Bagian 8

1.2K 170 6
                                    

Gilang tak tahu mengapa semua murid di sekolah saat ini tengah menatapnya, bahkan sejak saat Gilang turun dari mobil hingga dirinya tengah berjalan menuju kearah kelasnya. Sebenarnya Gilang sudah biasa menjadi pusat perhatian, namun saat ini tatapan mereka berbeda dari tatapan memuja yang sering ia dapatkan.

Merasa risih dengan semua tatapan itu membuat Gilang merogoh saku celana sekolahnya dan mengeluarkan telpon genggam yang ia simpan disana. Meneliti penampilannya menggunakan ponsel digenggamannya, Gilang tak menemukan satu keanehanpun dalam penampilannya saat ini yang bisa membuat banyak pasang mata menatap kearahnya.

Merasa bahwa tak ada satupun keanehan pada dirinya Gilang kembali melangkahkan kakinya dan bersikap tak acuh pada segala tatapan yang diberikan oleh hampir seluruh murid di sekolahnya.

Suara hempasan tas yang cukup keras pada meja membuat sekumpulan anak laki-laki yang tengah berbincang di dalam kelas terdiam sembari menatap sang pelaku dengan tatapan penuh minat.

" ngape loe, PMS ? " tanya Aldo menatap Gilang sembari mengulum senyum

" wah, kenapa ni calon lakinya Dinda " timpal Sean sembari menyenggol lengan Gilang yang membuat si empunya menatap garang kearah Sean.

" maksud loe apaan ? " tanya Gilang yang merasa risih mendengar kalimat yang keluar dari mulut Sean, belum lagi jika namanya harus disandingkan dengan nama gadis yang sudah membuat harinya seperti di neraka.

" satu sekolah juga udah pada tau kalik kalok loe sama si Dinda udah di jodohin " Gilang langsung berdiri dari duduknya dan langsung menyambar kerah kemeja Sean.

Sean yang tak siap dengan serangan dari Gilang langsung terdorong kebelakang, dirinya hampir saja jatuh terjungkal jika tidak ada meja yang saat ini menjadi sandaran punggungnya.

" siapa yang udah sebarin gosip murahan kayak gitu Hah!? "

" woi santai kalik, gue juga Cuma liat di grup sekolah " Sean menghempaskan tangan Gilang pada kerah kemejanya dan mendorong Gilang sedikit kasar. Sean meringis sembari mengusap punggungnya yang tadi sempat terbentur oleh pinggiran meja.

" udah kalik, loe pada kenapa sih pagi-pagi udah ribut " ucap Aldo memisahkan sebelum kedua temannya itu kembali berulah.

Sean dan Gilang sama-sama kembali ketempat duduknya semula setelah mendengar suara bel tanda dimulainya pelajaran telah berbunyi. Gilang tak fokus mengikuti pelajaran hari ini, karena otaknya masih saja setia memikirkan dari mana gossip tentang pejodohannya dengan Dinda bisa tersebar luas di sekolah, dan siapa sebenarnya dalang dibalik ini semua.

Pikiran Gilang terus berputar pada hal itu saja, hingga dirinya tak menyadari bahwa ternyata jam pelajaran telah usai sampai akhirnya teriakan Sean dan Aldo membuyarkan segala lamunannya.

" kantin kuy !! " ajak Sean sembari membereskan beberapa buku diatas mejanya. Gilang yang telah paham bahwa sekarang adalah jam istirahat tanpa memperdulikan ajakan Sean dan Aldo segera berlari meninggalkan kedua temannya tersebut.

Gilang semakin mempercepat langkahnya untuk segera menemui orang yang ia yakini merupakan dalang dibalik gossip murahan tentang dirinya. tanpa babibu Gilang mengcekal lengan Dinda hingga gadis itu menatap Gilang terkejut.

" Gilang " ucap Dinda dengan tatapan tak percaya bahwa Gilang saat ini tengah ada di hadapannya. Satu hal yang membuat Dinda semakin bingung adalah dengan tatapan Gilang yang jauh dari kesan bersahabat, meskipun selama ini Gilang tak pernah menatapnya bersahabat.

" ikut gue sekarang " ucap Gilang penuh penekanan pada setiap katanya, Gilangpun semakin mempererat genggamannya pada pergelangan tangan Dinda.

DINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang