Kediaman kedua anak manusia itu terus berlanjut hingga akhirnya mereka sampai di tempat dengan selamat dan sehat walafiat. Gilang yang memang tak pernah bersikap baik pada Dinda, lagi-lagi bersikap cuek dan langsung turun dari mobil tanpa mau menunggu Dinda.
Tahu bahwa Gilang tak akan pura-pura bersikap baik padanya membuat Dinda dengan inisiatif pribadi mempersilahkan dirinya sendiri untuk ikut masuk kedalam rumah milik pria dingin itu. Dinda mengekori kemana saja kaki Gilang melangkah, hingga pria itu terlihat berhenti di sebuah ruangan keluarga dimana terdapat beberapa wanita tengah bercengkrama.
" aku udah bawa pesanan mama " ucap Gilang dingin dan kemudian berlalu menuju ke kamarnya meninggalakan Dinda yang tak berani berkutik dan hanya bisa tersenyum kikuk.
" ampun deh anak itu " desisi Maya kala melihat sikap dingin anaknya pada Dinda. " Dinda.... sini sayang, tante kenalin sama keluarganya Gilang " ujar Maya sembari menarik tangan Dinda untuk mendekat
Dinda hanya bisa menuruti perintah tante Maya itu sembari tetap tersenyum. Dinda di kenalkan dengan Tante Sisil yang merupakan kaka dari tante Maya. Dinda juga tak lupa dikenalkan dengan wanita paruh baya yang masih terlihat amat cantik yang merupakan ibu dari om Alex, ayah Gilang. Wanita paruh baya yang tengah duduk di kursi roda itu bernama Oma Niken
Karena sikap keluarga Gilang yang sangat hangat dan menerima kehadiran Dinda dengan senang hati membuat gadis itu tak perlu bersusah payah untuk membiasakan dirinya dengan keluarga itu. melihat kehangatan keluarga itu membuat Dinda berpikir mengapa Gilang memiliki sikap yang amat berbanding terbalik dengan keluarganya, pria itu terkesan dingin dan tidak tersentuh. Seperti gunung es yang sedang Dinda coba untuk cairkan.
" kamu ngobrol aja di sini bareng oma dan juga Tante Sisil. Tante mau menyiapkan makan malam di dapur " ujar Tante Maya
Dinda merasa tak enak jika harus duduk santai sedangkan wanita itu berepot ria menyiapkan makan malampun memutuskan untuk ikut membantu " kalau Dinda mau ikut bantu boleh gak Tante "
" emangnya kamu bisa masak Dinda ? " tanya Maya yang dijawab dengan anggukan lemah oleh Dinda
" Bisa sih tapi Cuma sedikit-sedikit aja tante. Dinda bisalah bantu-bantu tante di dapur " ucap Dinda antusias
Melihat keantusiasan Dinda membuat semua orang di sana tersenyum senang. Sepertinya mereka tidak salah pilih dalam memilih calon istri untuk Gilang. Buktinya gadis ini tampak sangat lugu dan baik.
" kalau belajar terus nanti lama-lama kamu pasti jadi pinter masak kok " ucap Sisil menyemangati calon keponakannya itu
Sebelum Dinda dan Maya berlalu ke dapur, mereka di kejutkan dengan suara nyaring seorang gadis yang memang-manggil nama Gilang. Gadis berseragam SMP kekecilan itu mengingatkan Dinda pada dirinya saat di sekolah.
" Bang Gilang mana Bun ?" tanya Gadis itu seraya melemparkan tas nya secara asal ke sofa
" kamu kok pulang ke sini bukannya ke rumah " omel Sisil kala melihat anak gadisnya yang sedikit tak tau aturan
" tau tuh, ngintilan aku mulu " ujar seorang anak laki-laki yang berseragam sama seperti yang gadis cantik tadi kenakan
" yah kepedean gilak loe Do " teriak gadis remaja tadi tak terima
"Adel kesini karena Adel tahu kalok mama pasti lagi ngerumpi di rumah bunda " jawab Adel sembari melepas alas kakinya " Bunda abang kemana sih, katanya mau jemput aku " rengek Adel pada Maya
" abang kamu lagi di kamar. Oya, Adel sama Edo sini kenalan sama Kak Dinda " Maya membawa Dinda mendekat kearah Adel yang saat ini tengah menatap dirinya dengan tatapan menilai.

KAMU SEDANG MEMBACA
DINDA
FanfictionIni hanyalah sebuah kisah klasik dimana Cleodinda Sekar Ayu, si cewek seksi yang selalu ceria mencintai seorang pria dingin dan cuek bernama Gilang Arka Permana yang notabene adalah pria paling mempesona di seantero sekolah. namun apa mau dikata ket...