Bagian 20

1.4K 176 32
                                    

Dengan tergesa-gesa Dinda berlari menelusuri lorong menuju taman belakang sekolah dimana saat ini Senja dan Gilang tengah berada. Dinda ingin segera melihat kondisi sahabatnya itu.

Tahu betul jika Senja bukanlah gadis yang tangguh membuat Dinda lebih mempercepat langkah kakinya. Bayangan Senja yang tengah terisak sedih membuat Dinda merasa amat khawatir. Dalam pikirannya saat ini, Senja pasti akan sangat membutuhkannya. Gadis itu pasti tengah menunggu kehadiran Dinda.

Kedua kaki Dinda tiba-tiba terasa kaku dan amat sulit untuk digerakkan seperti ada sebuah paku yang kini menembus kedua kakinya. Langkah kaki itu terhenti kala kedua mata rusa milik Dinda menatap dengan jelas dua orang yang dicarinya tengah berpelukkan erat.

Terkejut adalah hal yang lagi-lagi harus Dinda rasakan hari ini. melihat dengan kedua matanya sendiri kedekatan mereka untuk kesekian kalinya membuat pertahanan Dinda runtuh. Ditambah dengan segala perkataan Anita dan Meta yang berputar di dalam otaknya seperti kaset rusak membuat rasa sesak di dada Dinda terasa amat menyakitkan.

Dinda masih diam terpaku di tempatnya tanpa melakukan apapun. Dirinya hanya berdiri diam memperhatikan semua yang dua sejoli itu ucapkan. Dinda ingin memastikan dengan segera bahwa apa yang tengah dipikirkannya ini tidaklah benar.

Kembali berpikir positif bahwa saat ini Gilang hanya tengah menghibur Senja coba Dinda tanamkan dalam pikirannya. Sungguh dalam hati kecilnya Dinda tengah berdoa supaya apa yang ditakutkannya tak pernah terjadi dan segala ucapan Anita hanyalah sebuah omong kosong belaka.

Tapi sepertinya harapan itu hanya tinggallah harapan kala dirinya mendengar suara lirih Senja yang terdengar jelas di telinganya.

" kita akhiri saja hubungan ini Lang " ucapan lirih ini sontak membuat jantung Dinda berdetak semakin kencang, sungguh saat ini dirinya benar-benar merasa amat takut dengan kenyataan pahit yang menantinya.

" omong kosong apa ini !! " kali ini Gilang tampak berteriak tak suka pada gadis di hadapannya itu

" hubungan ini salah, kita sudah melukai Dinda " Senja menundukkan kepalanya sedih. Saat ini semua ucapan Anita yang menyebutnya perebut pacar orang benar-benar telah terbukti.

Membayangkan kesedihan dan kemarahan Dinda jika mengetahui hubungan ini membuat Senja benar-benar sulit bernapas, ini sangat menyesakkan. Setiap hari menutupi kebohongan ini dari sahabatnya membuat Senja merasa amat berdosa

" Dia lagi...dia lagi !! kenapa Dinda yang selalu menjadi masalah ?! " tanya Gilang sembari mengacak-acak surai rambut yang sebelumnya tertata rapi.

Senja tak menjawab pertanyaan yang Gilang ajukan. Gadis itu terus saja menundukkan wajahnya sembari terus terisak. Rasanya kepalanya ingin pecah saat ini juga.

" aku sudah menuruti semua permintaan mu untuk tetap menyembunyikan hubungan kita. Aku juga sudah berpura-pura bersikap baik dan perhatian pada Dinda. Jika kamu tahu, aku sudah lelah dan muak menghadapi gadis itu. tapi aku bertahan hingga sekarang dan semua itu untuk kamu " Gilang menyentuh dagu Senja dan memaksa gadis itu untuk menatapnya

Tanpa mereka sadari, Dinda yang mendengar semua perkataan Gilang sudah tak mampu lagi menahan air matanya. Pertahannannya runtuh, hingga kedua kaki gadis itu terasa amat lemah.

Jadi selama ini sikap baik Gilang pada dirinya hanyalah tipuan belaka. Pria itu telah mempermainkan hati dan perasaannya. Dalam isakannya Dindapun tersenyum pahit mengingat bagaimana bodoh dan naifnya dirinya kala berpikir Gilang telah membuka hati untuk wanita seperti dirinya.

Tidak akan mungkin dan tidak akan pernah seorang Gilang yang pintar dan digilai oleh banyak wanita menyukai seorang Dinda yang hanya terkenal sebagai pembuat onar dan belum lagi fakta bahwa dirinya hanyalah seorang anak haram membuat Dinda lagi-lagi tersenyum pahit.

Dinda jatuh terduduk sembari membungkam kuat mulutnya agar suara isakkan itu tak sampai terdengar. Dinda benar-benar terluka, sebegitu menyakitkannya semua kebenaran yang ia dengar saat ini.

