Bagian 30

2K 206 21
                                    

Acara perpisahan yang di adakan oleh sekolahan Dinda diadakan malam ini. Dengan amat terpaksa Dinda tak bisa mengikuti acar yang amat dinanti-nanti oleh seluruh siswa dari berbagai angkat itu, pasalnya jadwal penerbangannya ke Singapura yang juga tepat di malam ini.

Masih berat bagi Dinda untuk meninggalkan banyaknya kenangan di kota kelahirannya itu, belum lagi perasaan sedih kala ia juga tak bisa mengucapkkan kalimat perpisahan pada teman-teman dekatnya.

"ayo sayang " ajak Wijaya seraya mengambil alih koper di tangan putri dari istrinya itu

Dinda hanya menganggukkan kepalanya sembari memberikan sebuah senyum tipis pada pria yang mulai sekarang ia panggil ayah itu

" jangan seperti ini, kau membuat papa semakin merasa berat melepas mu " Toni memeluk tubuh mungil Dinda dan membelai suari lembut gadis itu dengan sayang

" aku baik-baik saja pa, lagian kalian semua akan sering-sering mengunjungi ku kan ?" Dinda menatap anggota keluarganya meminta kepastian

Dengan pasti Amira, Kinan dan Toni menganggukkan kepalanya antusias. Hingga membuat Dinda tak kuasa menyembunyikan senyuman bahagia di wajah cantiknya.

Dinda membawa tubuh ketiga orang yang disayanginya itu kedalam pelukkannya. Ia memeluk mereka dengan amat erat hingga membuat Kinan meronta karena merasa sesak.

" sudah cukup pelukkannya, kalian membuat ku iri saja " ucap Sekar seraya pura-pura merajuk

" kau sudah tua, tak pantas lagi merajuk seperti itu " Amira mengejek Sekar dengan semakin mengeratkan pelukkannya pada Dinda.

" kalian ini terlalu mendramatisir, padahal minggu depan saja kalian sudah terbang untuk menjenguk putriku " Sekar tampak semakin merajuk hingga membuat wanita itu semakin menekuk wajahnya dan tanpa sadar menimbulkan gelak tawa di tengah-tengah mereka.

Kebahagiaan sederhana seperti ini nyatanya mampu membuat hati Dinda menghangat. Ia hanya terus berahap agar kedamaian dan kebahagian selalu menyertai keluarga besarnya ini. Dinda tak menginginkan apapun lagi saat ini.

Suara pengumuman bahwa penerbangan menuju Singapura akan segera berangkat, Dinda yang tak pernah lepas dari genggaman sang bunda pun melangkah beriringan. Dalam hati Dinda kembali memantapkan hatinya.

Baru beberapa melangkah, tubuh Dinda reflek menoleh kebelakang kala mendengar teriakan seseorang yang tengah memanggil namanya. Dengan amat terkejut Dinda melihat kedatangan Gilang yang tengah berlari kearahnya dengan keadaan kacau di ikuti oleh teman-temannya.

Flashback On

Siswa dan Siswi yang berkumpul di aula sekolah mala mini tampak sungguh menikmati acara. Terdapat banyak remaja yang menjadikan acara malam ini sebagai acara berkumpul, mencari jodoh bahkan hingga ajang bermesraan.

Namun kemeriahan acara malam itu harus sedikit terintrupsi kala seorang Sean dengan tanpa dosanya menghampiri sosok Gilang dan memberikan sebuah pukulan telak yang cukup keras di rahang pria itu.

Gilang yang tengah asik bersama Senja tersentak kebelakang tanpa sempat melawan. Pekikak keras para remaja putri memenuhi ruangan pesta yang berbuah menjadi hening dan mencekam itu.

Melihat kekasihnya terluka, dengan sigap Senja membantu Gilang berdiri. Namun dirinya tersentak kala Gilang tiba-tiba bangun dan memberikan pukulan balasan di wajah sahabatnya itu

" Masalah loe apa hah !! " teriak Gilang kala memberikan bogemnya pada Sean

Karena keadaan yang makin memanas, anak-anak yang lain mencoba melerai perkelahian diantara keduanya.

" loe kenapa sih Yan ? " Tanya Jayden seraya memegangi tubuh Sean yang berontak mencoba kembali menghajar Gilang

" itu balasan buat pria brengsek kayak loe, balasan untuk rasa sakit Dinda selama ini !! " teriak Sean dengan emosi yang kentara

DINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang