Pagi ini untuk kesekian kalinya Dinda berangkat ke sekolah jauh lebih pagi dari biasanya. Hal ini ia lakukan untuk menghindari bertemu dengan Gilang. Selama beberapa hari ini hatinya belum bisa sembuh dari rasa sakit itu. Ketika melihat Gilang rasa sesak di dalam dadanya tiba-tiba kembali datang.
Sebenarnya bukan hanya Gilang yang coba Dinda hindari, melainkan dirinya juga menghindari Senja. namun karena Senja satu kelas dengan dirinya, hal itu sulit untuk Dinda lakukan. maka dari itu sejauh ini Dinda tetap berusaha bersikap sewajarnya di depan gadis yang katanya adalah sahabatnya itu.
Tingkah Dinda yang mencoba selalu menghindar sepertinya dirasakan oleh Gilang dan juga teman-temannya. Pasalnya selama beberapa hari ini gadis itu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya didepan Gilang. Padahal biasanya Dinda akan datang dengan senyum merekahnya hanya untuk memberikan sekotak bekal.
Saat beberapa kali terdapat pertandingan basketpun, gadis cantik yang biasanya bersorak paling depan itu tak menampakkan wajahnya. Kekonyolan tingkah Dinda sepertinya saat ini menjadi salah satu hal yang dirindukan oleh anak-anak, terlebih lagi Gilang yang entah mengapa merasa kekosongan di setiap harinya.
" kok kucing garong beberapa hari ini kagak keliatan ya ? " tanya Bian yang benar-benar penasaran dengan perubahan sikap Dinda
" iya ni, biasanya dia bakalan heboh sendiri biar bisa curi-curi perhatian sama si Gilang " timpal Jayden
" loe gak ngerasa kangen gitu Lang, kalok gak ya apa loe gak ngerasa aneh aja gitu sama si Dinda yang tiba-tiba ngejauh dari loe ? " Beni kali ini penasaran dengan apa yang sahabatnya itu rasakan. bahkan teman-temannya yang lain saja merasa aneh dengan perubahan gadis manis itu
Gilang yang ditanya seperti itu hanya diam tak mau menjawab, namun sejujurnya Gilang benar-benar rindu sekaligus heran dengan apa yang terjadi dengan gadis itu.
" mungkin si Dinda udah capek " ucap Sean yang langsung mendapat tatapan penuh tanya dari teman-temannya
" maksud loe apa Nyuk ? " Beni bingung dengan ucapan Sean kali ini
" ya dia udah capek ngejar-ngejar Gilang yang bahkan ngelirik dia aja gak mau. Itu perempuan juga punya hati kalik, loe kira dia patung pancoran yang gak bisa ngerasain apa-apa " terang Sean.
Semua yang mendengar penjelasan Seanpun sontak menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti dan setuju. Namun lain halnya dengan Gilang. Meskipun pria itu sama sekali tidak mengeluarkan pendapat apapun bahkan terkesan tak ambil pusing dengan apa yang di ucapkan Sean, sejujurnya saat ini ia tengah berpikir keras.
Gilang susah payah untuk tidak terusik dengan perkataan Sean, namun nyatanya egonya terkalahkan kala hatinya benar-benar merasa gelisah ketika membayangkan jika gadis pemilik senyum manis itu akan benar-benar menyerah mendapatkan hatinya.
" udah dong ngomongin Dindanya. Kalian pada kagak inget apa hari ini hari apa ? " tanya Aldo seraya tersenyum sumringah
" sekarang hari sabtu begok ! " ucap Jayden seraya menonyor kepala Aldo
" kalau itu gue juga tau sapi ompong. Maksud nya hari ini hari sepsial apaan ? " Aldo kembali bertanya pada teman-temannya yang tampak saling pandang bingung
" gak asik loe pada, masa ulang tahun gue kagak ada yang inget !" teriak Aldo jengkel kala melihat kedunguan sahabatnya itu
" ya elah, kalau itu mah kagak ada special-spesialnya " ucap Jayden sembari tertawa
" makan-makan dong lah ya " ucap Beni dan Bian seraya tersenyum sumringah kala membayangkan makan gratis, maklum anak kosan.
" yoi, ntar sore kita kumpul di tempat biasanya. Jangan lupa bawa hadiah !! " teriak Aldo sembari berlalu dari sana

KAMU SEDANG MEMBACA
DINDA
FanficIni hanyalah sebuah kisah klasik dimana Cleodinda Sekar Ayu, si cewek seksi yang selalu ceria mencintai seorang pria dingin dan cuek bernama Gilang Arka Permana yang notabene adalah pria paling mempesona di seantero sekolah. namun apa mau dikata ket...