" aku yang salah Lang. aku yang sudah merebut kamu diri Dinda. Dari awal semua orang tahu kalau Dinda yang lebih dulu mencintaimu, dan selalu berusaha mendapatkan hati mu !! " teriak Senja yang sudah tak mampu memendam emosinya.

" lalu kenapa jika Dinda mencintaiku ?! Persetan dengan semua penilaian orang lain pada hubungan ini. Yang aku tahu, aku mencintaimu Senja. kamu juga mencintaiku kan ? " Gilang menatap lekat-lekat kedua manik mata sayu milik gadis yang di cintainya itu

" aku mencintai mu Lang, sangat " jawab Senja lirih.

Mendengar jawaban melegakan dari Senja membuat Gilang langsung menarik Senja kedalam pelukkannya.

" bagaimana dengan Dinda Lang ? dia pasti akan sangat terluka dengan ini " Senja masih tetap memikirkan sahabat yang telah ia bohongi itu

" kita akan menjelaskan padanya secara perlahan. aku yakin dia pasti akan mengerti, Dinda gadis yang baik " ujar Gilang masih dengan tetap memeluk Senja bahkan semakin erat

Sekali lagi apa yang di dengarnya itu membuat Dinda ingin menulikan telingannya dan pergi dari sana. Sebegitu tak pedulianya kah Gilang akan perasaannya selama ini. apa yang dirasakannya selama ini tidaklah sesepele membalikkan telapak tangan. Begitu banyak pengorbanan yang selama ini Dinda lakukan hanya untuk mendapatkan sedikit tempat di hati Gilang.

Segala macam cacian dan tatapan menghina telah dinda rasakan hanya untuk mendapatkan hati Gilang. Dinda tak pernah mengeluh sedikitpun kala beberapa siswa menggosipkannya sebagai wanita murahan, semua itu ia lakukan hanya untuk mendapatkan tempat barang sedikit di hati Gilang.

Kali ini dirinya benar-benar tak kuat jika harus mendengar kalimat-kalimat menyakitkan yang lainnya lagi. Dengan berurai air mata dan langkah tertatih, Dinda berusaha pergi dari sana.

Dinda tak memperhatikan penampilannya yang kini sungguh tampak amat kacau. Dinda tak menghiraukan rambut berantakan dan beberapa luka yang tak terasa sakit ditubuhnya. Karena saat ini yang ia rasakan hanyalah rasa sakit dan sesak di dalam dadanya.

Beberapa kali Dinda harus menghentikan langkahnya hanya untuk memukuli dadanya yang sungguh amat menyesakkan. Dinda ingin menghentikan isakan menyedihkan yang keluar dari mulutnya. Dirinya tak mau jika sampai ada orang yang melihat seberapa menyedihkannya ia saat ini.

" Dinda kamu gadis kuat sayang " ucap Dinda menghibur dirinya sendiri

Selama ini dirinya sudah sering merasakan rasa sakit dan penolakkan. Dicampakkan bukanlah hal yang baru bagi Dinda, namun entah mengapa kali ini rasanya amat sangat menyakitkan.

Apakah memang Dinda tak pantas untuk merasakan bagaimana rasanya di cintai secara tulus. Orangtuanya tak pernah menganggap keberadaannya dan sekarang sahabat dan lelaki yang dicintainya menghianati kepercayaannya. Kurang menyedihkan bagaimana kehidupannya sekarang.

Dinda pikir selama ini perhatian Gilang tulus dari hati, nyatanya itu hanyalah bualan semata. Kamuflase yang pria itu ciptakan sebelum menjatuhkannya kedalam jurang menyakitkan ini.

Dengan rasa sakit yang di milikinya saat ini Dinda semakin bingung dengan apa yang harus ia lakukan. nyatanya meskipun Gilang memberikan luka yang menganga pada hatinya, Dinda tetap tak bisa membuang rasa cintanya pada pria itu. anggaplah Dinda wanita yang bodoh, namun itulah kenyataan yang ia rasakan saat ini.

Dinda terus berpikir, bisakah dirinya tetap bersikap egois dengan berpura-pura tak terjadi apapun dan tetap mengharapkan perasaan cintanya dibalas oleh Gilang. Meskipun Gilang mencintai Senja, nyatanya pria itu tidak bisa memungkiri bahwa keluarganya menginginkan perjodohan antara dirinya dan juga Gilang. Dan sepertinya pria itu pun tak memiliki kemampuan untuk menolak.

Setelah berusaha mati-matian menghentikan isakan dan air mata yang terus mengalir di pipinya, akhirnya Dinda kembali melangkahkan kakinya dan berpura-pura tak terjadi apapun. Ya, sepertinya itulah jalan terbaik yang bisa Dinda ambil. Selama Gilang masih bisa berada di sisinya, sesakit apapun itu dirinya tak akan menyerah. Dinda ingin bersikap egois kali ini asalkan dirinya dapat mendapatkan Gilang.

DINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang