Bagian 14

1.2K 167 12
                                    

hari ini setelah jam istirahat, para guru SMA Purna Bahkti mengadakan rapat bulanan. hal yang paling ditunggu-tunggu semua siswa adalah adanya jam kosong yang dapat mereka manfaatkan untuk mengistirahatkan otak dari segala rutinitas pelajaran yang kadang kala terasa sangat menyesakkan.

Jam kosong yang ada kali ini dimanfaatkan oleh beberapa siswa untuk sekedar mengobrol bersama teman-teman ataupun nongkrong di dalam kantin. Lain halnya dengan rombongan Gilang, kali ini mereka tengah asik bermain basket hingga menarik banyak perhatian siswi mulai dari kelas X hingga kelas XII. Bagaimana mereka tidak tertarik, jika hampir seluruh siswa keren sekolah mereka tengah berkumpul di lapangan basket dan membuat kaum hawa berteriak histeris.

Di antara banyaknya teriakan dari kalangan kaum hawa itu tak tertinggal pula sosok Dinda yang saat ini juga tengah berdiri paling depan di pinggir lapangan. Gadis itu juga tak mau kalah saing meneriakkan nama pria pujaan hatinya. dinda tak akan mungkin melewatkan permainan Gilang kali ini, dirinya tidak mau ada wanita-wanita genit yang mencoba mendekati Gilang seperti gadis di sebelahnya saat ini.

Gadis itu memang sejak dulu terang-terangan membunyikan genderang perang pada Dinda. Gadis bernama Meta yang memang jauh lebih beruntung darinya itu sepertinya belum bisa move on dari mantan kekasihnya itu. Meta memang sempat menjadi salah satu kekasih Gilang meskipun hanya dalam tempo yang sangat singkat, namun tetap saja hal itu mampu membuat Dinda menggigit jarinya iri.

Beberapa kali Meta meneriakkan nama Gilang dengan suara yang tak kalah kencang dari suara Dinda. Bahkan gadis itu beberapa kali juga sengaja mendorong bahu Dinda dan juga berteriak tepat di telinga gadis itu. Dinda yang memang sudah tak mampu menahan emosinyapun tak tinggal diam dan mulia ikut menyerang Meta secara tidak langsung.

Dinda dengan sengaja menginjak kaki Meta beberapa kali hingga memancing emosi gadis itu untuk semakin brutal. Meta yang tahu bahwa Dinda sengaja melakukannyapun dengan emosi menarik bahu gadis itu untuk menghadap kearahnya

" loe sengaja nginjek kaki gue ya !! " bentak Meta tak terima

" aduh sorry Met, beneran gue gak sengaja " ujar Dinda sok polos

" gak usah sok polos loe !! " geram Meta yang sepertinya benar-benar masih belum terima dengan sikap Dinda yang sok baik di depannya itu

Dinda yang hendak kembali menanggapai perkataan Metpun dicegah oleh Senja yang sudah memegangi lengannya dan meminta sahabatnya itu untuk menjauh.

" udah lah Din, gak usah di tanggepin " ucap Senja dengan masih setia menarik sahabatnya menjauh

" alah, gak usah sok suci loe dasar perebut pacar orang " kali ini Anita mulai ikut campur dalam permasalahan Dinda " awas ati-ati Din, ntar loe di tikung lagi sama sahabat sendiri " lanjut Anita yang diikuti oleh suara tawa dari teman-teman Meta yang lainnya

" dasar murahan " ejek Meta semakin meperkeruh keadaan.

Dinda yang melihat raut sedih di wajah sahabatnyapun tak sadar mulai mengepalkan tangannya. Kali ini Dinda benar-benar sudah terpancing emosi, dirinya sudah tak bisa lagi membiarkan tingkah pongah anak remaja di hadapannya saat ini.

" tarik ucapan loe !! " teriak Dinda seraya mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Meta hingga membuat gadis itu sedikit gemetar ketakutan, namun gadis itu masih saja pura-pura tangguh.

Lain halnya dengan Meta, Anita yang memang sudah beberapa kali berhadapan dengan Dindapun memilih untuk menutup mulutnya rapat-rapat.

" gue bilang tarik ucapan loe berdua tentang Senja !! " teriak Dinda lagi

DINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang