Gilang berlari memasuki rumahnya seperti orang kesetanan. Seharian ini sudah dua kali ia berlari layaknya orang yang tengah dikejar malakai maut seperti ini, hingga membuat beberapa anggota keluarga terbengong bingung.
Hembusan napas pria tampan itu terdengar amat tak teratur diiringi dengan keringat yang mengucur membasahi dahi tampannya.
" apa yang terjadi Lang ?! " pekik Oma Niken melihat cucunya ngos-ngosan seperti itu, belum tadi ia telah dibuat terkejut dengan kedatanagan menantunya yang memasuki rumah dengan wajah basah dengan air mata. Sebenarnya apa yang salah pada hari ini
Maya yang melihat kedatangan putranya seperti itupun tak mampu menutupi keterkejutannya. Wanita paruh baya itu langsung bangun dari posisi duduknya dan mendekati sang putra. Dengan telaten wanita itu menepuk bahu Gilang.
" bernapaslah perlahan " ujar Maya masih senantiasa menepuk pelan putranya dengan wajah sarat rasa khawatir.
Bukannya menuruti kalimat sang ibu, gilang malah kembali melanjutkan langkahnya mendekati sang nenek. Pria muda itu sama sekali tak mengindahkan atensi sang ibu yang kini tampak terluka dengan perlakuannya.
" oma dimana ayah ? " tanya Gilang buru-buru
Niken yang ditanya seperti itu mengernyitkan dahinya bingung. Sebenarnya cucunya itu tengah ketempelan setan mana, datang dengan keadaan kacau dan langsung menanyakan keberadaaan ayahnya, yang nyatanya tengah duduk dengan tenang disampingnya.
" kau tak bisa melihat ayah mu yang tampan ini hah ?! " tanya Alex dengan nada bercanda. Sejujurnya ia bingung dengan kedatang Gilang yang tiba-tiba seperti ini. Belum lagi setelah mendengar cerita istrinya yang menangis sesenggukan tadi.
" ayah, kumpulkan semua keluarga sekarang !! " teriak Gilang penuh semangat dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
Semua orang dalam ruangan itu kini memandang kearah Gilang dengan tatapan seram.
" apakah waktu kecelakaan kepalanya terbentur dengan keras Bang ? " tanya Adel penasaran, bahkan gadis itu kini menyentuh dahi kakak sepupunya itu. Mencoba mengecek kesehatan Gilang, apakah bermasalah atau tidak
" Ck!! " Gilang berdecak kesal sembari menampis dengan perlahan tangan Adel di dahinya
" clam down man. Katakan yang jelas apa yang sebenarnya terjadi " ujar Alex mencoba meminta putra sulungnya itu untuk tenang. Jika dengan keadaan yang serba buram seperti ini, masalahan tidak akan bisa terpecahkan.
" aku ingin melamar Dinda malam ini juga !! "
" HAH !! "
" APA !! "
Begitu kira-kira segala pekikan terkejut yang keluar dari mulut seluruh anggota keluarganya. Mereka semakin menatap kearah Gilang dengan ngeri. Sepertinya dokter rumah sakit telah salah kala mengatakan pria itu sudah sehat dan sudah di perbolehkan pulang.
" kau tidak sedang mengigaukan kan sayang ? " tanya Tante Sisil. Sejujurnya ia senang-senang saja mendengar teriakansemangat empat lima dari keponakannya itu, tapi ia juga tak mau jika sampai itu hanya bagian dari bualan tak jelas Gilang.
" aku serius tante ! ayah Dinda hanya memberiku waktu dua hari untuk membawa kalian semua meminang Dinda " ujar Gilang kesal saat semua keluarganya menatapa tak percaya kearahnya.
" Baiklah semuanya, segera bersiap-siap !! " teriak Oma Niken yang kini terlihat tak kalah bersemangat. Wanita tua itu merupakan pendukung nomor satu hubungan Dinda dan Gilang sejak dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DINDA
FanfictionIni hanyalah sebuah kisah klasik dimana Cleodinda Sekar Ayu, si cewek seksi yang selalu ceria mencintai seorang pria dingin dan cuek bernama Gilang Arka Permana yang notabene adalah pria paling mempesona di seantero sekolah. namun apa mau dikata ket...