Special Chapter Gilang - Senja

1.3K 88 6
                                    

Senja keluar dari taksi dengan buru-buru. Gadis itu membawa langkah kakinya memasuki bandara di mana kekasihnya dengan tanpa mengucapkan satu patah katapun pergi meninggalkannya sendirian di malam kelulusan mereka.

Dengan napas masih tersengal-sengal, memperlihatkan bagaimana buru-burunya ia membawa kaki berlari, Senja mentapa kesekeliling untuk mencari sang kekasih.

Mata bambinya mampu menangkap siluet Gilang. Namun bukan pemandangan menyakitkan seperti itu yang ingin dilihatnya. Kekasihnya kini tengah memeluk erat tubuh mungil seorang gadis yang bisa ia pastikan adalah Dinda. Hatinya teremat sakit melihat itu. Senja hanya mampu berdiri diam di tempatnya tanpa melakukan apapun, hanya memperhatikan dari jauh.

Setelah semua darama pendek itu selesai berlangsung, barulah Senja membawa kakinya mendekati sang kekasih yang tengah menundukkan kepala. Terlihat jelas jika pria itu tengah bersedih.

" Gilang " panggil Senja dengan suara lirihnya kala tepat berada di depan sang kekasih

Mendengar namanya dipanggil, Gilang mendongakan kepalanya dan menatap wanita yang dulu ia yakini sangat ia cintai itu dengan sorot mata yang sulit di artikan.

Melihat jika memang benar Gilangnya tengah kacau, Senja memberanikan diri membaw tubuh jangkung pria itu kedalam dekapannya. Aneh, Gilang sama sekali tak membalas pelukan itu. pelukan yang biasanya hangat entah kenapa terasa amat dingin.

Pelukan itu tak berlangsung lama karena Gilang lebih dulu memutuskan melerai dekapan Senja. Gilang bisa melihat tatapan heran dan juga sorot mata sedih yang kekasihnya itu berikan padanya.

Gilang sadar jika Senja pasti merasakan perubahan pada dirinya. dan dirinya pun benar-benar tak bisa menutupi apa yang dirasakannya saat ini. Berdiri bersama Senja bahkan mendapatkan dekapan hangat dari gadis ayu itu rasanya sangat salah bagi Gilang. Tubuh, pikiran dan terlebih perasaannya amat menentang keberadaan gadis itu saat ini.

Gilang menghembuskan napas beratnya kemudian meraih tangan mungil Senja kedalam genggamannya " Senja, mari akhiri semuanya "

Sejak melihat drama picisan yang kekasihnya itu lakukan, dengan berlari sekuat tenaga tanpa memperdulikan apapun hanya untuk bisa bertemu Dinda di saat terakhir. Ditambah dengan pelukan erat yang kekasihnya berikan pada gadis itu, Senja sudah sadar bahwa hal seperti ini akan terjadi.Namun ia tak pernah menyangka jika itu akan terjadi secepat ini.

Rasanya menyakitkan mendengar kalimat yang tak pernah ingin ia dengar keluar dengan lancarnya dari belah bibir pria yang ia cinta itu. ia tahu jika hubungan mereka berdua dimulai dengan cara yang salah. Namun apakah harus berakhir seperti ini ?

" kenapa Lang ? " suara Senja bergetar, bahkan air mata tak mampu lagi gadis itu bendung hingga jatuh di hadapan Gilang yang nyatanya hanya diam tanpa melakukan apapun. Tampaknya pria itu memang sudah benar-benar bertekad

" apa yang kita jalani ini tidak lah benar " Senja kembali terperangah mendengar kalimat menyakitkan Gilang selanjutnya

" maafkan aku yang telah menyakiti hati dan perasaan mu Senja. tapi sungguh aku baru tersadar sekarang, bahwa perasaan ku ini, hatiku nyatanya bukan milik mu "

" apa ini karena Dinda ? lalu kenapa baru sekarang Lang ? kenapa setelah aku benar-benar mempercayakan hati ku pada mu, kamu baru sadar jika perasaan mu itu palsu. Kepana lang ? " Senja memberondong Gilang dengan pertanyaan di sela tangisnya

" maafkan aku, sungguh maafkan aku Nja. Tapi kita tak mungkin melanjutkan hubungan ini dengan kebohongan. Karena nyatanya aku memang mencintai Dinda bukan diri mu "

" tidak, kita bisa mencobanya dulu. Siapa yang tahu jika ternyata persaan mu untuk Dinda hanyalah sebatas rasa bersalah " tolak Senja

" maafkan aku Senja tapi untuk saat ini aku benar-benar tak bisa melanjutkannya dengan mu. aku tak mau semakin menyakiti mu Senja " ucap Gilang Final sebelum melepas ganggaman tangannya di jemari mungil Senja.

" baiklah jika itu keputusan mu, tapi ijinkan aku untuk tetap berada di samping mu Lang. aku akan berusaha mendapatkan hati mu kembali " jika Gilang telah bertekad, Senja juga memiliki tekadnya sendiri.

Anggaplah saja apa yang terjadi hari ini serta Air mata kesedihan yang ia keluarkan sebagai bentuk dari rasa bersalahnya atas Dinda. Ia ikhlas dan mengaku kalah kali ini dengan melepaskan Gilang. Tapi ia tetap akan berusaha untuk mendapakan pria itu kembali.

DINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang