Senja berjalan sendirian menyusuri lorong kelasnya. Hari ini dirinya terpaksa harus pulang sendirian dengan mengendarai angkutan umum, karena Dinda yang biasanya mengantar jemput dirinya dengan mobil pribadi gadis itu terpaksa harus mengukiti bimbingan belajar.
Bimbingan belajar itu di peruntukkan bagi siswa-siswa kurang berprestasi seperti Dinda. Tapi Sebenarnya Senja tahu bahwa Dinda bukanlah siswa bodoh, Dinda merupaka siswa yang tak kalah pintar dari dirinya. namun entah mengapa sahabatnya itu terkesan malas dan menutup-nutupi kemampuannya.
Saat tengah berjalan sendirian tak sengaja Senja menyenggol seseorang hingga membuat orang tersebut mengumpat kesal kearahnya.
" Anita, duh maaf saya gak sengaja " ucap Senja minta maaf
" loe lagi, loe lagi. Bisa gak sih loe jauh-jauh dari hidup gue !!" teriak Anita " belum cukup loe rebut kak Reyhan dari gue, dasar cewek kecentilan !!! " ucap Anita lagi
" sorry Nit, tapi sekali lagi Kak Reyhan sama saya gak ada hubungan apa-apa. Kami hanya kebetulan satu ekstrakulikuler " Senja berungkali menjelaskan bahwa Reyhan yang merupaka ketua ekskul redaksi sekolah tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Apakah salahnya jika Reyhan dan Nita putus karena laki-laki itu menyukainya
"sikat aja Nit, gak ada Herdernya ini " ujara salah satu teman Nita saat tak melihat sosok Dinda didekat gadis itu
Mendengar informasi dari temannya membuat Anita segera melancarkan aksinya dengan menyiramkan minuman yang ia bawa tepat kearah Senja. Senja tak bisa melawan kala kedua teman Anita dengan sigap memegangin kedua tangannya,.
Senja menutup matanya kala melihat Anita melayangkan tangan kearahnya. Senja siap jika harus menerima pukulan keras dari Anita, mengingat bahwa Dinda sedang mengikuti bimbingan belajar membuat Senja hanya pasrah dan tak melawan.
Merasa bahwa sudah cukup lama dirinya menutup mata dan tak merasakan apapun pada pipinya membuat Senja membuka matanya dengan takut-takut. Namun pemandangan dihadapannya membuat Senja terkejut sekaligus bingung.
Dihadapannya saat ini tengah berdiri seorang Gilang yang tengah menghalau tangan Anita yang hendak memukul dirinya.
" gak adil kalau kalian main keroyokan kayak gini " ujar Gilang seraya menghempaskan tangan Anita dengan kasar.
Melihat bahwa Senja kali ini tengah dilindungin oleh orang yang jauh lebih berbahaya dari Dinda membuat Anita dan kawan-kawan segera pergi dari sana. Melihat bahwa biang rusuhnya telah pergi, Gilang segera melepas jaket yang ia keakan dan menyampirkannya pada pundak Senja. Senja yang terkejut tak bisa menolak semua perlakuan Gilang.
" baju loe basah " ucap Gilang
" oh, ya makasih " ucap Senja yang masih diliputi rasa tekejut dan heran
" loe pulang sama siapa ? " tanya Gilang yang mampu membuat Senja semakin terkejut
" a...apa ? " Senja benar-benar bingung saat ini
" ini udah sore, kayaknya gak akan ada angkutan umum yang lewat depan sekolah " jelas Gilang
" gak usah, makasih " tolak Senja. Bagaimana bisa dia pulang dengan pria yang digilai oleh sahabatnya, bagaimana jka Dinda sampai tahu. " saya pulang duluan. Jaketnya saya cuci dulu, setelah itu saya kembalikan " ujar Senja segera pergi dari sana. Dia merasa tak baik jika berduaan dengan Gilang, itu sama saja menyakiti perasaan sahabatnya
Tanpa mereka ketahui sejak tadi Dinda berdiri tak jauh dari tempat mereka dan melihat jelas apa yang terjadi. Dinda memang mengikuti kelas bimbingan, namun saat seorang siswa berlari kedalam kelasnya dan mengatakan bahwa Senja sedang menjadi bulan-bulannan Anita dan kawan-kawan, membuat Dinda tanpa berpikir dua kali pergi meninggalkan kelas bimbingan hanya untuk menyelamatkan sahabatnya.
Sekarang sepertinya Senja tak membutuhkan bantuannya, bahkan Gilang dengan enteng melindungi dan mengajak Senja untuk pulang bersama. Jujur Dinda merasa amat sakit pada hatinya, seperti ada tangan tak kasat mata yang meremasnya tanpa permisi.
Dinda berjalan kembali kekelasnya dengan langkah lemah, tanpa sadarpun Dinda memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa menyesakkan. Melihat bahwa pria yang ia harapkan memberikan perlindungan dan perhatian pada wanita lain yang merupakan sahabatnya membuat Dinda tersenyum kecut.
Meskipun hatinya ingin menangis dan menyalurkan kemarahannya, namun Dinda hanya mencoba tersenyum dan berpikir positif. Harusnya dia merasa bersyukur bahwa Senja tak sempat mendapatkan pukulan dari tangan wanita jahanam itu. seharusnya Dinda berterima kasih pada Gilang yang sudah menyelamatkan sahabatnya. Ya seperti itulah yang harus ia lakukan, batin Dinda sembari tersenyum miris.

KAMU SEDANG MEMBACA
DINDA
FanfictionIni hanyalah sebuah kisah klasik dimana Cleodinda Sekar Ayu, si cewek seksi yang selalu ceria mencintai seorang pria dingin dan cuek bernama Gilang Arka Permana yang notabene adalah pria paling mempesona di seantero sekolah. namun apa mau dikata ket...