anak saya juga. Dia seumuran seperti kamu, tapi dia susah menangkap pelajaran di sekolahnya." Rasi sebisa memperhatikan penjelasan Pak Darto dengan fokus, namun sedari tadi hatinya selalu merasa kalau mata Titan terus tertuju padanya. Fokusnya terpecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITAN: What's The Beginning ✔
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Galaksi Titan Supernova. Si galak dan dingin dari Rajawali. Bertemu dengan Rasi Almathea, anggota eskul dance SMA Persada. Pertemuan yang tak disangka-sangka yang membawa mereka dalam sebuah kisah. Pertanyaannya adalah bagaimana kisah...