Bagian 48

1.4K 120 12
                                    

Senja terus membentuk kurva indah di wajah ayunya kala memasuki gedung mewah yang telah di sulap sedemikian rupa itu. Senyum bahagia sama sekali tak bisa luntur kala maniknya melihat sekeliling yang telah di penuhi oleh orang-orang paling berharga untuknya. orang-orang yang ia sebut keluarga, yang senantiasa ada di saat terpuruk sekalipun.

Mata bambinya menatap kearah Cherin yang tengah asik bermain bersama teman kecilnya, maniknya kini beralih pada pria tampan yang baru beberapa jam yang lalu mengikrarkan diri sebagai suaminya. Pria itu meraih jemari Senja dan melingkarkannya di lengannya.

" kamu kelihatan cantik dan anggun sekali malam ini Senja " ujar Maya kala melihat kedatangan pengantin baru itu. ia meneliti penampilan Senja yang tengah menggunakan entah gaun keberapanya hari ini, yang berwarna putih tulang menjuntai panjang hingga mata kaki dan mempertontonkan bahu mulusnya.

Senja hanya mampu tersenyum malu-malu di hadapan wanita berumur itu dan semakin mengeratkan pelukannya pada lengan sang suami.

" Mama juga keliatan anggun dengan gaun hitam itu. pasti pilihan Adel ya ? " tanya Senja pada wanita berumur yang sejak dulu telah ia anggap sebagai salah satu ibunya.

Sebagai jawab Maya hanya mengaggukkan kepalanya sembari tersenyum. Dirinya kembali fokus pada Cherin dan juga teman kecilnya yang tengah asik bermain itu.

" sebenarnya aku masih gak nyangka dengan semua ini " ucap Senja lirih pada dirinya sendiri, tak menyangka jika sang suami bisa sampai mendengar gumamnanya.

Pria tampan itu menggenggam erat tangan Senja yang melingkar di tangannya dan memberikan senyum manis yang menenangkan.

" udah takdir kamu untuk jadi istriku " ucap pria tampan itu masih dengan manatap Senja dengan bola mata berbinar penuh cinta.

" dari mana aja sih mama muda satu ini, kenapa baru kelihatan ? " itu suara pekikan Sisil. Wanita itu tampak memberikan tatapan penuh ejekan kearah sepasang suami istri yang baru saja menampakkan batang hidungnya. Padahal mereka bukanlah pasangan utama di malam ini.

Suara Sisil barusan mengalihkan atensi beberapa orang yang tengah berkumpul itu. Begitu pula dengan Senja yang kini kembali mengukir senyumnya.

" biasa Ma, palingan mojok dulu sama suami tercinta, liat tu di lehernya ada merah-merah " Adel ikut mengompori ucapan sang mama hingga membuat wajah wanita yang menjadi bahan perbincangan berubah memerah karena malu.

" Aduh... kalian ini kalok main bisa sampek lupa waktu sama lupa anak ya " ucap Maya seraya menyerahkan Kimby kembali pada sang mama.

" ya maklum ajalah, namanya pengantin baru "

" ye ngaku-ngaku loe bang. Yang pengantin baru mah Kak Senja sama Bang Rendy " celetuk Adel mengoreksi kalimat yang di ucapkan oleh Gilang hingga membuat pria itu hanya meringis

" sirik aja lu jomblo, meskipun aku sama Dinda udah nikah lama tapi rasanya tetep kayak pengantin baru. Iya gak sayang ? " Gilang bertanya pada sang istri hingga membuat Dinda semakin memerah karena malu. Hingga akhirnya ia memberikan cubitan keras di pinggang sang suami

" aduh !!! iya-iya Bunda ampun. Aduh udah dong, kalok mau main cubit-cubitan lagi entar aja di kamar " pekik Gilang kesakitan namun tak lupa memberikan godaan pada sang istri

" entar malem gak ada jatah " ucap Dinda sengit hingga membuat suara gelak tawa memenuhi ruangan itu, melihat tingkah Gilang yang langsung cemberut dan merengek memohon maaf kepada si belahan jiwa.

Mengabaikan rengekan sang suami, Dinda melangkah mendekat kearah raja dan ratu pada malam itu. sepasang suami istri yang baru saja mengikrarkan janji suci mereka berdua pagi tadi.

DINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang