Bagian 38

1.7K 199 38
                                    

Maya tampak bahagia malam ini, ditandai dengan senyum manis yang sejak tadi tak pernah luntur barang sedikitpun dari wajah yang tampak tak menua. Malam ini merupakan malam yang sudah sejak lama ia rencanakan dan ia tunggu-tunggu. Setelah membutuhkan berbagai macam cara, akhirnya ia berhasil membuat putra sulungnya itu setuju untuk mengikuti acara makan malam keluarga ini.

" kau yakin jika Gilang akan datang ? " tanya Sisil pada sudara perempuannya itu. Sungguh dirinya merasa amat was-was dengan rencana yang memang sudah sejak lama mereka rencanakan.

" kau tenang saja, kali ini ancaman ku pasti berhasil. Lagi pula aku telah menghubungi Jayden untuk memastikan jika anak nakal itu akan datang malam ini " ucap Maya penuh rasa percaya diri

Masih dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya, Maya mengalihkan pandangannya pada gadis cantik yang baru saja datang memasuki kediamannya sembari menggenggam tangan mungil Cherin.

" Tidakkah kau lihat bagaimana cantiknya Senja dalam balutan gaun sesederhana itu, aku jadi tidak sabar melihatnya menggunkan gaun pengantin " ucap Maya gemas mengabaikan tatapan suaminya yang tampak kurang senang dengan rencananya itu

Semua anggota keluarga telah berkumpul, mereka tengah sama-sama menunggu kehadiran si pemeran utama dalam acara malam ini sembari sesekali berbincang-bincang ringan.

kebahagiaan dalam perbincangan ringan itu nyatanya tak bertahan lama kala si pemeran utama tak datang seorang diri. Pria bernama Gilang itu nyatanya datang sembari membawa, bukan lebih tepatnya menyeret paksa seorang wanita yang sejak tadi meronta untuk di lepaskan.

Wajah Maya yang sejak tadi tampak sumringahpun berubah menjadi pias karena terkejut

" Gilang ?! " panggil Alex kala melihat sang putra tampak sibuk menyeret gadis cantik yang terus meronta itu untuk mendekat

" apa yang tengah terjadi ini ? " Alex kembali bersuara kala tak mendapatkan respon berarti dari sang putra yang tetap setia menggenggam tangan gadis cantik putri sahabatnya itu.

Flashback On

Gilang sudah amat pusing dengan segala teror yang sejak beberapa bulan ini ia terima dari sang ibu, dan teror itu berubah semakin parah ketika wanita itu mengetahui perihal keinginannya untuk mendapatkan hati gadis bernama Dinda itu kembali.

Sungguh Gilang merasa kepalanya ingin pecah saat ini juga. Belum berhasil meluluhkan hati Dinda, ia harus semakin dibuat kalang kabut dengan tingkah sang ibu yang terus menjodohkan dirinya dengan Senja. Tidakkah ibunya bisa melihat dengan jelas siapa wanita yang ia inginkan saat ini dan bahkan untuk selamanya.

Dengan pemikiran kalutnya, setelah menyelesaikan panggilang penuh ancaman dari sang ibu, Gilang melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sebuah butik dimana wanita yang ia cintai menghabiskan separuh harinya.

Jika dengan cara baik-baik nayatanya tak mampu membuat gadis bernama Dinda itu luluh, sepertinya Gilang harus sedikit merubah rencananya. Memberikan sedikit improvisasi pada rencananya dengan bertindak sedikit lebih kasar sepertinya menjadi satu-satunya cara agar ia bisa menyelamatkan perasaan cintanya untuk gadis cantik itu.

Tanpa babibu, Gilang menyeret Dinda untuk ikut dengannya menuju kediaman orangtuanya yang pasti kini tengah berkumpul merencanakan pernikahan gilanya bersama Senja

" Gilang, apa yang kau lakukan ! lepasakan tangan ku, apa kau Gila ! " Dinda terus meronta ingin dilepaskan disertai teriakan kesal yang meluncur dari bibir manisnya

" ikut dengan ku sekarang, kita sudah tak punya banyak waktu " geram Gilang kesal sembari memaksa Dinda memasuki mobilnya

" aku tak mau, minggir " Dinda tetap berusaha melarikan diri dari sosok gila dihadapannya itu

DINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang