Semua penghuni sekolah mulai dari murid, guru, penjaga sekolah bahkan ibu-ibu kantin sekalipun mengetahui dengan pasti bahwa Cleodinda yang kerap disapa Dinda murid kelas XII IPS 3 mencintai bahkan terkesan tergila-giila pada Gilang sejak gadis itu menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di sekolah ini.
Meskipun berkali-kali bahkan ribuan kali Gilang bersikap acuh dan terkesan mempermalukan Dinda, namun gadis itu tak sekalipun berpaling barang sedetikpun dari lelaki itu.
Dinda bukanlah gadis buruk rupa yang dibenci setiap orang, dinda merupakan gadis cantik nan seksi yang dapat membuat lelaki manapun bertekuk lutut mengharapkan cintanya kecuali Gilang. Segala macam rayuan gombal yang laki-laki berikan tak mampu mengubah haluan hati Dinda yang sejak awal hanya tertuju pada sosok Gilang.
Kegilaan Dinda pada Gilang membuat sahabatnya Senja terkadang merasa miris, bagaimana mungkin sahabatnya yang cantik dan mempesona itu mencintai seorang pria bajingan yang sok keren itu. pertama kali melihat sosok gilang mampu membuat Senja mengakui bahwa laki-laki itu tampan diatas rata-rata, namun saat menyaksikan perlakuan buruk yang pria itu berikan pada sahabatnya membuat Senja berbalik membenci pria yang ia anggap sok keren itu.
Dinda terkesan secara suka rela melemparkan dirinya pada Gilang. Segala macam cara telah Dinda lakukan hanya untuk mendapatkan sedikit perhatian dari seorang Gilang, namun sepertinya usahanya selama ini nihil ( Nol Besar ), Gilang tak pernah menatap dirinya tak lebih dari tatapan benci.
Seperti saat ini, lagi-lagi Dinda merepotkan diri dengan membawa sekotak bekal nasi goreng hanya untuk Gilang, yang Dinda tahu pasti akan berakhir di dalam tong sampah namun tetap membuat gadis itu tersenyum seperti orang gila.
" Senja, kamu tunggu di sini dulu, aku mau anterin sarapan untuk my Hubby " Ujar Dinda saat melewati lapangan basket dimana Gilang dan teman-temannya biasa mengobrol
" Dinda, kamu gak bosen apa buatin sarapan capek-capek hanya untuk laki-laki sok keren itu. kamu tahu dengan jelaskan kalau bekal itu akan berakhir dimana " Senja mencekal lengan sahabatnya yang hendak menghambur kearah Gilang dan kawan-kawan. Senja tak ingin sahabatnya ini kembali mempermalukan diri sendiri
" gak ada kata capek dalam kamus ku kalau menyangkut Gilang " Dinda mengerlingkan matanya manja kearah Senja hingga membuat sahabatnya itu geleng-geleng kepala
" Udah ya kamu tunggu disini, aku gak mau kamu jadi sasaran temen-temennya Gilang yang gak bisa liat cewek bening dikit " Dinda membelai pipi sahabatnya itu sebentar sebelum berjalan dengan riang sembari sesekali melompat kecil hingga sedikit menyingkap rok setengah paha yang ia kenakan hingga mempertontonkan dengan jelas paha mulus milik gadis itu.
Senja sekali lagi hanya bisa menggelengkan kepala dengan lemah melihat tingkah Dinda. Dinda tak pernah mengijinkannya untuk berada di dekat teman-teman Gilang, karena Dinda tahu bahwa mereka hanyalah sekumpulan buaya lapar yang siap menerkam kelinci polos seperti Senja. Senja amat bersyukur memiliki sahabat sebaik Dinda yang selalu melindungi dirinya, baik dari mata lelaki yang lapar maupun anak-anak yang kerap mengejeknya kutu buku.
Loncatan-loncatan kecil kaki Dinda berhenti kala dirinya berada tepat di depan Gilang. Yah, seperti biasa Gilang akan menunjukkan ekspresi dinginnya kala melihat Dinda. Tapi bukan Dinda namanya jika akan terpancing kala melihat tampang cuek nan dingin milik Gilang, justru gadis itu memberikan senyuman manis terbaiknya hanya untuk Gilang seorang
" cie... ada neng Dinda, mau nganterin sarapan buat sang pujaan hati ya neng ? " goda Bian salah seorang teman Gilang yang terkenal paling sering tebar pesona
" ih, kok tebakannya bener sih " ujar Dinda malu-malu tapi mau
" ya elah, loe nganterin sarapan buat Gilang udah kayak kentut yang wajib loe keluarin dari pada sakit perut " jawab Sean yang langsung mendapatkan tawa dari semua orang yang ada di sana tak terkecuali Dinda, gadis itu juga ikut tertawa mendengar celotehan absurd dari mulut Sean
" ni buat Gilang " ucap Dinda kala selesai menertawakan kebodohannya sendiri sembari menyerahkan bekal makannya kearah Gilang
" loe bego apa gimana sih Din ? " tanya Sean, mendengar pertanyaan dari Sean membuat Dinda reflek menatap penuh tanya kearah laki-laki itu
" Gilang itu gak suka loe deketin terus. Makanan ini kalau loe mau tau " ucap Sean seraya merebut kotak bekal dari tangan Dinda dan mengacungkannya tepat di depan wajah gadis itu " bakal berakhir di kotak sampah " lanjut Sean lagi seraya mengebalikan kotak itu ketangan Dinda dengan sedikit kasar
Bukannya sedih dengan semua penjelasan yang baru saja Sean berikan, Dinda malah memberikan senyuman manisnya pada semua orang yang ada di sana " gue tahu kok, tapi gak papa itung-itung Gilang ngasih makan semut yang ada di kotak sampah " Dinda menyerahkan bekal itu langsung ke tangan Gilang
" cewek aneh " ucap Gilang kala Dinda telah berlalu pergi dari tempat itu
Dinda tidak langsung berjalan menuju kemana kelasnya berada, melainkan berjalan ketempat dimana Senja yang saat ini tengah berdiri menunggunya. Dinda berjalan sama cerianya seperti tadi, meskipun banyak pasang mata yang memandangnya dengan rendah Dinda tak pernah mau ambil pusing.
" yuk ke kelas " ucap Dinda sembari menggandeng tangan Senja dan menyeretnya sebelum gadis itu mengeluarkan pendapatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINDA
FanfictionIni hanyalah sebuah kisah klasik dimana Cleodinda Sekar Ayu, si cewek seksi yang selalu ceria mencintai seorang pria dingin dan cuek bernama Gilang Arka Permana yang notabene adalah pria paling mempesona di seantero sekolah. namun apa mau dikata ket...